Hujan di Lamongan Belakangan Ini Ternyata Hasil Modifikasi Cuaca BMKG

Hujan di Lamongan Belakangan Ini Ternyata Hasil Modifikasi Cuaca BMKG

Eko Sudjarwo - detikJatim
Senin, 03 Jun 2024 20:17 WIB
Peta pelaksanaan teknologi modifikasi cuaca (TMC) atau hujan buatan oleh BMKG. Lamongan salah satu sasaran.
Peta pelaksanaan teknologi modifikasi cuaca (TMC) atau hujan buatan oleh BMKG. Lamongan salah satu sasaran. (Foto: Istimewa)
Lamongan -

Lamongan beberapa hari belakangan sering hujan. Hujan yang turun di Lamongan ini ternyata hasil dari program teknologi modifikasi cuaca (TMC) yang dilakukan BMKG.

Program TMC ini merupakan realisasi program inovasi dari BMKG bersama Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWS). Jalannya program ini disampaikan Kepala Dinas Pengerjaan Umum Sumber Daya Air (PU SDA) Lamongan, Gunadi.

Dia mengatakan tujuan utama pelaksanaan TMC ini adalah untuk mengamankan pasokan air, terutama pada jaringan irigasi pertanian di Lamongan. Sehingga, kata Gunadi, kebutuhan air selama musim kemarau ini tercukupi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami sudah dikonfirmasi oleh BMKG dan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWS) bahwa Lamongan masuk sebagai daerah yang dilakukan TMC. Tujuannya untuk mengamankan pasokan air di musim kemarau," kata Gunadi di kantornya, Senin (4/6/2024).

Gunadi menyebutkan bahwa TMC ini adalah yang pertama kalinya dilakukan di Lamongan. Dia juga menjelaskan bahwa Lamongan masuk dalam cluster 4 di mana Senin (3/6/2024) pukul 13.15 WIB akan dilangsungkan penerbangan sorti 1.

ADVERTISEMENT

"Penerbangan sorti dilakukan menggunakan sistem tebar garam pada awan yang berpotensi hujan menggunakan pesawat dari Malang," ujarnya.

Gunadi mengungkapkan bahwa pelaksanaan TMC ini seluruhnya dilakukan BBWS dan BMKG. Sedangkan Pemda Lamongan hanya bertugas memantau curah hujan dan kondisi waduk di daerah masing-masing. Ada 2 penampungan air di wilayah aliran Bengawan Solo yang akan dilakukan TMC.

"Ada dua penampungan air yang akan dipenuhi, semuanya ada di wilayah selatan, yaitu Waduk Gondang dan Waduk Prijetan. Karena wilayah selatan di Lamongan mengalami kekeringan, sedangkan wilayah utara masih bisa dikategorikan aman dengan lokasinya dekat dengan bengawan," kata Gunadi.

Pelaksanaan TMC, ungkap Gunadi, dimulai sejak 30 Mei hingga 10 Juni mendatang. Selain untuk mengatasi kekeringan TMC juga dilakukan untuk mendukung program ketahanan pangan dari pemerintah.

Sebagai daerah yang berpredikat sebagai lumbung pangan nasional Lamongan memang sangat membutuhkan program ini. Karena itulah Pemkab Lamongan mendukung penuh pelaksanaan program TMC.

"Terutama di wilayah selatan, ketersediaan air untuk pertanian hanya mengandalkan dari infrastruktur sumber daya air seperti waduk dan embung. Dengan TMC volume Waduk Gondang hari ini menjadi 9.534 juta m³ atau bisa dibilang penuh. Begitu juga Waduk Prijetan dengan volume 5.407 juta m³," katanya.

Gunadi berharap, melalui TMC ini kedua waduk yang ada di wilayah selatan Lamongan bisa menjadi penuh. Sehingga kedua waduk itu mampu mencukupi kebutuhan musim tanam kedua dan cadangan air untuk musim tanam ketiga.




(dpe/iwd)


Hide Ads