
Fenomena Sosial "Latto-Latto"
Suara latto-latto yang khas itu dalam beberapa bulan terakhir ini telah meramaikan ruang dan peristiwa pendengaran kita.
Suara latto-latto yang khas itu dalam beberapa bulan terakhir ini telah meramaikan ruang dan peristiwa pendengaran kita.
Sempat viral di media sosial, sebuah video menunjukkan anak bermain di sebuah ruangan yang dinarasikan sebagai ruang tunggu RS. Beneran ganggu konsentrasi sih!
Dinas Pendidikan (Disdik) Kapuas Hulu, Kalimantan Barat (Kalbar) melarang siswa membawa latto-latto ke sekolah. Larangan ini dilatarbelakangi dua alasan.
Seorang bocah di Kubu Raya, Kalimantan Barat, berinisial AN harus menjalani operasi mata akibat main lato-lato. Begini kronologinya.
Insiden tragis dialami seorang bocah di Kubu Raya, Kalbar saat bermain latto-latto. Matanya harus dioperasi karena terkena serpihan pecahan bola latto-latto.
Di awal kemunculan, tren lato-lato disambut baik karena membuat anak-anak teralihkan dari 'kecanduan' gadget. Tapi lama-lama kok makin 'meresahkan' ya?
Sejumlah netizen merasa terhibur dan tak ada yang salah dengan video tersebut. Lalu kenapa Aipda Dwi Hartono dihukum push-up?
Tren latto-latto mendatangkan berkah bagi penjual mainan di Kota Makassar, Sulsel. Cuan besar terus mengalir hingga membuat omzet penjualnya membengkak.
Permainan latto-latto semakin meluas ke berbagai daerah, termasuk di Kota Makassar. Pedagang mainan turut dibuat untung dengan tenarnya latto-latto.
Presiden Jokowi mengunggah poster ucapan 'Selamat Hari Ibu' yang diperingati hari ini. Mainan latto-latto yang kini sedang tren di Sulsel turut muncul.