
Oseltamivir-Azithromycin Tak Lagi Disarankan, Paket Isoman COVID-19 Berubah?
Rekomendasi terbaru para dokter tak lagi memasukkan Oseltamivir-Azithromycin untuk terapi utama COVID-19. Padahal, keduanya ada dalam paket isoman Kemenkes.
Rekomendasi terbaru para dokter tak lagi memasukkan Oseltamivir-Azithromycin untuk terapi utama COVID-19. Padahal, keduanya ada dalam paket isoman Kemenkes.
Oseltamivir dan azithromycin belakangan jadi incaran banyak orang. Padahal, keduanya kini tak lagi menjadi 'obat' COVID-19 rutin gejala ringan.
Polisi memanggil perusahaan penyuplai Azithromycin di Semarang untuk mendalami penimbunan obat di gudang PT ASA di Jakbar.
Obat isoman COVID-19 Oseltamivir dan Azithromycin susah sekali dicari belakangan ini. Kabar baiknya, kedua obat ini sudah tidak lagi jadi terapi utama COVID-19.
Beberapa obat isoman COVID-19 langka di pasaran. Ironisnya, obat-obatan tersebut marak dijual secara ilegal di lapak-lapak online, menggunakan nama pelesetan.
Obat-obatan untuk isoman COVID-19 langka di pasaran. Beli di online shop pun harus kucing-kucingan. Sebab, nama-namanya dipelesetkan agar tak di-take down.
Obat Azithromycin belakangan langka di pasaran. Antibiotik ini banyak diresepkan untuk pasien isolasi mandiri COVID-19 dengan gejala tertentu.
Distributor obat, PT ASA diduga sengaja menimbun Azithromycin agar bisa menjualnya 2 kali lipat lebih tinggi dari HET. Azithromycin adalah obat terapi Covid.
Relawan Jokowi Mania (JoMan) menyebut ada mafia di balik aksi penimbunan 'obat COVID'. Polisi diminta untuk mengungkap mafia hingga ke aktor intelektualnya.
Polisi mendalami penyelidikan terkait penimbunan obat antivirus pada salah satu distributor di Jakbar. Polisi akan mengungdang ahli dari Kemenkes-BPOM.