.webp)
Driver Ojek Online (ojol) yang viral di media sosial lantaran mengaku dibegal, ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka oleh Polrestabes Medan. Pelaku terbukti telah menyebarkan berita bohong atau hoaks.
"Kami Satreskrim Polrestabes Medan merilis terkait beberapa waktu lalu ada berita pembegalan terhadap ojol yang di Jalan Sei Batang Hari, Kelurahan Baburah, Kecamatan Medan Sunggal. Ternyata, setelah kita datangi, rekan-rekan ini hoaks, yang artinya ini penyebaran berita bohong dan ini tidak perlu ditiru," ujar Kasat Reskrim Polrestabes Medan, Kompol Jama Kita Purba saat konferensi pers, Kamis, (10/10/2024).
Kompol Jama menjelaskan bahwa pelaku bernama Taufik Hidayah (36). Ia menyebutkan bahwa sehari-hari pelaku memang bekerja sebagai driver ojol.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Usai menerima informasi soal video viral, Polrestabes Medan beserta Polsek Sunggal langsung bergegas menemui Taufik. Akan tetapi, ketika ditanya mengenai alibi dan fakta yang terjadi, tersangka tidak mampu menjelaskan dengan baik.
"Kami mendatangi korban pada saat itu, kemudian kita kejar alibinya, kita kejar fakta-faktanya, ternyata dia tidak bisa menerangkan yang sebenarnya," katanya.
Jama menyebut pelaku telah ditetapkan jadi tersangka dan ditahan. Pelaku dijerat UU ITE Jo Pasal 55 dan Pasal 56 KUHPidana atau Pasal 318 KUHPidana dengan ancaman hukuman maksimal enam tahun penjara.
Bersamaan dengan itu, Kompol Jama mengatakan pihaknya juga mengamankan sejumlah barang bukti berupa 1 jaket ojol berwarna hijau, 1 celana panjang yang sudah robek di beberapa bagian, dan 1 unit hp. Ia menyebut bahwa barang bukti tersebutlah yang digunakan pelaku untuk meyakinkan orang-orang.
"Sehingga inilah cara dia meyakinkan orang, meyakinkan teman-temannya," sebutnya
Sebelumnya, viralnya sebuah video menarasikan driver ojol yang dibegal di Jalan Sei Batang Hari, Kelurahan Baburah, Kecamatan Medan Sunggal, Selasa (8/10). Dalam video tersebut, tersangka dalam posisi terduduk dan masih mengenakan jaket ojol dan celana yang robek di beberapa bagian.
Artikel ini ditulis Evita Doryna Ginting, mahasiswa Program Magang Merdeka di detikcom.
(mjy/mjy)
