Eks anggota DPRD Toba Wesley Sitorus tewas dengan bekas luka jeratan di leher. Polisi pun kini tengah menyelidiki penyebab tewasnya Wesly.
Mayat Wesly ditemukan di rumahnya yang berada di Desa Patane V, Kecamatan Porsea, Toba, Sumatera Utara (Sumut). Wesly diketahui meninggal dunia dengan bekas luka jeratan di leher saat mayatnya ditemukan pada Jumat (2/8) lalu.
Berikut ini detikSumut sajikan sejumlah fakta terkini terkait penemuan mayat Wesly di rumahnya. Simak ulasannya sampai akhir ya!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
6 Fakta Tewasnya Eks Anggota DPRD Toba dengan Luka Jerat di Leher
1. Mayat Wesly Divisum di RSUD Porsea
Kasi Humas Polres Toba AKP Bungaran Samosir mengatakan jika mayat Wesley ditemukan tergeletak di depan pintu kamar tidur. Penemuan mayat tersebut pada Jumat (2/8).
"Posisi mayat ditemukan tergeletak posisi telungkup di depan pintu kamar tidur. Iya (mantan anggota DPRD Toba). Tahun 2005 kali ya, hanya satu periode saja," kata AKP Bungaran, Sabtu (3/8/2024)
Personel Polsek Porsea dan Satreskrim Polres Toba kemudian membawa mayat tersebut ke RSUD Porsea Parparean untuk divisum. Setelah divisum, ditemukan sejumlah luka di bagian tubuh Wesley, termasuk bekas jeratan di bagian leher.
"Adapun hasil pemeriksaan luar yang dari visum terdapat beberapa luka lecet di tubuh," ungkapnya.
2. Sekujur Tubuh Wesly Dipenuhi Luka
Polisi kemudian menjelaskan hasil visum terhadap mayat Wesly. Banyak luka di tubuh Wesly yang ditemukan.
"Luka lecet di atas pelipis sebelah kanan, luka lecet di kening tengah di sebelah kiri, luka lecet di samping wajah kanan, luka jeratan di leher, luka lecet bahu kiri atas, rusuk sebelah kiri bengkak dan ada luka-luka lecet lainnya," ucapnya.
3. Polisi Sebut Kematian Wesly Tak Wajar
Pasca divisum di RSUD Porsea, mayat Wesley dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Tebing Tinggi untuk dilakukan autopsi. Polres Toba kemudian melakukan penyelidikan terhadap penemuan mayat tersebut.
Berdasarkan kesimpulan sementara polisi menyebut penyebab kematian Wesly tidak wajar. "Kasus penemuan mayat sudah di tangani oleh pihak Kepolisian Resort Toba dan melakukan penyelidikan terhadap kasus penemuan mayat yang diduga meninggal tidak wajar," tutupnya.
4. 12 Saksi Diperiksa Terkait Kematian Wesly
Meski menilai kematian Wesly tak wajar, Bungaran belum bisa memastikan apakah korban dibunuh atau tidak. Dia menyebut pihaknya masih mendalaminya.
"Ini masih dalam proses, namun sampai saat ini kita mendalaminya," ujarnya.
Perwira pertama Polri itu mengatakan ada 12 saksi yang telah diperiksa terkait kejadian itu. Saksi-saksi itu di antaranya keluarga korban dan saksi yang pertama kali menemukan jasad Wesley.
"Yang sudah kita mintai keterangannya sudah 12 orang, mulai dari istri dan kedua anaknya. Kemudian, orang yang pertama melihat mayat korban di rumah, orang yang mengantar mayat korban ke rumah sakit. Selanjutnya, sebelum korban ditemukan meninggal, korban ada bertemu dengan teman-temannya. Kalau hasil autopsi dan hasil labfor belum keluar," bilang dia.
5. Mayat Ditemukan Warga yang Hendak Belanja di Panglong Milik Wesly
Kanit Pidum Satreskrim Polres Toba Ipda Zulkifli mengatakan jasad korban ditemukan di rumahnya yang berdekatan dengan panglong korban di Desa Patane V, Kecamatan Porsea, Jumat (2/8). Awalnya, ada seorang warga yang hendak membeli bahan bangunan di panglong korban.
"Ada orang mau beli bahan bangunan ke panglong dia (korban). Jadi, dilihat panglongnya tutup, kemudian si orang ini menanyakan, kebetulan di samping panglong itu ada bangun rumah, ada tukangnya lah di situ. Ditanyakan lah, ini panglongnya kok tutup, mana orangnya?" ujar Zulkifli, Selasa (20/8).
Lalu, warga itu pergi ke rumah korban yang berada di belakang panglong itu. Warga tersebut lalu memanggil korban, tetapi tidak ada jawaban.
Karena pintu rumah korban sedikit terbuka, warga pun membuka pintu rumah korban. Saat itu, warga tersebut menemukan korban sudah dalam keadaan telungkup di depan pintu kamarnya.
Kemudian, warga tersebut kembali menemui tukang bangunan yang berada di dekat panglong korban itu untuk menyampaikan kondisi korban. Lalu, mereka mendatangi rumah korban dan mengecek korban.
"Terus mereka sama-sama lah melihat ke dalam rumah, ditengok lah si Wesly ini sudah kaku. Jadi, orang ini dua lah memberitahu masyarakat setempat bahwasanya sudah meninggal," jelasnya.
6. Polisi Tunggu Hasil Autopsi Jasad Wesly
Warga pun memberitahu Polsek Porsea soal kejadian itu. Tak lama, pihak kepolisian datang dan membawa jasad korban ke rumah sakit.
Lalu, petugas menghubungi pihak keluarga dan menyampaikan soal kematian korban. Selang beberapa waktu, keluarga korban pun datang ke rumah sakit.
Zulkifli turut menjelaskan soal informasi adanya bekas jeratan di leher korban. Dia menyebut bekas itu diduga bukan bekas jeratan.
"Itu bukan di leher jeratannya, di dekat lengannya, di dada depan. Jadi, kalau sepintas macam jeratan tali, padahal kalau menurut dokter itu bekas lipatan daging ke daging. Jadi, macam tali, seolah-olah macam jeratan," jelasnya.
Terkait apakah korban dibunuh atau tidak, Zulkifli belum bisa memastikannya. Dia mengatakan pihaknya masih menunggu hasil autopsi.
"Belum bisa dipastikan, kita masih mencurigai kematiannya. Kita masih nunggu hasil autopsi sama hasil lab. Kita belum bisa memastikan matinya karena apa," pungkasnya.
Selengkapnya di Halaman Berikutnya...
7. Istri dan Anak Tak Ingin Jasad Wesly Diautopsi
Zulkifli menambahkan pihaknya sempat dihubungi anak dan istri korban. Keluarga menyatakan menolak jasad Wesly diautopsi.
"Kita hubungi pihak keluarga korban, istri sama anaknya datang. Sudah itu kita arahkan minta autopsi, pihak keluarga nggak mau, nggak usah diautopsi, langsung bawa saja ke rumah. Jadi, karena kewajiban polisi untuk mengautopsi," katanya.
Zulkifli menyebut keluarga korban juga menolak membuat laporan atas kematian Wesly. Alhasil, pada akhirnya polisi membuat laporan model A terkait kematian itu. Untuk diketahui, laporan model A ini adalah aduan yang dibuat oleh anggota polisi, bukan masyarakat.
"Mereka (keluarga) juga nggak mau buat pengaduan. Jadi, kita buatkan lah pengaduan model A, makanya bisa diautopsi di RS Bhayangkara Tebing Tinggi," ujarnya.
8. Keluarga Anggap Kematian Wesly Wajar
Keluarga Wesly meyakini korban meninggal karena sakit yang dideritanya. Sebelum tewas, kata Zulkifli, korban juga sempat opname di rumah sakit.
"Alasan (keluarga) dianggap meninggal wajar karena si korban ini baru keluar dari rumah sakit, baru opname, seminggu sebelumnya baru keluar. Kemudian juga tanda hitam di kepala itu, mereka (keluarga) yakin bukan karena pukulan, tapi karena jatuh di lantai, telungkup. Dia (korban) ada riwayat sakit, tensi tinggi, sakit gulanya, ada sakit lain," jelasnya.
Zulkifli menyebut korban tinggal berpisah dengan istri dan anaknya. Namun, beberapa kali, istri korban masih datang mengunjungi korban.
"Jadi, si korban beda rumahnya sama istrinya, orang ini udah istilahnya sudah pisah ranjang. Walaupun sudah pisah, masih mau istrinya jenguk dia, melihat dia di panglong, masih mau datang, cuman orang itu nggak satu rumah," ujarnya.
Simak Video "Video: Catatan Riwayat Penyakit Gene Hackman dari Hasil Autopsi Akhir"
[Gambas:Video 20detik]
(astj/astj)