Lalu, puluhan orang itu mendobrak pintu rumah dan langsung memukuli Doli di lantai tiga rumah tersebut. Selain itu, barang-barang yang berada di kamar Doli itu itu juga dirusak. Edward menyebut bahwa orang-orang tersebut juga mengambil uang sebesar Rp 40 juta dari kamar Doli.
"Kata orang kampung situ, katanya yang membawa Doli berseragam kaos hitam ada sekitar 30 lebih orang, naik lima mobil. Dia (Doli) dipukuli di rumah, dari lantai tiga sampai bawah darah semua, masih ada darahnya enggak kami lap," ujarnya.
"Semua hancur, laptop, hp, terus duit tabungannya di laci sekitar Rp 40 juta diambil, hilang semua. Duit itu kan setoran ke atasannya lagi uang parkir. Habis diobrak-abrik semua, porak-poranda, lemari kami porak-poranda dibongkar," sambung Edward.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Begitu mendapatkan informasi itu, kata Edward, dirinya langsung menuju rumahnya. Namun, setibanya di rumah mereka, dia sudah tidak lagi menemukan Doli.
Setelah itu, Edward mencari tahu keberadaan anaknya ke Polsek Medan Baru, Polsek Medan Barat dan Polrestabes Medan, tetapi tidak ditemukan. Belakangan dia mengakui anaknya dibawa oleh oknum TNI dan tengah berada di RS Bhayangkara.
"Setelah itu, anak saya ini yang bawa masih samar-samar. Kami cek lah, rupanya dia ditahan TNI. Dari jam 10 pagi sampai jam 11 malam baru ketemu saya, itupun dah di rumah sakit. Saya sempat mengira anak saya udah meninggal, muka dia babak belur, kepala luka-luka," ujarnya.
Berdasarkan pengakuan Doli, kata Edward, dirinya sempat cekcok dengan personel TNI bermarga Sirait, bukan dengan Prada Defliadi. Doli, kata Edward, sempat meminta dirinya untuk mencari personel bermarga Sirait itu untuk meminta maaf.
Edward juga sekaligus menyebut bahwa anaknya bukanlah anggota geng motor, melainkan Ketua Ranting IPK Sekip.
"Tapi bukan sama dia (Prada D), berantem sama tentara marga Sirait, namanya saya kurang tahu. Doli nyuruh saya nyari dia, Doli mau minta maaf. Waktu nyerang rumah itu ada katanya ikut. Ikut dia (Sirait)," sebutnya.
Dia menyebut pihaknya telah melaporkan dugaan penganiayaan kepada anaknya itu ke Polrestabes Medan. Dia berharap hukum dapat ditegakkan dengan adil. Edward juga turut menyayangkan aksi yang dilakukan orang-orang yang menyerang rumah mereka.
"Tolong ditegakkan hukum, jangan main hakim sendiri. Kalau pun ada salah, kan gak boleh begitu caranya sampai rumah diobrak-abrik, dihajar di depan mamanya, gak ada surat tugas," pungkasnya.
Baca selengkapnya di halaman berikut...
Simak Video "Video Viral Santri Ponpes Malang Dicambuki Pengasuh"
[Gambas:Video 20detik]