Medan -
Sejumlah peristiwa dan kasus kriminal terjadi di Sumatera Utara (Sumut) dalam sepekan terakhir. Mulai dari bocah yang disetubuhi ayah selama dua tahun hingga pasangan suami istri (pasutri) membuka laboratorium ekstasi di rumahnya.
Berikut detikSumut rangkum sejumlah kasus yang terjadi dalam sepekan terakhir:
1. Bocah 14 Tahun Disetubuhi Ayah Kandung Selama 2 Tahun
Seorang bocah 14 tahun di Kabupaten Karo, disetubuhi ayah kandungnya HST (46). Persetubuhan itu telah dilakukan pelaku berulang kali selama dua tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pelaku merupakan ayah kandung (korban) sendiri berinisial HST," kata Plh Kapolres Tanah Karo AKBP Oloan Siahaan saat konferensi pers, Selasa (11/6/2024).
Oloan menyebut aksi bejat itu pertama kali dilakukan pelaku pada Juni 2022 dan terakhir pada April 2024 di rumah mereka. Persetubuhan itu baru diketahui keluarga korban pada, Kamis (6/6) dan dilaporkan ke Polres Tanah Karo Jumat (7/6).
Usai menerima laporan itu, kata Oloan, pihaknya pun menyelidiki kasus tersebut dan langsung mengamankan pelaku pada hari yang sama setelah dilaporkan.
2. 2 Pekerja Tewas Usai Masuk Tong Bahan Kimia
Dua pekerja PT Central Proteina Prima di Kecamatan Medan Amplas, Kota Medan, diduga tewas usai masuk ke tong berisi cairan kimia.
Kapolsek Patumbak Kompol Faidir Chaniago membenarkan informasi kejadian itu. Dia mengatakan peristiwa tersebut terjadi pada Senin (10/6).
Namun, terkait dugaan kedua korban tewas karena masuk tong cairan kimia, Faidir mengatakan pihaknya masih menyelidikinya. Faidir juga belum memerinci identitas kedua korban.
"Masih dalam penyelidikan," kata Faidir saat dikonfirmasi detikSumut, Rabu (12/6).
Faidir mengatakan keluarga korban tidak membuat laporan atas peristiwa tersebut. Selain itu, keluarga korban juga sudah membuat pernyataan tidak keberatan atas kejadian itu.
Meski begitu, mantan Kapolsek Medan Area itu menyebut pihaknya telah mengecek lokasi kejadian itu. Selain itu, ada sejumlah saksi yang telah diperiksa.
Namun, kata Faidir, saat mereka tiba di lokasi, pabrik tersebut sudah dalam keadaan kosong, hanya ada petugas penjagaan.
Baca selengkapnya di halaman berikut...
3. Personel Polisi Diserang Warga hingga Masuk RS
Personel Satlantas Polrestabes Medan Bripda Kelvin diserang warga hingga harus mendapatkan perawatan di rumah sakit. Polisi telah mengamankan dua pelaku penganiayaan itu.
Kapolrestabes Medan Kombes Teddy Jhon Sahala Marbun mengatakan peristiwa itu Selasa (11/6). Awalnya, Bripda Kelvin dan personel Satlantas Polrestabes Medan lainnya tengah sarapan pagi di salah satu warung di Jalan Multatuli, Kecamatan Medan Maimun.
"Ketika sarapan datang, seorang warga bernama Reza asal Kalimantan meminta pertolongan kepada korban karena disekap sejumlah orang salah satunya bernama Bobi," kata Teddy, Rabu (12/6).
Mendengar hal itu, kata Teddy, Bripda Kelvin langsung mendatangi lokasi untuk mengamankan Bobi. Namun, saat akan diamankan, Bripda Kelvin malah diserang oleh sejumlah orang.
Mantan Dirreskrimsus Polda Sumut itu mengatakan bahwa sekelompok orang itu menyerang Bripda Kelvin karena ingin membantu Bobi.
"Akibat aksi penyerangan oleh sekelompok orang itu, anggota kita ini mengalami luka dan lebam pada bagian tubuhnya lalu dibawa ke RS Bhayangkara untuk mendapat perawatan medis," jelasnya.
Lalu, personel Satreskrim Polrestabes Medan dan Polsek Medan Kota pun turun ke lokasi untuk olah TKP. Setelah diselidiki, petugas mengamankan dua pelaku penganiayaan terhadap Bripda Kelvin.
Kedua pelaku, yakni DA seorang juru parkir dan F. Teddy menyebut pihaknya masih memburu tiga pelaku lainnya, termasuk Bobi. Usai ditangkap, keduanya diamankan ke Polsek Medan Kota.
Terkait motif warga bernama Reza disekap oleh Bobi, perwira menengah Polri itu mengatakan Reza diduga merupakan kurir narkoba. Namun, sejauh ini pihaknya masih menyelidikinya.
4. Pasutri Buka Lab Narkoba Rahasia- Belajar dari Internet
Bareskrim Polri menggerebek Clandestine lab atau labolatorium rahasia jenis ekstasi yang dikelola pasangan suami istri (pasutri) di Kota Medan.
Dirtipidnarkoba Bareskrim Polri Brigjen Mukti Juharsa mengatakan lab narkoba itu berada di salah satu rumah di Kapten Jumhana, Kecamatan Medan Area. Lab narkoba tersebut berada di salah satu kamar di lantai tiga rumah itu.
"Kami jajaran Bareskrim bekerjasama dengan Polda Sumut, bea cukai pusat, Bea Cukai Bandara Soekarno Hatta, Bea cukai Sumut berhasil membongkar clandestine laboratorium narkotika ekstasi di Sukaramai, dengan pembuat dan juga yang mengedarkan," kata Brigjen Mukti saat konferensi pers, Kamis (13/6).
Mukti mengatakan pengungkapan itu merupakan pengembangan lab narkoba rahasia yang ditemukan di Sunter Jakarta Utara dan di Bali. Dia menyebut ekstasi yang diproduksi oleh para pelaku itu memiliki kandungan mephedrone.
Adapun para pelaku yang ditangkap, yakni HK (pemilik lab), DK (istri HK), SS (pemesan alat cetak dan pemasaran), AP (kurir), dan HD (pemesan ekstasi). Ada dua orang pelaku lagi yang masih dalam pengejaran pihak kepolisian.
Wakapolda Sumut Brigjen Rony Samtana mengatakan laboratorium itu telah beroperasi selama enam bulan. Pemesanan ekstasi itu dilakukan secara pre order atau pesan terlebih dahulu, baru diproduksi oleh para pelaku.
"Kalau produksinya kan sudah enam bulan, setiap bulan itu minimal 600 (butir) dan yang bersangkutan ini by order, bukan cetak banyak terus disimpan, tapi ada yang pesan baru dicetak. Ini mungkin jadi pertanyaan kita kenapa dia cetak setelah ada yang pesan, mungkin biar tidak ada banyak," sebutnya.
Baca selengkapnya di halaman berikut...
Setelah dicetak, ekstasi itu akan diantar oleh kurir ke pemesannya. Rony mengatakan pihaknya juga telah menangkap kurir tersebut.
Jenderal bintang satu itu mengatakan target pemasaran ekstasi ini adalah diskotek. Tempat hiburan malam yang sejauh ini terdeteksi memesan ekstasi dari lab tersebut berada di Kota Medan dan Pematangsiantar.
Berdasarkan informasi yang diterima oleh pihaknya, kata Rony, ekstasi itu tidak hanya diedarkan di tempat hiburan di kota-kota besar, tetapi juga di tempat hiburan di daerah terpencil. Pihaknya tengah menyisir diskotek-diskotek yang memasok ekstasi dari lab tersebut.
Dari hasil penyelidikan, kata Rony, para pelaku ini belajar memproduksi ekstasi itu secara otodidak dari internet.
5. Pelajar Gugurkan Kandungan Usia 6 Bulan di Toilet RS
Seorang siswi berinisial GS (18) menggugurkan kandungannya di toilet UGD RS Balimbingan, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun. Janin bayi tersebut diperkirakan berusia enam bulan.
"Janin perempuan ini diduga usia sekira enam bulan," kata Kapolsek Tanah Jawa Kompol Asmon, Kamis (13/6).
GS pun ditahan di Polsek Tanah Jawa karena perbuatannya tersebut.
"Untuk pelajar hingga saat ini diamankan di Polsek Tanah Jawa dan dilakukan pemeriksaan," kata Kasat Reskrim Polres Simalungun AKP Ghulam Yanuar Luthfi, Jumat (14/6).
Ghulam menjelaskan GS datang ke rumah sakit PT Prima Medica Nusantara Balimbingan karena merasa sakit perut. Ia lalu masuk ke kamar mandi. Saat di kamar mandi, GS kemudian melahirkan janin yang berusia enam bulan tersebut.
"Pelajar setelah tiba di rumah sakit PT Prima Medica Nusantara Balimbingan tiba di ruang IGD merasa sakit langsung ke toilet IGD dan mengunci pintu kamar mandi lalu jongkok dan mengeden hingga melahirkan," jelasnya.
GS mengaku sudah mengetahui jika dirinya sedang hamil. Ia juga sempat meminum pil pelancar haid sebanyak empat butir.
"Sesuai dengan pengakuan pelajar bahwa setelah mengetahui dirinya hamil, pelajar ada mengkonsumsi obat jenis pil Tuntas sebanyak 4 butir," ucapnya.
"Rencana selanjutnya terhadap pasangan pelajar akan dilakukan pencarian," tutupnya.
Simak Video "Video Tampang Kelik, Pemerkosa-Pembunuh Wanita di Lampung saat Curi Motor"
[Gambas:Video 20detik]