Seorang siswa SMP di Luwu Utara, Sulawesi Selatan (Sulsel), inisial AP, menganiaya gurunya bernama Hasnayani Biak. AP memukul korban karena tak terima ditegur usai diduga menganiaya temannya.
Peristiwa tersebut terjadi di SMP Negeri 2 Baebunta Selatan, Luwu Utara, pada Rabu (1/11) saat jam pulang sekolah. AP memukul korban sebanyak dua kali.
"Pelaku langsung melakukan penganiayaan terhadap korban (Hasnayani) dengan cara memukul pada bagian dada sebanyak 1 kali dan pada bagian punggung sebanyak 1 kali," kata Kasat Reskrim Polres Luwu Utara AKP Joddi Titalepta, Minggu (5/11/2023), melansir detikSulsel.
Jodi lalu menjelaskan awal mula peristiwa itu terjadi. Dia mengatakan awalnya Hasnayani meminta siswanya untuk apel sebelum pulang sekolah. Saat itu, salah satu siswi perempuan bernama Muslimah menangis dan dihampiri oleh Hasnayani.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Korban (Hasnayani) bertanya kenapa kamu menangis lalu dijawab oleh perempuan Muslimah bahwa dipatte (ketapel oleh AP)," katanya.
Lantas, Hasnayani menghampiri AP dan bertanya alasannya menganiaya Muslimah hingga matanya merah. AP tidak menjawab, dia justru malah marah-marah sehingga Hasnayani membawa Muslimah ke dalam kelas.
"Saat korban menggandeng tangan Muslimah, pada saat itu pula pelaku langsung melakukan penganiayaan terhadap korban (Hasnayani)," terangnya.
Usai kejadian itu, Hasnayani membuat laporan ke Polres Luwu Utara para Jumat (3/10), terkait penganiayaan yang dialaminya.
"Atas kejadian tersebut korban merasa sakit dan keberatan, selanjutnya melaporkan kejadian tersebut ke Mapolres Lutra pada hari Jumat," katanya.
Sementara, Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan Luwu Utara, Jamil mengatakan pihaknya telah menerima laporan terkait kasus tersebut. Dia telah memerintahkan kepala sekolah (kepsek) untuk melakukan pembinaan ke siswa tersebut.
"Sudah kita koordinasikan ke kepala UPT SMPN 2 Baebunta untuk lakukan pembinaan dan koordinasikan ke orang tua siswa," katanya singkat.
Jamil mengaku akan mendatangi sekolah tersebut untuk membahas kasus yang dialami Hasnayani. Dia akan bertemu dengan korban dan siswa yang melakukan pemukulan.
(dhm/dhm)