Evarida Simamora (48) seorang tenaga medis di Tapanuli Tengah (Tapteng) yang diduga menjadi korban malpraktik oknum dokter Rumah Sakit Murni Teguh, Medan kini terpaksa memakai kursi roda.
Dia tak bisa lagi berjalan setelah kaki kanannya dioperasi walau yang sakit adalah kaki kirinya. Eva berharap pelaku bertanggung jawab serta kakinya bisa sembuh seperti semula.
Ditemui di salah satu rumah di Kota Medan, Kamis (5/1/2023), Eva yang memakai baju hijau tampak duduk di kursi roda. Dia kemudian menceritakan kondisi serta harapannya pasca tak lagi berada di RS Murni Teguh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kondisi saya hingga saat ini, hingga sampai detik ini saya belum bisa jalan. Kaki saya yang sebelah kanan yang salah operasi sampai detik ini belum bisa diinjakkan ke lantai," cerita Evarida.
Eva bercerita saat ini hanya rasa nyeri yang keluar dari kakinya itu. Dia yakin, sakitnya ini diakibatkan usai salah operasi.
"Sakit, nyeri mulai dari belakang telapak kaki saya yang bekas operasi sampai ke tumit ini sakit. (Sakitnya) pasca operasi, yang salah operasi," sebut Evarida.
Eva mengatakan pihak rumah sakit tak pernah menyampaikan kepada dirinya soal kaki kanannya akan dioperasi. Menurutnya, kaki kanannya itu sehat dan tak ada masalah. Bahkan, dia masih sanggup menaiki 30 anak tangga.
"Tidak. Karena memang selama ini kaki kanan saya ini sehat, kaki kanan saya ini tidak ada masalah. Kaki kanan saya ini yang berjalan makanya saya boleh beraktivitas, saya boleh bekerja, seminggu sebelum operasi saya juga bekerja di Dinas Kesehatan Kabupaten Tapanuli Tengah. Bahkan saya bisa menaiki anak tangga sebanyak 30 anak tangga," sebut Evarida.
Eva mengaku dia sudah berada cukup lama di RS Murni Teguh. Dia pun kemudian pulang pada Kamis (29/12/2022) lantaran kakinya tak kunjung sembuh.
"Saya di rumah sakit murni teguh satu bulan seminggu, pulangnya hari Kamis tanggal 29 Desember karena memang tidak ada perkembangan, tidak ada perubahan pada kaki saya yang salah operasi," ujar Evarida
Kini, Eva hanya melakukan fisioterapi di rumah. Dia dibantu oleh suaminya berusaha melatih diri supaya sembuh.
"Upaya medis kita fisioterapi di rumah, kita punya ada infrared terus dilatih-latih sama suami seperti yang latihan fisioterapi yang di rumah sakit," ujar Evarida.
Sejauh ini, Eva juga belum mengetahui mengapa kakinya tak bisa berjalan usai operasi. Pihak rumah sakit pun disebut belum menyampaikan kepada dirinya.
"Tidak ada," sebut Evarida.
Eva pilih pulang karena stres dan naik tensi. Baca selengkapnya di halaman berikut...
Eva mengaku memilih pulang walau tak diizinkan. Dia menyebut hal itu lantaran tak ada perkembangan selamat dirawat pasca operasi tersebut.
"Sampai saya pulang mereka tidak izinkan saya pulang. Alasan itu tadi karena saya belum boleh berjalan, saya belum sembuh," ujar Eva.
"Iya (karena nggak ada perkembangan). karena di sana yang ada saya stres, setiap hari saya stres, tensi saya naik. Karena mulai kejadian kaki saya salah operasi saya ada penyakit yang timbul yaitu tekanan darah saya selalu meningkat dan saya kena sakit insomnia, susah tidur setiap malam. Saya harus minta obat tidur dari mereka dari awal sampai pulang tanggal 29 Desember," ujar Evarida.
Cerita Awal Mula Tahu Salah Operasi
Setelah di operasi, Evarida dibawa ke ruang pemulihan. Saat itu dia masih dalam kondisi efek bius. Kemudian, suaminya melihat kaki kanannya dioperasi, padahal yang sakit kaki kirinya.
"Setelah selesai operasi saya dibawa ke ruang pemulihan. Pada saat itu saya masih kena efek bius jadi suami saya orang pertama yang menyaksikan bahwasanya yang diperban atau yang dioperasi adalah kaki kanan saya bukan kaki kiri saya yang sakit," sebut Evarida.
Setelah itu, suaminya pun teriak dengan menyebut hal itu adalah malpraktik. Suaminya itu lantas menanyakan kepada perawat hingga diteruskan dokter.
"Setelah itu suami saya teriak ini malpraktik. Kemudian saya bilang tanyakan sama perawat, suster Kenapa ini yang diperban kaki sebelah kanan sementara yang sakit kaki sebelah kiri. Kemudian perawat langsung menghubungi dokter yang mengoperasi saya," ujar Evarida.
Baca selengkapnya di halaman berikut....
Selanjutnya, sang dokter pun datang dan dirinya meminta penjelasan. Dia menyebut sudah dua bulan dokter itu menangani penyembuhan kaki kirinya, akan tetapi kenapa kaki kanannya yang dioperasi.
"Kemudian dokter itu datang lalu kita minta penjelasan. Selama dua bulan dokter menangani saya yang sakit adalah kaki kiri, kenapa yang dioperasi kaki kanan. Semula dokter itu sempat ngeles, dia bilang pada saat mau operasi ada ditemukannya keropos tulang dan tulang tumbuh di kaki kanan saya," sebut Evarida.
"Lantas saya bilang seandainya ada kelainan atau apapun pada kaki kanan saya dokter tidak punya hak melakukan operasi tanpa seizin saya dan suami saya. Lantas dokter itu ketakutan, dia bilang 'oh iya ibu tenaga kesehatan, mohon maaf Bu. Ada CCTV, silahkan buka rekaman CCTV RS Murni Teguh'," sebut Evarida.
Harapan Evarida
Evarida berharap baik dokter maupun pihak rumah sakit bertanggung jawab. Dia meminta mereka mengobati kaki kanan serta kirinya hingga sembuh.
"Harapan saya, saya ingin pihak rumah sakit Murni Teguh, dokter Prasojo bertanggung jawab atas apa yang mereka telah lakukan kepada saya, bertanggung jawab mengobati kaki kanan saya dan selanjutnya kaki kiri saya. Hingga saat ini saya tidak bisa berjalan sama sekali. Saya kepingin sembuh dan mereka bertanggung jawab atas perbuatan mereka," pungkas Evarida.
Simak Video "Video: Heboh Oknum Polisi Palak Pemotor Wanita, Ini Kata Polrestabes Medan"
[Gambas:Video 20detik]
(dhm/afb)