Perairan Kepri 'Surga' Penyeludupan PMI Ilegal, Aparat Didesak Lebih Tegas

Perairan Kepri 'Surga' Penyeludupan PMI Ilegal, Aparat Didesak Lebih Tegas

Alamudin Hamapu - detikSumut
Sabtu, 19 Nov 2022 20:00 WIB
Kasat Polairud Polresta Barelang, Kompol Moch Dwi Ramadhanto tengah menanyai tiga pelaku penyelundupan PMI ilegal saat menggelar konferensi pers.
Tiga penyelundup PMI ilegal ditangkap di Batam, beberapa waktu lalu. (Foto: Dok. Polresta Barelang)
Batam -

Perairan Kepulauan Riau (Kepri) menjelma menjadi 'surga' bagi para pelaku penyelundupan PMI ilegal ke Malaysia. Tak jarang, kecelakaan kapal pengangkut PMI ilegal yang tak dilengkapi dengan fitur keamanan yang memadai sering terjadi di sana.

Baru-baru ini, tepatnya Senin (15/11/2022) kapal boat pancung tenggelam di Perairan Nongsa, Batam, diduga membawa PMI ilegal dari Batam ke Malaysia. Kapal tersebut memuat delapan orang, di mana enam korban telah ditemukan dan dua korban masih dalam pencarian.

"Tragedi seperti ini menandakan bahwa memang penempatan pekerja migran Indonesia masih sangat buruk. Pemberangkatan PMI secara ilegal atau tanpa prosedur resmi akan menyengsarakan para korban. Para PMI ilegal juga dibiarkan masuk ke dalam perangkap perdagangan orang," kata Ketua Komisi Keadilan Perdamaian Pastoral Migran dan Perantau (KKPPMP) Kepulauan Riau (Kepri), Romo Chrisanctus Paschalis, Sabtu (19/11/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Romo Pascal meminta aparat penegak hukum terutama kepolisian agar menindak tegas dalang penyelundupan PMI ilegal. Menurutnya menjamurnya penyelundupan PMI Ilegal karena masih ada oknum yang membekingi praktik tersebut.

"Mendesak polisi mengusut tuntas dalang dibalik tragedi ini, sangat patut kami menduga ada oknum yang masih ikut mendeking praktik kejahatan ini. Masing-masing institusi yang terkait harus dengan tegas membersihkan institusinya dari sindikat yang bermain," sebutnya.

ADVERTISEMENT

Selain praktik penyelundupan PMI ilegal lewat jalur ilegal, dia juga meminta agar pengawasan di pelabuhan internasional juga diperketat. Praktik pengiriman PMI ilegal dengan berpura-pura sebagai pengunjung atau wisatawan masih marak.

"Tolong tegas juga ke Pelabuhan Internasional Batam Center. Emang negara apa pelabuhan Batam center itu. Semua oknum yang bermain disikat saja. Kapolri tegas saja seperti tegas kepada para mafia judi dan narkoba. Ini manusia yang jadi korbannya," ujarnya.

Untuk para korban yang masih dalam pencarian Romo Pascal berharap agar bisa ditemukan semuanya. Serta memastikan dalang pengiriman PMI ilegal yang mengakibatkan korban jiwa.

"Paling penting sekarang adalah memastikan semua korban ditemukan entah selamat maupun meninggal. Termasuk juga hingga pemulangan dan penerimaan ke keluarga," ujarnya.

Selengkapnya di halaman selanjutnya..

Sementara itu Kepala BP3MI Kepri, Kombes (Pol) Amingga M Primastito menyebut ada lebih 40 kali penindakan PMI ilegal di Kepri dari awal Januari 2022 hingga saat ini.

Kapal kayu tenggelam di Perairan Kabil beberapa waktu lalu, diduga membawa PMI ilegal dari Batam ke Malaysia. Kapal tersebut memuat 8 orang, yang terdiri dari dua kru kapal, dan 6 PMI ilegal.

"Kasus tenggelamnya PMI ilegal bukan baru sekali atau dua kali. Sudah berulang. Penyebabnya adalah masih banyaknya permintaan dan tergiurnya masyarakat Kepri, khususnya nelayan membantu menyeberangkan para calon PMI ilegal," ujarnya pada Kamis (19/11/2022).

Menurutnya meski banyak penindakan oleh aparat penegak hukum, namun masyarakat terutama nelayan masih tergiur akan praktik penyelundupan orang ke negara tetangga.

"Bukan pemain lama, biasanya orang baru dimintai tolong menyeberangkan para calon PMI ilegal ini ke luar negeri. Karena kalau pemain lama banyak yang sudah diamankan dan menjalani hukuman. Tahu kasus tenggelamnya kapal PMI ilegal akhir Desember tahun lalu. Pelakunya mendapatkan hukuman 10 tahun penjara, maksimal itu," ujarnya.

Untuk solusi dari praktik penyelundupan PMI ilegal bisa ditekan, Kepala BP3MI Kepri menyebutkan peranan penting daerah asal para calon PMI. Menurutnya Kepri hanya sebagai daerah transit saja.

"Kami sering wawancara beberapa calon PMI ilegal yang diselamatkan, tekad mereka kuat untuk bekerja di luar negeri, Bahkan mereka bilang, jika mati di luar negeri atau laut, daripada di kampung halamannya,".

"Jika tidak upaya serius dari daerah asal, Kepri akan terus menjadi daerah transit. PMI ilegal akan terus berdatangan, untuk minta diseberangkan ke luar negeri. Kuncinya di daerah asal," ujarnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Momen TNI AL Tangkap Kapal Bawa 1,9 Ton Narkotika di Perairan Kepri"
[Gambas:Video 20detik]
(dpw/dpw)


Hide Ads