Pura-pura Jadi Nelayan, Penyelundup PMI Ilegal di Batam Ditangkap

Pura-pura Jadi Nelayan, Penyelundup PMI Ilegal di Batam Ditangkap

Alamudin Hamapu - detikSumut
Kamis, 03 Nov 2022 01:56 WIB
Dua penyelundup PMI ilegal ditangkap bersama enam korban yang akan dibawa ke Malaysia
Foto: Dua penyelundup PMI ilegal ditangkap bersama enam korban yang akan dibawa ke Malaysia (Istimewa)
Batam -

Polisi menggagalkan aksi penyelundupan calon pekerja migran Indonesia (PMI) ilegal di perairan Pulau Putri, Nongsa, Kota Batam, Kepulauan Riau. Para pelaku saat diamankan mengaku sebagai nelayan yang sedang memancing.

"Mereka diamankan di perairan Pulau Putri berdekatan dengan perbatasan Batam-Singapura pada Senin (31/10/2022) malam. Ada enam orang korban dan dua pelaku yang diamankan. Saat diamankan mereka mengaku sebagai nelayan," Kata Dirpolarud Polda Kepri, Kombes Pol Boy Herlambang, Rabu (2/11/2022).

Untuk meyakinkan petugas, enam orang korban dan pengemudi speed boat tidak membawa barang berlebihan. Mereka hanya menggunakan baju dan celana yang melekat di badan. Para korban juga dibekali dengan alat pancing.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dua orang pelaku yang diamankan ini MT sebagai pengemudi speed boat dan TA sebagai penampung. Pelaku TA ini yang memiliki ide mengelabui petugas dengan berpura-pura sebagai nelayan. Ketahuan sebagai PMI ilegal karena ada salah satu korban yang mengaku akan ke Malaysia kepada petugas," ujarnya.

Enam orang korban itu diketahui berjenis kelamin laki-laki. Para korban juga diketahui berasal dari daerah yang sama yakni Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.

ADVERTISEMENT

Selain dua pelaku yang diamankan. Polisi juga tengah memburu dua orang yang melakukan penjemputan dan mengkoordinir kedua pelaku pelaku.

"Ada dua orang pelaku lagi. Saat ini masih kami dalami. Kedua pelaku upah berbeda, MT yang mengemudikan kapal dapat upah Rp100.000 per orangnya. Sedangkan TA yang menjadi penampung, mendapatkan upah Rp200.000 per orangnya. Sepertinya mereka dijanjikan upah tambahan oleh pelaku yang masih kita kejar, setelah berhasil akan ditambah," ujarnya.

Atas perbuatannya tersebut, keduanya terancam dikenakan Pasal 81 Jo 69 atau pasal 83 Jo 68 UU No 18 Tahun 2017 Jo Pasal 55 Ayat 1 KUHP dengan ancaman pidana penjara paling lama 10 tahun dan denda paling banyak Rp15 miliar.




(afb/afb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads