Uang Rp 100 Juta Hasil Suap Rektor Unila Ngalir ke Muktamar NU

Lampung

Uang Rp 100 Juta Hasil Suap Rektor Unila Ngalir ke Muktamar NU

Tommy Saputra - detikSumut
Rabu, 16 Nov 2022 21:58 WIB
Wakil Rektor II Bidang Keuangan Universitas Lampung (Unila), Prof Asep Sukohar
Wakil Rektor II Bidang Keuangan Unila Prof Asep Sukohar (Tommy Saputra/detikSumut)
Bandar Lampung -

Sidang kasus suap penerimaan mahasiswa baru di Universitas Lampung menguak fakta baru. Di persidangan diketahui ada uang suap untuk Prof Karomani, Rektor Unila nonaktif yang mengalir Rp 100 juta ke Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama.

Hal ini diketahui berdasarkan keterangan Wakil Rektor II Bidang Keuangan Unila Prof Asep Sukohar. Dalam kesaksiannya, Asep Sukohar mengakui turut menyodorkan tiga nama mahasiswa titipan untuk diluluskan ke Fakultas Kedokteran dalam proses penerimaan mahasiswa baru (PMB) Unila jalur mandiri 2022.

Sebagai kompensasi atas kelulusan tiga nama yang diajukannya, orang tua mahasiswa itu menyetorkan uang masing-masing Rp 250 juta. Terungkapnya keterangan ini setelah sebelumnya Jaksa Penuntut Umum (JPU) KPK, Agung Satrio Wibowo menanyakan perkenalan dan pengetahuan Prof Asep kepada Budi Sutomo, selaku Kepala Biro Perencanaan dan Hubungan Masyarakat Unila sekaligus orang kepercayaan Prof Karomani.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Iya saya tahu Pak. Dia kepala biro orang kepercayaan Pak Rektor," jawab saksi Asep di PN Tanjung Karang, Rabu (16/11/2022).

Kemudian Asep mengaku berkomunikasi dengan Budi, menyangkut urusan menyerahkan uang suap orang tua mahasiswa yang lolos seleksi penerimaan untuk Prof Karomani. Ketiga nama itu diperoleh langsung dari pihak orang tua calon mahasiswa yakni Zuhriadi, Hj Sofi, dan Zakia.

ADVERTISEMENT

Saat pengumuman jalur seleksi mandiri, ketiga nama yang disampaikan Asep dinyatakan lulus di Fakultas Kedokteran Unila. Alhasil, Budi mendatanginya dan menyakan uang mahar senilai Rp250 juta per mahasiswa.

"Bagaimana kamu tahu kalau kedatangan Budi Sutomo menanyakan uang atas perintah tersangka Karomani?" tanya JPU.

"Karena Pak Budi Sutomo datang disuruh Pak Karomani, jadi memang Pak Budi datang langsung menanyakan sudah belum titipannya dan dia disuruh Pak Karomani. Saya jawab nanti ditanyakan dulu ke orangnya (Dokter Zuhriadi)," jawab Asep.

Kemudian terkait titipan dua nama calon mahasiswa lainnya itu, diakui Asep berasal dari tetangga rumahnya yang datang menemuinya untuk meminta agar anak yang bersangkutan dapat diluluskan ke Fakultas Kedokteran.

"Tetangga menemui saya, datang lalu saya sampaikan Pak Rektor. Untuk setoran kedua dari Hj Sofi Rp 100 juta dan Zakia Rp 300 juta," katanya.

Uang Suap Penerimaan Mahasiswa Baru Unila Mengalir ke Muktamar NU di Lampung. Baca Halaman Berikutnya....

Selanjutnya Asep pun mengumpulkan uang itu dari orang tua mahasiswa dan terkumpul Rp 750 juta. Uang Rp 750 juta itu ternyata tidak seluruhnya disetorkan kepada Budi Sutomo, melainkan hanya Rp 650 juta dalam kurun waktu dua kali penyerahan yaitu Rp 250 juta dan Rp 400 juta.

Sedangkan sisa Rp 100 juta dicatut oleh saksi Asep dari setoran pertama Dokter Zuhriadi Rp 350 juta, untuk menggantikan uang talangan koordinator kesehatan pelaksanaan kegiatan Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama di Provinsi Lampung beberapa waktu lalu atas izin Rektor Unila Prof Karomani.

"Betul (Rp 100 juta) jadi dalam Muktamar NU itu dipotong, karena saya sebagai Ketua Koordinator Kesehatan Provinsi Muktamar bukan untuk pribadi, tapi untuk semua rapid tes, konsumsi, dan lain-lain," tandas Prof Asep.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Besarnya Api Kebakaran Gudang Solar Ilegal di Bandar Lampung"
[Gambas:Video 20detik]
(astj/astj)


Hide Ads