Sederet Kejanggalan Kematian Brigadir Yoshua Versi Keluarga

Jambi

Sederet Kejanggalan Kematian Brigadir Yoshua Versi Keluarga

Tim detikSumut - detikSumut
Selasa, 12 Jul 2022 15:59 WIB
Keluarga mengelilingi jenazah Brigadir Yosua yang ditembak rekannya sendiri.
Jenazah Brigadir Yoshua saat dikelilingi keluarga (Foto: Istimewa)
Jambi -

Brigadir J atau Nofriansyah Yoshua Hutabarat tewas ditembak Bharada E di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo, Jumat (8/7/2022). Keluarga menilai ada yang janggal dari pernyataan kepolisian perihal tewasnya Brigadir Yoshua.

Berikut Sejumlah Kejanggalan Versi Keluarga Brigadir Yoshua

1. Tidak Ada CCTV di Rumah Kadiv Propam

Kakak Brigadir Yosuha, Yuni Hutabarat tidak percaya almarhum adiknya melakukan pelecehan seksual ke istri Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo. Yuni menyebut ada jendral polisi bintang satu yang menjelaskan kronologis kematian adiknya. Kedatangan perwakilan Mabes Polri itu bersamaan dengan kedatangan jenazah adiknya di Jambi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada perwakilan jendral bintang satu menceritakan kronologi seperti yang diberitakan di media. Katanya almarhum melakukan pelecehan makanya terjadi baku tembak, yang kami curiga ketika kami tanya CCTV," ujar Yuni, Selasa (12/7/2022).

"Perwakilan dari Mabes Polri bilang tidak ada CCTV, kan tidak masuk logika, di rumah dinas seorang jendral tidak ada CCTV," sambung Yuni.

ADVERTISEMENT

Yuni juga mendapatkan informasi adiknya sudah pernah melakukan kesalahan yang sama beberapa waktu lalu. Namun, dia heran kenapa adiknya masih dipercaya menjadi ajudan Kadiv Propam.

"Kalau memang benar salah, katanya kan almarhum ada melakukan dua kali, kenapa masih dipakai (ajudan)," katanya.

2. Tidak Ditemukan HP Milik Brigadir Yoshua

Yuni juga sempat menanyakan kepada jendral bintang satu mengenai keberadaan ponsel milik adiknya. Melalui ponsel itu dia yakin akan banyak hal baru yang bisa terungkap.

"Kami juga menanyakan handphone adik kami, itu sampai sekarang tidak ada disampaikan ke kami, alasannya tidak ditemukan padahal bukti lain katanya bisa ditemukan, HP kok nggak bisa ditemukan," tanya dia.

Dia curiga ponsel atau HP milik adiknya sengaja dihilangkan atau dibuang. Apabila tidak ditemukan di lokasi penembakan, kata dia, harusnya HP adiknya da di kamar atau di tempat lain.

"Dibuang atau dihilangkan dengan sengaja. Padahal kan di rumah itu pasti, ketika melakukan baku tembak pasti HP tinggal di rumah, atau di kamar almarhum, kok tak bisa ditemukan," ungkapnya.

"Kami perlu bukti, bisa ngecek HP dan percakapan dengan istri kadiv propam," lanjutnya.

Selama bertugas di Jakarta, kata Yuni, adiknya tinggal serumah dengan Kadiv Propam dan keluarga. Selama ini adiknya selalu bercerita bahwa Kadiv Propam dan keluarga adalah orang baik dan sudah menganggap adiknnya sebagai keluarga.

"Biasanya almarhum itu tinggal satu rumah bersama ibu putri (istri Kadiv Propam), tapi beda ruangan," urainya.

Mau Tahu Kejanggalan Lain. Simak Halaman Berikutnya:

3. Ada Luka Bekas Penganiayaan di Tubuh Brigadir Yoshua

Kecuriaan lain, menurut Yuni, ketika dirinya dan keluarga yang lain melihat kondisi tubuh almarhum. Dia bilang buka hanya bekas tembakan yang ada di tubuh adiknya, tapi ada juga memar yang diduga bekas penganiayaan.

"Belum keseluruhan diperiksa, kami lihat melakukan penambahan formalin ada di dada, agak ke kanan, bahu kanan, terus kami tanyakan, kok di mata ada seperti bekas pisau sangkur, tapi polisi bilang itu kena bekas tembakan, tembus dari mana, itu goresan peluru, nggak ada benda tajam, di hidung tak ada bekas tembakan," sebutnya.

Bekas penganiayaan, Yuni bilang dapat terlihat jelas di wajah almarhum. Sebab, rahang Brigadir Yoshua bergeser. Begitu juga dengan sejumlah luka memar di bagian tubuh lainnya.

"Kami melihat rahang bergeser, kan itu sisi sebelah kanan, muka kanan bengkak, bergeser, muka agak lebam, kira kanan perut biru, terus mereka menjelaskan bagian tersebut di jari kiri, jari kelingking seperti patah kena goresan peluru," urainya.

"Di hidung kami tanyakan ke penyidik itu bekas peluru, kami juga heran banyak muka lebam dianiaya. Tapi mereka nggak menjelaskan bekas di kaki. Kaki itu ada bengkok," jelasnnya.

4. Mendapat Banyak Tembakan

Banyaknya luka tembakan di tubuh Brigadir Yoshua juga membuat keluarga curiga. Harusnya ketika adiknya melakukan kesalahan, tidak perlu ditembak sebanyak itu. Menurut dia perlakuan yang diterima adiknya itu sangat brutal.

"Kalau memang adik saya melakukan hal tersebut kenapa ditembak sebanyak itu. Itu nggak masuk logika, melakukan tembakan pertama nggak kena sasaran, kalau memang dia melakukan pelecehan kenapa tembakan seperti itu, seperti pembunuhan secara brutal," cetusnya.

Sebelumnya Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan menjelaskan Brigadir Yoshua ditembak Bharada E karena menodongkan pistol dan diduga melecehkan istri Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo yang sedang beristirahat di kamar.

"Seperti yang saya jelaskan tadi, peristiwa itu terjadi ketika Brigadir J memasuki kamar pribadi Kadiv Propam di mana saat itu istri Kadiv Propam sedang istirahat," katanya kepada wartawan, Selasa (12/7).

Ramadhan mengatakan saat itu Brigadir J melakukan pelecehan terhadap istri Sambo serta menodongkan pistol ke kepalanya. Lalu, sang istri refleks berteriak, yang pada akhirnya Bharada E mendengar.

Saat itulah terjadi baku tembak antara Brigadir J dan Bharada E. Akhirnya Brigadir J tewas tertembak.

Ramadhan mengungkapkan Brigadir J adalah anggota Bareskrim yang ditugaskan sebagai sopir dinas istri Kadiv Propam. Sedangkan Bharada E adalah anggota Brimob yang bertugas sebagai pengawal Kadiv Propam.

Berdasarkan hasil olah TKP, Brigadir J melepaskan tembakan sebanyak 7 kali. Sedangkan Bharada E membalas tembakan Brigadir J dengan melepaskan 5 tembakan.

Masih kata Ramadhan, Ferdy Sambo tak berada di lokasi saat peristiwa ini terjadi. Saat kejadian, Ferdy Sambo sedang melakukan tes PCR COVID-19. "Pada saat kejadian, Kadiv Propam tidak ada di rumah karena sedang PCR test," ungkap Ramadhan.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Damkar Evakuasi Cincin Kawin di Resepsi Pernikahan Warga di Jambi"
[Gambas:Video 20detik]
(astj/astj)


Hide Ads