Jambi -
Publik digegerkan dengan kemunculkan kasus pernikahan sejenis di Kota Jambi. Fakta ini terungkap ketika Anhaf Arrafif duduk sebagai terdakwa dalam kasus penipuan gelar akademis di Pengadilan Negeri (PN) Jambi. Di persidangan terungkap Anhaf Arrafif memiliki nama asli Erayani yang merupakan wanita tulen. Saat itu Mawar (bukan nama sebenarnya) hadir sebagai saksi.
Aksi tipu-tipu dilakukan Anhaf ketika akan menikahi Mawar, mulai dari jenis kelamin, gelar akademik, agama, hingga uang. Satu persatu pun tipu daya itu mulai terungkap, teranyar saat persidangan lanjutan di PN Jambi Selasa (21/6) kemarin terungkap bahwa enam gelar akademik Anhaf Arrafif alias Erayani palsu.
Perempuan yang ngaku sebagai seorang pria itu ternyata bukan lulusan kedokteran dari New York. Tapi hanya lulusan SMA. JPU Kejari Jambi Sukmawati menyebutkan bahwa hasil dari keterangan saksi ahli, jika gelar terdakwa itu tidak benar alias palsu. Sukmawati juga sependapat dengan yang dikatakan saksi ahli, terkait perkara gelar akademik dan profesi dokter dari terdakwa adalah penipuan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari keterangan ahli bahwa gelar dokter hanya boleh diberikan kepada mahasiswa yang keluaran (lulusan) dari universitas yang diakui kemahasiswaannya, sedangkan dia hanya tamatan SMA," katanya usai persidangan itu, Selasa (21/6/2022).
Sukmawati juga menyebutkan, keterangan saksi ahli tidak dibantah oleh terdakwa yang mengikuti sidang secara online. "Tidak dibantah oleh terdakwa. Dia mengakui, membenarkan keterangan ahli bahwa gelar akademik, profesi, atau vokasi hanya diberikan kepada mahasiswa kelulusan universitas," terangnya.
Selain itu sebut Sukmawati, terkait gelar yang dipakai oleh terdakwa, JPU menegaskan bahwa hal itu tidak sesuai dengan kebenaran dan hanya dicantumkan tanpa melalui proses perkuliahan. "Terdakwa tidak punya gelar, (terdakwa) hanya tamatan SMA, jadi tidak pernah mengenyam pendidikan tinggi, apalagi profesi dokter," ujarnya.
"Kalau gelar yang dipakai oleh terdakwa tersebut tidak diakui oleh negara dan saya tidak tahu," tukas Sukmawati.
Awal Mula Pertemuan Mawar dengan Anhaf Arrafif
Mawar sebelumnya menceritakan awal mula dirinya berkenalan dan bertemu dengan Anhaf Arrafif. "Jadi ceritanya itu saya ini kenal dia (Erayani) lewat Tantan pada akhir Mei 2021 lalu dia meminta nomor WA saya," kata Mawar bercerita kepada detikSumut, Rabu (15/6).
Komunikasi melalui WA, menurut Mawar berlangsung selama hampir dua pekan. Setelahnya Anhaf memiliki keinginan datang ke rumahnya untuk melamar. "23 Juni 2021 lalu, dia datangi rumah saya, dengan niat ingin melamar saya, lalu pada 3 Juli 2021 dia coba pulang ke Lahat, Sumatera Selatan (Sumsel) dengan alasan ingin mengambil segala identitas lengkap dan memberitahu keluarga di sana untuk menikahi saya," ujarnya.
Saat perkenalan itu Anhaf, dibilang Mawar mengaku sebagai seorang dokter spesialis lulusan luar negeri. "Dia mengaku berprofesi sebagai dokter dengan gelar akademis di perguruan tinggi di New York," jelas Mawar.
Mawar Diporotin Suami Perempuannya hingga Ratusan Juta. Baca di halaman berikutnya:
Setelah menikah Mawar justru tidak melihat suaminya itu bekerja layaknya seorang dokter. Bahkan selama beberapa bulan Anhaf alias Erayani lebih sering makan-tidur di rumah orang tua Mawar.
Mawar awalnya kaget ketika pernikahan dengan Anhaf hanya dilakukan secara siri. Sebenarnya Mawar menginginkan agar pernikahan disahkan secara agama dan negara. Namun, Anhaf saat itu mengaku jika identitasnya sedang diurus lantaran baru saja masuk Islam alias mualaf.
"Saya sebelumnya sempat kaget, kok kenapa nikah siri, di mana-mana wanita maunya nikah itu secara resmi, tetapi dia bilang itu hanya sementara hingga proses identitasnya itu sudah selesai di disdukcapil baru nikah resmi. Lalu akhirnya saya dan keluarga percaya hingga akhirnya saya menikah siri di rumah," terang Mawar.
Selama 10 bulan menikah, Mawar pun diporotin oleh Anhaf hingga ratusan juta rupiah. "Totalnya itu Rp 300 juta lebih. Seperti laptop, deposito saya juga diambil. Lalu uang perobatan buat ibu saya sebesar Rp 67 juta juga digelapkannya," kata Mawar saat menjadi saksi sidang dakwaan kasus penipuan gelar perguruan tinggi di PN Jambi, Selasa (14/6).
Ibu Mawar sebenarnya tak ingin anaknya dinikahi secara sirih. Namun, karena kondisi yang kurang sehat dan hanya bisa terbaring di tempat tidur, mau tidak mau pernikahan siri anaknya diterimanya.
"Saya itu sebenarnya ingin sekali menolak pernikahan siri itu, saya awalnya ingin berontak tapi tidak bisa tubuh ini sakit tak bisa ngapa-ngapain. Saya sedih, inginnya mau anak saya kalau bisa nikah resmi. Tapi dia itu sudah menyakini siapa keluarganya lalu di mana dia tinggal dan profesi pekerjaannya dokter. Jadi saya terpaksa terima karena kondisi saya sakit dan ingin anak saya bahagia," cerita N, ibu Mawar sambil terlihat meneteskan air matanya.
Kecurigaan ibu Mawar terhadap identitas asli Anhaf Arrafif semakin tinggi setelah tinggal berbulan-bulan di rumahnya. Karena selama tinggal di rumahnya, Anhaf yang mengaku sebagai dokter tidak pernah terlihat bekerja, justru malah menggrogoti uang anaknya.
"Curiga saya pertama dia tak pernah kerja, kita tanya kenapa nggak kerja katanya dokter tapi kok nggak pernah praktek gitu kan, pokoknya makan tidur gitu lah. Setiap kita tanya kerjaannya dia alasan terus sampai saya dituduh suudzon. Karena merasa tak enak dengan anak saya Mawar saya malas ladeni takut ribut," sebutnya
"Tapi saya juga penasaran lagi dengan identitasnya yang dia itu bilang masih proses perubahan nama di disdukcapil. Saya tanya lagi ke dia kok identitasnya belum kelar-kelar selama ini, mana sudah berbulan-bulan, dia lagi-lagi cari alasan. Cuman saya terus tanya-tanyai masalah identitas itu, jika memang ada saya ingin nikahi anak saya secara resmi, kan dia bilang nikah siri sementara sampai identitas terlengkapi, tapi belum juga terlengkapi identitasnya tentu saya sangat curiga kan," lanjut N menjelaskan semua kejadian yang ada.
Lima bulan pernikahan Anhaf Arrafif dan anaknya Mawar, membuat kecurigaan N semakin tinggi. Apalagi ketika ditanya identitas tidak pernah selesai dan masih berproses di dinas kependudukan dan catatan sipil (disdukcapil).
"Karena jawaban itu-itu terus, saya buat lah perjanjian di mana perjanjian itu saya minta dia harus lengkapi identitasnya hingga pagi esok, dan ternyata belum juga ada, di situ saya mulai curiga siapa dia ini, dan saya juga sudah ragu kalau dia itu juga bukan laki-laki," kata N.
Anhaf Arrafif alias Erayani Membawa Kabur Mawar ke Lahat. Simak Halaman Selanjutnya:
Bukan mendapatkan identitas asli, N menyebut Anhaf Arrafif justru membawa anaknya itu pergi ke luar rumah atau tepatnya ke Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan. "Tetapi kecurigaan saya tanpa buktikan takut melukai hati anak, apalagi anak saya sejak nikah sama dia seperti orang nurut aja, banyak diam kasihan lah pokoknya, mau berbuat banyak tak bisa karena suami saya juga sedang sakit stroke," sebut N.
Hingga akhirnya Arrafif alias Erayani membawa Mawar pergi ke Lahat tanpa sepengetahuannya. Kepergian Erayani dan Mawar itu juga cukup lama hingga N melaporkan menantunya itu ke polisi dengan segala bukti-bukti yang ada. 10 bulan perjalan pernikahan itu berlangsung, Mawar kemudian ditemukan di Lahat dengan kondisi tubuh yang sangat kurus serta Arrafif alias Erayani diamankan oleh polisi.
"Sampai di Polresta Jambi ini kan, dia itu baru ngaku kalau dia perempuan, dan anak saya baru sadar jika dia perempuan dengan bukti yang ada. Selama ini ternyata dia ini selalu mengelabuhi anak saya dengan cara maaf ya kalau jalani hubungan suami istri dengan cara mata anak saya ditutup pakai kain lalu lampu harus kondisi mati, dan dia pokoknya perdayakan anak saya sehingga percaya. Lalu 10 bulan baru semua terungkap jika dia adalah perempuan," jelas N.
Saat ini, N hanya bisa berharap agar pihak berwenang dapat membantunya dalam memberikan hukuman yang berat terhadap Arrafif alias Erayani lantaran banyak sekali penipuan yang sudah dilakukannya terhadap N dan anaknya Mawar. Apalagi sejak kejadian itu anak N kini juga banyak merenung di kamarnya dan merasa terganggu psikologisnya.
"Saya hanya bisa berharap agar bukan hanya kasus penipuan gelar akademis aja yang disangkakan ke dia itu. Saya juga harap pasal lain juga diberikan karena saya melapori itu dengan berbagai bukti dari masalah penipuan gelar yang bukan dokter, terus identitas sama masalah kerugian uang, jadi saya harap semua itu bisa dikabulkan karena tentu ini sudah sangat merugikan anak saya, lalu saya sekeluarga," ujar N sambil terlihat menangis.
Saat kasus ini terbongkar Anhaf Arrafif alias Erayani sudah mendekam di penjara. Rencananya pekan depan sidang lanjutan akan digelar dengan agenda mendengarkan keterangan dari terdakwa Anhaf Arrafif alias Erayani.
Simak Video "Video: Aipda Hendra Dipukul Barbel hingga Tewas saat Tagih Utang Anggota Ormas"
[Gambas:Video 20detik]