Seorang wanita di Jambi dengan nama samaran Mawar menikah dengan seorang pria yang ternyata perempuan. Kasus itu terbongkar setelah Mawar jadi saksi di sidang penipuan gelar akademis di Pengadilan Negeri Jambi, adapun terdakwa di kasus itu adalah suaminya sendiri.
Ditemui di kediamannya, Mawar kemudian bercerita jika suami yang dinikahinya secara siri itu adalah perempuan, bukan laki-laki. Saat bercerita, psikologis Mawar sepertinya terpukul. Bagaimana tidak, suami yang dikiranya laki-laki ternyata adalah wanita tulen bernama Erayani.
Kisah ini bermula dari perkenalan Mawar dan Erayani yang mengaku bernama Ahnaf Arrafif di aplikasi kencan online. Keduanya pun berkomunikasi lancar selama dua pekan. Mereka selanjutnya bertemu di Kota Jambi. Tepat 23 Juni 2021 pria yang mengaku bernama Ahnaf Arrafif itu mendatangi rumah Mawar di Kota Jambi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi ceritanya itu saya ini kenal dia (Erayani) lewat Tantan pada akhir Mei 2021 lalu dia meminta nomor WA saya, selama kenal-kenal dua minggu, tepat pada 23 Juni 2021 lalu, dia datangi rumah saya, dengan niat ingin melamar saya, lalu pada 3 Juli 2021 dia coba pulang ke Lahat, Sumatera Selatan (Sumsel) dengan alasan ingin mengambil segala identitas lengkap dan memberitahu keluarga di sana untuk menikahi saya," kata Mawar bercerita kepada detikSumut, Rabu (15/6/2022).
![]() |
Pertemuan itu pun menghasilkan kesepakatan dari keduanya bahwa perkenalan akan berlanjut ke jenjang yang lebih serius. Kala itu Arrafif juga mengaku berprofesi sebagai dokter dengan gelar akademis di perguruan tinggi di New York. Pengakuan itu awalnya tidak curiga hingga akhirnya antara Erayani dan Mawar menikah siri.
"Jadi nikah siri itu saya awalnya kan kaget, setelah dia pulang dari Lahat lalu ke Jambi lagi ke rumah saya, ketika dia datang ke Jambi saat itu ibu saya masih kondisi sakit serta ayah saya juga sakit. Kalau ayah saya sakit stroke dan ibu sakit yang mana lemas tak bisa ngapa-ngapain. Ketika itu, adalah paman saya, dan di rumah saya dia meminta restu menikah namun masih dalam perubahan identitas nama, yang saat itu dia ngaku merubah nama dari nonmuslim ke Islam dan dalam proses pengurusan di dinas kependudukan dan catatan sipil (disdukcapil)" ujar Mawar.
Keinginan Erayani menikahi Mawar itu disebut terlihat sangat menggebu-gebu. Bahkan untuk menyakini keluarga Mawar kala itu, Erayani coba menghubungi salah satu keluarga yang diakuinya sebagai ibu angkatnya di Kabupaten Lahat, Sumsel.
Hari itu, antara Erayani dan bersama paman Mawar sempat berkomunikasi dengan ibu angkatnya Erayani. Dari komunikasi itu, ibu angkat tersebut meyakini Mawar atas identitas Erayani bernama Arrafif hingga kesepakatan menikah siri itu terlaksana.
"Saya sebelumnya sempat kaget, kok kenapa nikah siri, di mana-mana wanita maunya nikah itu secara resmi, tetapi dia bilang itu hanya sementara hingga proses identitasnya itu sudah selesai di disdukcapil baru nikah resmi. Lalu akhirnya saya dan keluarga percaya hingga akhirnya saya menikah siri di rumah," terang Mawar.
Percaya Menikahi Seorang Laki-laki
Ilustrasi pernikahan (Foto: Shutterstock)
|
Karena ayahnya sakit, pernikahan siri Mawar itu diwakili oleh wali hakim bernama Imam Sarwono. Tidak hanya ayah Mawar, ibu kandungnya pun juga terbaring sakit pula dan tak mampu berbuat banyak tentang pernikahan siri anak sulungnya itu.
"Karena ayah sama ibu sakit kan dan tak bisa ngapa-ngapain jadi nikah siri itu berlangsung di rumah saya. Tapi ketika ingin menikah siri itu saya ini tak bisa berbuat apa-apa seperti layaknya mengikuti segala yang ada," ucap Mawar sambil sekali terlihat mengusap air mata lantaran kecewa atas kejadian tersebut.
Berapa minggu setelah menikah siri, ibu kandung Mawar akhirnya mulai berlangsung pulih tubuhnya. Akan tetapi ayah kandung Mawar masih terbaring sakit lantaran stroke.
Saat pulih, ibu kandung Mawar telah mengetahui kejadian pernikahan siri anaknya itu bersama Araffif alias Erayani, namun lantaran sakit ibu kandung Mawar tak bisa berbuat apa-apa.
Usai menikah siri, Arrafif alias Erayani tinggal di rumah orang tuanya Mawar di Jambi. Hampir lima bulan Erayani itu tinggal di rumah Mawar dengan kondisi makan tidur tanpa bekerja.
Sejak sebulan menikah siri, acap kali ibu Mawar bertanya tentang pekerjaan Erayani yang mengaku dokter namun tidak pernah bekerja. Ia pun selalu menyangkal dan menjawabnya dengan beribu alasan hingga ibu kandung Mawar sedikit percaya.
Kepercayaan itu ternyata tidak mau berlarut begitu saja, lalu dua bulan setelah menikah siri, ibu kandung Mawar coba tanyakan identitas Arrafif yang sebenarnya. Pertanyaan ibu Mawar itu lantaran proses perubahan nama di Dukcapil itu tidak kunjung selesai-selesai.
Namun setiap berbicara hal itu, Arrafif alias Erayani selalu mengaku masih dalam proses. Berjalan lima bulan tingkat kecurigaan ibu Mawar mulai besar, apalagi selama anaknya menikah siri dengan Arrafif alias Erayani terlihat kondisi anak perempuannya itu seperti tertekan dan tunduk saja terhadap Erayani.
"Saya nggak begitu banyak paham lah, yang jelas saya tahu nya dan percayanya dia itu laki-laki. Saya seperti takut melawan lantaran kalau bertanya hal itu juga saya selalu dimarahi nya, seperti tak berani berbuat apa-apa," ungkap Mawar.
Selama lima bulan pernikahan siri terjadi, ibu Mawar lalu memanggil pihak RT dan warga sekitar untuk mendalami kecurigaannya. Dari pemanggilan itu, ibu Mawar sempat mengintrogasi Arrafif alias Erayani terhadap identitas aslinya itu.
Dari pertemuan tersebut, ibu Mawar meminta Arrafif alias Erayani segera lengkapi identitasnya dengan catatan surat perjanjian di atas kertas beserta tanda tangan. Perjanjian itu disebut agar Erayani dapat membuktikan identitas aslinya yang dalam proses perubahan nama di disdukcapil.
Dibawa Kabur ke Rumah Ibu Angkat di Lahat
Ilustrasi pernikahan (Foto: Shutterstock)
|
Setelah di desak ibu Mawar, Erayani justru membawa istrinya pergi. Kepergian itu tanpa diketahui oleh ibu Mawar, mereka minggat ke Lahat, Sumsel.
"Saya pagi itu dibawa pergi, dia bilang ikut saja dan saya pergi sama dia sambil bawa kendaraan adik kandung saya. Ketika itu dia hubungi seseorang yang merupakan sopir travel yang memang dia kenal selama berada di Jambi, tetapi sopir itu tidak bisa awalnya antari kami ke Lahat, lalu kami tinggal dulu sementara di Reddorz di dekat bandara Jambi, dan di situ dia coba hubungi kendaraan rental dan kami kemudian ke Lahat tempat ibu angkatnya itu," sebut Mawar.
Selama di Lahat tempat ibu angkat Erayani, Mawar hanya boleh berada di dalam kamar dan tidak boleh berinteraksi dengan siapapun. Bahkan selama satu bulan berada di rumah ibu angkat Erayani, Mawar hanya diberi makan sekali dan makan di dalam kamar.
Satu bulan di rumah ibu angkatnya, lalu Mawar diajak pindah lagi oleh Arrafif alias Erayani ke rumah teman perempuan Arrafif di Lahat. Di situ, Mawar bercerita jika tinggal selama tiga bulan di sana dan sama hanya berada di kamar dan tak boleh berinteraksi ke luar rumah.
"Kalau tiga bulan di rumah temannya itu saya sempat ada sekali ke luar, saat itu urus deposito saya, lalu ketika uang itu cair sebesar Rp 50 juta yang pegang ATM dan uang itu dia. Dan selama itu pula uang itu digunakan buat kebutuhan di sana serta dia bilang juga buat biaya perobatan ayahnya," kata Mawar.
Selama Mawar dibawa kabur upaya ibu Mawar terus berlanjut untuk bisa dapatkan anak sulungnya itu. Hingga akhirnya ibu Mawar melaporkan semua kejadian yang ada serta bukti-bukti yang dilengkapi ibu Mawar ke polisi. Sehabis melapor polisi pun akhirnya melacak keberadaan Mawar dan Erayani di Lahat hingga akhirnya Erayani ditangkap.
Saat ditangkap, Mawar bahkan tidak juga percaya jika Arrafif alias Erayani adalah perempuan hingga akhirnya percaya setelah Mawar melihat semuanya yang mana Arrafif adalah seorang perempuan tulen.
"Percaya itu setelah berada di Polresta Jambi ya saat itu, di situ saya diberitahu jika dia itu benar perempuan bukan laki-laki. Dan akhirnya dia Erayani ditahan polisi dengan berbagai laporan dan bukti-bukti orang tua saya," ucap Mawar.
Mawar, dan ibunya berharap dalam kasus ini bisa segera terungkap bukan hanya karena persoalan penipuan gelar akademis saja melainkan yang lainnya seperti penipuan identitas dan merugikan uang Mawar senilai ratusan juta serta mental Mawar yang kini terpuruk.
"Saya harap ini tidak ada korban-korban lain, lalu saya juga harap agar kasus ini bisa dapat diusut juga atas kasus penipuan identitas dan kerugian uang yang totalnya sampai Rp 300 juta terus diusut juga atas tindakan yang membuat mental anak saya terpuruk serta kasus penipuan gelar yang dia bilang dokter itu, saya minta semuanya di usut agar dia dapat di hukum pasal berlapis," harap ibu Mawar sambil meneteskan air matanya.