Seorang wanita di Jambi, sebut saja Mawar baru menyadari bahwa dia telah menikah dengan sesama jenis setelah sepuluh bulan menjalani rumah tangga. Mawar mengetahui hal tersebut saat dia menjadi saksi atas pemalsuan gelar perguruan tinggi di PN yang selama ini digunakan suaminya.
Mawar selama ini mengetahui bahwa suaminya bernama Ahnaf Arrafif. Di persidangan Mawar bercerita jika dirinya tidak curiga bahwa suaminya tersebut adalah seorang perempuan. Ia bahkan mengaku bahwa suaminya itu adalah laki-laki tulen yang berprofesi sebagai dokter.
"Awalnya dia mengaku berprofesi sebagai dokter dengan memiliki banyak gelar akademis. Kuliah di luar negeri dengan banyak gelar karena mendapat beasiswa untuk lima fakultas sekaligus," terang Mawar dalam persidangan itu, Selasa (14/6/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mawar menyebutkan awal perkenalan dirinya dan suaminya itu bermula dari salah satu aplikasi kencan yakni Tantan. Kala itu suaminya tersebut terlihat berpenampilan layaknya lelaki yang tinggalnya di Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan.
Perkenalan antara Mawar dan lelaki yang ternyata perempuan dengan nama asli Erayani itu dinilai singkat. Mawar dan Erayani saling kenal hanya dua minggu hingga akhirnya Erayani tersebut menemui Mawar di Jambi.
Kala itu, Erayani yang kini jadi terdakwa atas kasus penipuan gelar perguruan tinggi tersebut datang dari Lahat, Sumatera Selatan, menuju rumah Mawar. Dia juga sempat menginap di penginapan lalu kemudian mendatangi Mawar pada 23 Juni 2021 dan tinggal di rumah Mawar selama kurang lebih 1 minggu.
Selama tinggal di rumah Mawar, Terdakwa juga bersikap baik. Karena mengaku berprofesi dokter, terdakwa juga sempat membantu merawat orang tua Mawar yang saat itu sedang jatuh sakit.
"Sempat ngobatin ayah saya. Akhirnya saya percaya dia dokter. Dia ngecek tensi, dia nyaranin obat. Saya cuma beli. Awal-awal datang saja dia ngecek kesehatan orang tua," cerita Mawar.
Mawar dan Erayani menikah siri. Simak halaman berikutnya:
Mawar kemudian diajak menikah siri oleh terdakwa setelah mendapatkan saran dari keluarganya dan orang tua angkat terdakwa yang saat itu mengubunginya melalui telepon. Mawar mengaku bahwa dia dinikahkan lelaki bernama Imam Sarwono.
Imam Sarwono juga sekalian menjadi wali hakim karena ayah Mawar ketika itu dalam keadaan sakit. Bahkan ibunya juga sakit, sehingga tidak ada satupun orang tua Mawar yang menyaksikan pernikahannya itu.
Selama beberapa bulan lamanya menikah siri, Mawar juga sudah sering bertanya kepada terdakwa soal identitasnya, namun terdakwa selalu memberi alasan untuk menutupi identitas aslinya.
Mawar juga mengaku tidak pernah bertemu keluarga kandung Suaminya. Dia hanya dibawa ke Lahat Desember 2021 menemui orang tua angkatnya. Mawar tinggal disana selama sebulan. Selama tinggal di rumah orang tua angkat suaminya, Mawar tidak dibolehkan interaksi.
Terkait profesi terdakwa sebagai dokter, Mawar juga kerap bertanya namun terdakwa selalu menghindar. Mawar mengaku saat berkenalan terdakwa berprofesi sebagai dokter dengan lulusan kampus di New York.
Dalam waktu hampir bersamaan kuliah di 5 fakultas, dan ditambah spesialis bedah syaraf. Namun Mawar mengaku tidak ingat nama universitas yang disebut terdakwa. Selain itu, saat menikah kata Mawar, terdakwa tidak mau menggunakan gelar luar negeri dengan alasan tidak dikenalkan orang.
"Saya tanya kok kamu bisa begitu. Katanya dia beasiswa. Dia bilangnya itu kuliah di 3 fakultas sekaligus. Saya percaya-percaya saja, karena beberapa orang yang saya kenal pernah kayak gitu," ucap Mawar.
Meski sudah berprofesi sebagai dokter, Mawar mengatakan kalau terdakwa tidak bekerja. Dia hanya mengaku menjadi bos di perusahaan batu bara.
Orang tua mawar mulai curiga dengan menantunya. Baca halaman berikutnya:
Setelah empat bulan menikah, ibu Mawar mulai timbul kecurigaan terhadap terdakwa. Orang tua Mawar sempat membawa warga untuk meminta menggerebek terdakwa.
"Waktu itu saya sempat bela dia karena saya kira dia laki-laki, tetapi orang tua saya curiga dia itu perempuan," sebut Mawar.
Lalu, Mawar mencoba mencari tahu kebenaran kelamin suaminya itu lantaran kecurigaan ibunya itu. Selama menikah bahkan Mawar belum sama sekali pernah melihat langsung alat kelamin terdakwa.
Di dalam rumah, kata Mawar, terdakwa selalu memakai pakaian. Upaya membuktikan kelamin pasangannya pun selalu gagal, dan mereka selalu ribut jika sudah membahas hal itu.
Terdakwa juga pernah mengaku kepada Mawar jika memiliki kelainan hormon sehingga terjadi benjolan di bagian dada yang sebenarnya adalah payudara.
Mawar baru mengetahui jika suaminya adalah seorang perempuan ketika mereka kembali ke Jambi setelah kabur ke Kabupaten Lahat Sumsel. Bahkan ketika itu terdakwa juga sudah dilaporkan oleh ibu Mawar ke polisi soal pemalsuan gelar perguruan tinggi yang akhirnya masuk dalam persidangan di PN Jambi.
Saat di Jambi, ibu Mawar juga memaksa membuktikan kelamin terdakwa lantaran tahu dia perempuan. Setelah dibuktikan langsung, akhirnya terdakwa memang merupakan perempuan dari kelamin yang dia punya.
Simak Video "Video: Jerman Punya Kantor Polisi Perempuan untuk Kali Pertama"
[Gambas:Video 20detik]
(bpa/bpa)