Perigi Hang Tuah di Sungai Duyung, Kampung Sekanak, Desa Tinjul, Singkep Barat, Kabupaten Lingga, merupakan salah satu situs bersejarah yang diyakini memiliki keterkaitan erat dengan sosok Laksamana Hang Tuah. Keberadaannya menjadi saksi bisu perjalanan sejarah panjang sang panglima besar Bangsa Melayu yang melegenda.
"Perigi Hang Tuah sudah cukup lama dan telah ada secara turun-temurun. Jika kita melihat silsilah sejarah dan cerita yang diwariskan dari generasi ke generasi, tempat ini memiliki makna yang besar," kata Kepala Desa Tinjul, Amren Zaini, Jumat (7/3/2024).
Sumur ini diyakini berada di kawasan perkampungan tempat Hang Tuah tumbuh besar. Keberadaannya diperkuat oleh catatan sejarah serta pengakuan beberapa akademisi dunia dalam sebuah pertemuan tahun 2020, yang dihadiri oleh beberapa profesor sejarah diantaranya dari Prancis dan Australia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam pertemuan itu, para akademisi meyakini bahwa Hang Tuah besar dan bermukim di Sungai Duyung, Kampung Sekanak, Desa Tinjul, Singkep Barat," tambah Amren.
Tak hanya memiliki nilai historis, Perigi Hang Tuah juga diyakini memiliki khasiat tersendiri. Masyarakat sekitar percaya bahwa air dari sumur ini memberikan khasiat tersendiri bagi siapa saja yang menggunakannya.
"Air dari sumur ini diyakini memiliki manfaat bagi yang mandi, mencuci muka, atau sekadar membersihkan diri. Konon, airnya bisa membuat awet muda," jelasnya.
Perigi Hang Tuah diketahui terdiri dari tujuh sumur yang tersebar di Kampung Sungai Duyung, Desa Tinjul. Salah satu yang paling unik adalah sumur ketujuh, yang memiliki keunikan tersendiri bagi yang mengkonsumsinya.
"Telaga ketujuh memiliki keunikan tersendiri. Airnya diyakini dapat menyesuaikan rasa dengan apa yang dipikirkan oleh orang yang meminumnya. Jika seseorang membayangkan rasa asin, maka airnya akan terasa asin. Jika membayangkan rasa pahit, maka airnya pun akan terasa pahit," ujarnya.
Selengkapnya di Halaman Berikutnya...
Sebagai situs bersejarah, Perigi Hang Tuah kini menjadi ikon budaya dan wisata di Kabupaten Lingga. Pemerintah Desa Tinjul turut berperan aktif dalam menjaga kelestariannya dengan mengalokasikan anggaran dari dana desa untuk biaya perawatan dan pembersihan area perigi.
"Kami berusaha melestarikan Perigi Hang Tuah melalui anggaran desa. Kami mengalokasikan dana untuk perawatan dan pembersihan, meskipun insentif bagi petugas masih terbatas karena menyesuaikan dengan anggaran desa,"tambahnya.
Menurut Amren keberadaan Perigi Hang Tuah bukan hanya menjadi simbol kejayaan masa lalu, tetapi juga menjadi daya tarik wisata sejarah yang unik. Dengan segala kisah dan nilai yang menyertainya, perigi ini menjadi bagian penting dalam identitas budaya masyarakat Melayu, khususnya di Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau.
Simak Video "Menggunakan Becak untuk Menjelajahi Kota yang Penuh Warna, Vietnam"
[Gambas:Video 20detik]
(astj/astj)