Tradisi Maapam di Pasaman Barat: Warisan Budaya yang Masuk Rekor Muri

Sumatera Barat

Tradisi Maapam di Pasaman Barat: Warisan Budaya yang Masuk Rekor Muri

Aisyah Lutfhi - detikSumut
Kamis, 02 Jan 2025 18:30 WIB
Penampakan kue apam, kue tradisional Minangkabau yang bisa dijumpai dalam Tradisi Maapam.
Foto: Penampakan kue apam, kue tradisional Minangkabau yang bisa dijumpai dalam Tradisi Maapam. (dok. muri.org.)
Pasaman Barat -

Tradisi Maapam di Pasaman Barat, Sumatera Barat, merupakan salah satu kekayaan budaya yang menjadi identitas masyarakat setempat. Tradisi ini rutin digelar setiap tahun pada bulan tertentu. Misalnya menjelang bulan suci Ramadan, Maulid Nabi Muhammad SAW, dan peringatan Isra Mi'raj.

Tidak hanya sebagai kegiatan memasak, Maapam juga mencerminkan nilai kebersamaan, gotong royong, dan penghormatan terhadap leluhur. Yuk, simak informasi seputar Tradisi Maapam berikut.

Apa Itu Tradisi Maapam?

Dilansir dari situs resmi Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri), Tradisi Maapam adalah kegiatan memasak apam, kue tradisional khas Minangkabau yang dibuat dari tepung beras, santan, dan gula aren. Apam dimasak secara tradisional menggunakan tungku dengan bahan bakar alami seperti daun kelapa, serta kuali yang terbuat dari besi. Proses ini biasanya dilakukan di ruang terbuka untuk meminimalkan dampak asap.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kegiatan ini telah berlangsung sejak zaman nenek moyang dan diwariskan secara turun-temurun. Dalam pelaksanaannya, ibu-ibu menjadi ujung tombak tradisi ini. Mereka bersama-sama mempersiapkan bahan, memasak, hingga menyajikan apam, menciptakan suasana penuh kehangatan yang mempererat hubungan antarwarga.

Pelestarian Tradisi dan Rekor Muri

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat mengambil langkah konkret untuk memastikan tradisi Maapam tetap hidup dan dikenal luas. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mendaftarkan Maapam sebagai budaya non-benda yang dilindungi secara nasional.

ADVERTISEMENT

Puncaknya terjadi pada tahun 2020, ketika tradisi Maapam mencatatkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). Dalam acara tersebut, lebih dari 1.074 tungku digunakan secara bersamaan untuk memasak apam. Prestasi ini tidak hanya membuktikan antusiasme masyarakat dalam melestarikan budaya, tetapi juga menjadi daya tarik wisata budaya yang mengundang perhatian nasional dan internasional.

Makna Sosial dan Filosofis Tradisi Maapam

Maapam bukan sekadar aktivitas memasak; ia sarat dengan makna sosial dan filosofis. Tradisi ini menjadi media untuk mempererat silaturahmi antar warga sekaligus menjaga hubungan sosial yang harmonis. Selain itu, Maapam juga menjadi bentuk penghormatan kepada arwah anak-anak yang telah meninggal, sebuah simbol penghargaan terhadap kehidupan dan kenangan.

Bahan dan Cara Membuat Apam

Bahan-Bahan yang Diperlukan

· Tepung beras: 1 kg (dihaluskan)

· Santan kelapa: 1 liter

· Gula aren: secukupnya (sebagai pemanis alami)

· Garam: secukupnya

· Daun pandan: beberapa lembar (untuk aroma)

· Daun kelapa kering: sebagai bahan bakar untuk memasak

Langkah-Langkah Pembuatan

Persiapan Bahan:

· Siapkan semua bahan yang diperlukan. Pastikan tepung beras sudah halus dan santan sudah tersedia.

· Rebus santan bersama daun pandan dan sedikit garam hingga mendidih. Angkat dan biarkan hingga suhu ruang.

· Membuat Adonan:

· Dalam wadah besar, campurkan tepung beras dengan gula aren dan garam. Aduk rata.

· Tuangkan santan yang telah didinginkan ke dalam campuran tepung beras sedikit demi sedikit sambil terus diaduk hingga adonan tercampur rata dan tidak menggumpal.

· Fermentasi Adonan:

· Tutup wadah adonan dengan kain bersih dan biarkan selama sekitar 30 menit hingga adonan mengembang.

Persiapan Memasak:

· Siapkan tungku tradisional yang menggunakan daun kelapa kering sebagai bahan bakar. Tunggu hingga bara api cukup panas.

· Olesi kuali atau cetakan dengan sedikit minyak agar apam tidak lengket.

· Mengukus Apam:

· Setelah adonan mengembang, aduk kembali untuk mengeluarkan udara. Tuang adonan ke dalam cetakan hingga 2/3 bagian penuh.

· Kukus di atas tungku selama 25-30 menit atau hingga matang. Untuk memastikan apam matang, gunakan lidi untuk menusuk; jika tidak lengket, berarti sudah siap.

Nah itulah informasi seputar tradisi Maapam di Pasaman Barat hingga cara membuatnya. Yuk, ikut lestarikan tradisi setempat yang sangat bermakna. Semoga bermanfaat, ya!




(afb/afb)


Hide Ads