Hari Batik Nasional 2024: Tema dan Sejarahnya

Hari Batik Nasional 2024: Tema dan Sejarahnya

Nanda Marbun - detikSumut
Selasa, 01 Okt 2024 06:00 WIB
Membatik dengan menggunakan canting dan lilin.
Foto: Thinkstock
Medan -

Indonesia memiliki beragam kekayaan budaya. Batik menjadi salah satu warisan budaya yang sangat berharga.

Di Indonesia sendiri setiap tanggal 2 Oktober diperingati sebagai Hari Batik Nasional. Peringatan ini dibuat untuk menunjukkan penghargaan dan kebanggaan terhadap kekayaan budayanya.

Hari Batik Nasional bukan hanya peringatan, tetapi juga cara untuk mempertahankan identitas Indonesia dan bersatu. Memakai batik adalah simbol solidaritas yang melampaui perbedaan sosial antara orang kaya dan miskin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tema Hari Batik Nasional 2024

Yayasan Batik Indonesia (YBI) telah menetapkan tema untuk Hari Batik Nasional 2024, dengan "Bangga Berbatik" sebagai tema perayaan, dilansir dari akun Instagram resminya.

Tema ini dipilih untuk mendukung para pengrajin dan pengusaha produk batik. dengan memotivasi orang Indonesia untuk menggunakan dan mempopulerkan batik di setiap aktivitas mereka.

ADVERTISEMENT

Selain tema, YBI membuat ikon HBN 2024 dari batik tulis Gedhog Tuban, yang dibuat di Jawa Tengah. Motif burung Phoenix, yang merupakan simbol akulturasi budaya antara penduduk pesisir Tuban dan Tiongkok, adalah ciri khas batik ini.

Sejarah Batik di Indonesia

Dilansir dari laman Kementerian Kemendikbud RI. Sejarah Hari Batik Nasional dimulai pada tahun 2009 ketika UNESCO mengakui batik sebagai warisan budaya takbenda. Pada tanggal 2 Oktober 2009, di Abu Dhabi, Komite Antar Pemerintah tentang Warisan Budaya Tak Benda mengumumkan pengakuan ini.

Pada saat itu, batik, bersama dengan elemen budaya lainnya seperti wayang, keris, noken, dan tari Saman, dimasukkan ke dalam daftar representasi Warisan Budaya Takbenda Manusia atau Daftar Warisan Budaya Takbenda Manusia.

Presiden Soeharto pertama kali memperkenalkan batik kepada dunia internasional saat mengikuti konferensi PBB. UNESCO menetapkan Batak Indonesia sebagai Warisan Budaya Intangible (ICH) pada 4 September 2008 di Jakarta.

Pada 9 Januari 2009, batik diterima secara resmi sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi UNESCO. Pada 2 Oktober 2009, pada sidang keempat Komite Antar-Pemerintah yang diselenggarakan oleh UNESCO di Abu Dhabi, batik dikukuhkan sebagai bagian dari Warisan Budaya Tak Benda.

Melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 33 Tahun 2009, yang ditetapkan pada tanggal 17 November 2009, Presiden keenam Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menetapkan 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional.

Melalui Keputusan Presiden ini, Kementerian Dalam Negeri kemudian mengeluarkan Surat Edaran yang meminta semua pegawai pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten untuk mengenakan batik pada Hari Batik Nasional.

Sejarah batik di Indonesia terkait dengan munculnya kerajaan Majapahit dan penyebaran Islam di Jawa. Produksi batik dimulai pada zaman kerajaan Mataram dan kemudian dilanjutkan pada zaman kerajaan Solo dan Yogyakarta.

Batik awalnya hanya digunakan dalam keraton untuk pakaian raja dan keluarganya, tetapi kemudian dibuat oleh masyarakat umum dan menjadi populer sebagai pakaian. Batik tradisional menggunakan pewarna alami seperti tanah lumpur, soga, soda abu, pohon mengkudu, dan tumbuhan lainnya.

Melalui peringatan ini, warisan budaya batik semakin diakui secara global. Dengan demikian, masyarakat Indonesia diharapkan untuk lebih percaya diri dalam memakai batik sebagai bagian dari upaya melestarikan budaya Indonesia. Hari Batik Nasional juga dapat membantu masyarakat melalui industri batik.

Demikianlah informasi tentang peringatan Hari Batik Nasional 2024, dari tema beserta sejarahnya. Semoga bermanfaat ya, detikers!

Artikel ini ditulis Nanda M, Marbun, mahasiswa magang bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom




(astj/astj)


Hide Ads