Tradisi Jamu Laut di Langkat, Hubungan Masyarakat dengan Alam

Tradisi Jamu Laut di Langkat, Hubungan Masyarakat dengan Alam

Dostry Amisha - detikSumut
Sabtu, 04 Mei 2024 11:30 WIB
Masyarakat dan nelayan di pesisir selatan Kecamatan Munjungan, Trenggalek menggelar upacara adat Longkangan atau laut di Teluk Sumbreng
Ilustrasi kegiatan masyarakat di laut (Foto: Adhar Muttaqin)
Langkat -

Tradisi jamu laut merupakan tradisi yang umumnya dilakukan masyarakat Melayu Pesisir Timur Sumatera Utara. Tradisi jamu laut tidak terlepas dari kehidupan nelayan khususnya di Desa Jaring Halus di Langkat.

Tradisi jamu laut di Langkat tepatnya di Desa Jaring Halus sudah ada sejak awal desa dibuka oleh Abu Bakar, seorang perantau dari Malaysia. Tradisi ini sudah ada sejak tahun 1917 dan dilakukan setiap tiga tahun sekali.

Tradisi ini menunjukkan hubungan yang kuat antara masyarakat Desa Jaring Halus dengan alamnya. Dengan melaksanakan tradisi maka alam juga akan memberi apa yang diinginkan masyarakat yaitu hasil tangkapan yang banyak dan tidak ada gangguan makhluk gaib.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu bagaimana sejarah dan pelaksanaan tradisi jamu laut oleh masyarakat Melayu Desa Jaring Halus di Langkat? Berikut detikSumut rangkum informasinya, simak yuk!

Asal-usul Tradisi Jamu Laut

Dikutip dari Jurnal Antropologi Sumatera berjudul Kearifan Lokal dalam Pengelolaan Wilayah Pesisir di Desa Jaring Halus oleh Noor Aida dan Fikarwin Zuska, awal mula tradisi jamu laut tidak lepas dari sejarah berdirinya Desa Jaring Halus. Pembuka Desa Jaring Halus adalah Abu Bakar bin Awang berasal dari Keddah, Malaysia, yang merantau ke Langkat.

ADVERTISEMENT

Awalnya Abu Bakar tinggal di Batang Buluh sebagai petani dan sambil melaut. Pulang melaut, Abu Bakar sering singgah di pulau yang berada di muara sungai yang saat ini dikenal dengan Jaring Halus yang sebelumnya tidak memiliki nama.

Sejak awal pembukaan desa, Abu Bakar yang membuka desa membuat kesepakatan dengan makhluk halus penunggu desa untuk melakukan persembahan sebagai syarat menempati Desa Jaring Halus.

Sejak saat itu, Abu Bakar menjadi pawang laut pertama Desa Jaring Halus. Ritual ini kemudian dilakukan turun temurun masyarakat Desa Jaring Halus.

Keturunan Abu Bakar akan menjadi pawang laut selanjutnya. Namun, siapa yang menjadi pawang laut diantara keturunannya akan ditunjuk langsung oleh "hantu laut".

Pelaksanaan Tradisi Jamu Laut

Dilansir dari Journal of Education, Humaniora dan Social Science berjudul Tradisi Jamu Laut menjadi Sistem pada Masyarakat Desa Jaring Halus oleh Daniel Fernando Hutapea dan Bahrul Khair Amal, jamu laut dilakukan berdasarkan permintaan "orang laut" melalui pawang laut. Dilakukannya tradisi ini ditandai dengan kejadian seperti banyak nelayan yang sakit selepas melaut, orang terjatuh saat hendak ke laut, dan lainnya.

Upacara tradisi jamu laut biasanya akan menyembelih kambing sebagai binatang kurban. Daging kambing akan digulai untuk dimakan sebagai lauk bersama dengan seluruh pelaksana tradisi jamu laut.

Bagian kepala dan kulit kambing beserta jenis makanan lainnya akan diletakkan di bale-bale (tempat persembahan) yang dibuat tinggi dan dipancang di pinggiran pantai. Bale-bale tidak boleh dirobohkan atau dihancurkan dengan sengaja, namun dibiarkan hancur sendiri.

Setelah prosesi bale-bale selesai dilakukan akan dikumandangkan doa-doa kemudian makan bersama di pantai dan tidak boleh makan di luar area jamu laut. Jamu laut memiliki beberapa pantang yang berlaku mulai pukul 18.00 WIB pada hari jamu laut hingga hari berikutnya pukul 18.00 WIB.

Pada saat pantang, tidak boleh ada kegiatan apapun dan oleh siapapun di laut. Selain pantang ke laut, pantang lain juga tidak boleh dilakukan seperti mengambil barang yang jatuh ke tanah selama waktu pantang.

Tradisi ini masih dilakukan dan ditaati oleh masyarakat Desa Jaring Halus dimana pawang laut berperan penting dalam menjaga tradisi dan bagi kehidupan nelayan. Hubungan antara masyarakat dan alamnya yang kuat terlihat dalam tradisi ini dan pawang laut sebagai penghubungnya.

Artikel ini ditulis Dostry Amisha, mahasiswa peserta magang merdeka di detikcom.




(afb/afb)


Hide Ads