.webp)
Putroe Phang adalah taman Kerajaaan Aceh Darussalam yang didirikan oleh Sultan Iskandar Muda pada 1607-1636. Taman itu didirikan permaisurinya Putroe Phang yang berasal dari kerajaan Pahang.
Di kitab Bustanus Salatin nama asli taman Putroe Phang adalah taman Ghairah. Melansir dalam laman Sekretariat Majelis Adat Aceh, taman ini dibangun karena sultan sangat mencintai putri pahang dan agar putri Pahang tidak kesepian bila ditinggal sultan dalam menjalankan perintah.
Pembangunan taman ini dikisahkan merupakan permintaan dari Putroe Phang, putri raja yang dibawa ke Aceh oleh Sultan Iskandar Muda setelah kerajaan Pahang ditaklukan. Ketika masa kejayaan Kesultanan Aceh Darussalam yang ketika itu dipimpin oleh Sultan Iskandar Muda, saat itu Sultan Iskandar Muda jatuh cinta dengan Putroe Phang atau Putri pahang yang bernama asli Putri Kamaliah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kecantikan dari Putri Kamaliah membuat Sultan Iskandar Muda untuk segera menikahinya. Tidak hanya cantik, putri Pahang juga dikenal pandai dan bijaksana, bahkan putri Phang menjadi penasihat Sultan Iskandar Muda dalam menyelesaikan masalah.
Setelah beberapa lama Putri Phang tidak betah tinggal di Aceh, karena itulah Sultan Iskandar Muda membuatkan taman kerajaan agar putri Phang merasa betah tinggal di Aceh. Taman Putroe Phang diperkirakan dibangun pada tahun 1607 - 1636 M. Di area taman terdapat bangunan-bangunan megah seperti pintu khop.
Taman kerajaan lokasinya sangat dekat dengan kerajaan. Pintu khop dulunya adalah pintu penghubung antara istana dan taman kerajaan. Saat itu, melalui pintu khop ini terdapat lorong bawah tanah yang menjadi jalan untuk menuju ke istana kerajaan.
Lokasi Taman Putroe Phang bisa ditemukan di Sukaramai, Baiturrahman, Kota Banda Aceh, berdekatan dengan Gunongan yang dulunya merupakan satu kesatuan Taman Putroe Phang. Ketika Iskandar Tsani naik tahta pada 1636 M pembangunan taman diperluas seribu depa. Taman itu diberi nama Taman Ghairah, namun kemasyuran taman ini dibuat untuk putroe phang membuat taman ini selalu disebut oleh orang-orang Aceh sebagai Taman Putroe Phang.
Artikel ini ditulis Muthi' Nur Hanifah, peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(astj/astj)
