Legenda dikenal sebagai cerita atau narasi berisi peristiwa dan tokoh yang dianggap mempunyai nilai sejarah atau kebenaran tertentu. Umumnya, legenda digunakan untuk mengajar nilai-nilai moral, sejarah atau budaya.
Melansir Buku Kumpulan Legenda Nusantara oleh Astri Damayanti, kali ini detikSumut rangkum kumpulan cerita legenda singkat yang berasal dari Sumatera Barat (Sumbar). Simak sampai akhir, ya, detikers!
Kumpulan Cerita Legenda Sumbar
1. Danau Singkarak
![]() |
Indra adalah seorang anak rajin dan penurut yang tinggal bersama orang tuanya yang miskin. Namun, dia memiliki nafsu makan yang besar. Masalah muncul ketika musim paceklik berlangsung berbulan-bulan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain ubi-ubian dari hutan, tidak ada makanan yang bisa dimakan. Indra pun memahami keadaan orang tuanya dan terus membantu mereka untuk mencari makan di hutan atau mencari ikan di laut.
Sebelum pergi ke hutan atau ke laut, Indra tidak pernah lupa memberi makan ayam kesayangannya yakni Taduang. Setiap kali dia pulang, Taduang selalu menyapanya dengan berkokok.
Suatu hari, ayahnya pulang dengan membawa ikan yang cukup untuk mereka bertiga makan. Ibu Indra sudah memasak ikan menjadi pangek tetapi Indra tak kunjung pulang sehingga mereka mulai makan siang tanpanya.
Muncul perasaan sedih saat mengetahui hal itu, Indra pun meninggalkan rumah dan duduk di atas batu ditemani ayam kesayangannya. "Ibu dan Ayah tidak menyayangiku. Mereka tega tak menyisakan sedikit pun makanan padahal aku lapar."
Taduang mengepakkan sayapnya sampai benar-benar terbang bahkan membawa Indra dan batu yang dia duduki terbang. Semakin tinggi mereka terbang, batu itu jatuh ke tanah membentur bukit di tepi laut hingga membentuk Danau Singkarak.
2. Kepulauan Mentawai
![]() |
Pada zaman dahulu kala, ada pohon buah khas bernama Sipeu di hutan Mentawai. Seorang warga, Taku, melihat pohon itu berbuah dan membuat tanda lingkaran berharap buah yang jatuh ke dalam lingkaran menjadi miliknya.
Tak lama kemudian, tetangganya yakni Yuta membuat lingkaran yang lebih besar dari lingkaran Taku. Suatu hari, Yuta datang lebih dulu dan menemukan buah Sipeu kecil jatuh di lingkarannya sedangkan buah Sipeu besar di lingkaran orang lain.
Sifat serakah Yuta pun muncul sehingga dia menukar buahnya dengan buah yang lebih besar. Saat Taku datang, dia curiga karena jejak buah di lingkaran miliknya tidak sama dengan ukuran buah yang dipegangnya.
Taku yang penasaran datang lebih dulu pada keesokan harinya. Dia memanjat pohon Sipeu lalu mengambil dua buah yang ukurannya tidak sama. Yang besar ditaruh di lingkarannya, sedangkan buah kecil di lingkaran Yuta.
Yuta datang setelah Taku berhasil sembunyi di balik semak-semak. Dia menukar kembali buah Sipeu di kedua lingkaran itu yang kemudian disaksikan oleh Taku. Taku menjadi tahu bahwa tetangganya berbuat curang.
Selain buah Sipeu, ternyata Yuta juga mencurangi keluarga Taku dalam banyak hal. Demi menghindari pertengkaran, Taku dan keluarganya pindah ke sebuah pulau baru bernama Tuapejat yang sampai kini merupakan ibu kota Kabupaten Kepulauan Mentawai.
3. Kerajaan Pagaruyung
![]() |
Sejak kematian raja Majapahit yang bernama Raden Wijaya, Adityawarman berselisih dengan Mahapatih Gajah Mada. Situasi itu menyebabkan Adityawarman diusir dari Istana Majapahit.
Adityawarman pergi ke tempat ibunya, Putri Kerajaan Melayu Darmasyaraya, dan diangkat menjadi raja di sana. Karena takut diserang, dia memindahkan pusat pemerintahan ke Siguntur.
Ternyata Siguntur tidak aman, Adityawarman memindahkan lagi pusat kerajaan ke Minangkabau di kaki gunung yang tanahnya subur dan mengandung emas. Namun, istana itu diganggu oleh binatang buas.
Menanam pohon bambu berduri membutuhkan waktu lama sehingga dibuat pagar dari pohon uyung demi mencegah gangguan binatang buas. Istana itu pun dikenal sebagai Istana Pagaruyung.
4. Nagari Koto Nan Ampek
Pada suatu hari, Yang Mulia nan arif bijaksana ingin mengadakan sayembara untuk mencari lima ekor kerbau besar. Kerbau-kerbau itu akan digunakan sebagai jamuan makan di pernikahan putrinya.
Mendengar perintah raja, maka berangkatlah satu rombongan yang dipimpin seorang tetua desa bernama Sekartaji. Meski tidak mudah, mereka tidak menyerah sampai menemukan seekor kerbau besar.
"Koto nan gadang! (ini yang besar!" teriak salah satu anggota tiba-tiba. Tempat itu diberi nama yaitu Koto Nan Ampek untuk mengenang perjuangan mereka dalam mencari kerbau. Setelah lama mencari, akhirnya kelima kerbau pun diperoleh.
Tempat ditemukannya kerbau kelima dinamakan sebagai "Koto Nan Gadang". Raja pun menghadiahkan setiap anggota dengan tanah seluas satu hektar. Sementara itu, Sekartaji selaku ketua rombongan mendapat tanah seluas dua hektar.
5. Nagari Minangkabau
Kerajaan Pagaruyung adalah kerajaan besar yang ingin menguasai Kerajaan Majapahit. Raja memikirkan strategi untuk melawan Kerajaan Majapahit hingga diputuskan untuk mengadakan perundingan dengan utusan dari Majapahit.
"Kami ingin mengajak pasukan Majapahit mengadu kerbau daripada berperang. Jika kerbau kami kalah, kami akan mengaku kalah dan tunduk kepada Kerajaan Majapahit," kata Prabu Pagaruyung.
Utusan Majapahit menyetujui hal itu dan mencari seekor kerbau besar untuk diadu. Sementara itu, Raja Pagaruyung menyiapkan seekor anak kerbau masih menyusu dengan dipasangi besi runcing di mulutnya.
Ketika hari pertandingan tiba, anak kerbau selalu berusaha menyusu pada kerbau besar yang menjadi lawannya. Anak kerbau mengira kerbau besar adalah induknya. Akibatnya, perut kerbau besar terluka oleh besi runcing di mulut anak kerbau.
Kerbau besar dari Majapahit pun jatuh berlumuran darah. Semua rakyat Pagaruyung yang ada di sana bersorak dan berteriak "Manang Kabau... Manang Kabau! (Kerbaunya menang!"
Kata-kata itu semakin populer di Pagaruyung sampai lambat laun bergeser menjadi Minang Kabau. Untuk mengenang kehebatan kerbau yang telah membebaskan Pagaruyung, dibangun sebuah rumah dengan atap mirip tanduk kerbau.
Demikian kumpulan cerita legenda dari Sumatera Barat. Semoga membantu, ya, detikers!
(astj/astj)