Setiap 8 Januari, diperingati Hari Laut Sedunia, sebuah penanda tahunan atas kelakuan manusia terhadap lautan. Hari Laut Sedunia dicetuskan sebagai proklamasi atas gerakan peduli menjaga ekosistem laut.
Sebagai informasi yang berhasil dikutip detikSumut dari laman World Ocean Day, sekitar 50 persen oksigen di Bumi berasal dari lautan. Penyediaan konsumsi manusia atas protein sebagai besar ditopang dari laut, tercatat lebih satu miliar orang mengonsumsi protein yang berasal dari lautan.
Dari segi ekonomi dan lapangan kerja, dunia laut pada 2030 menyumbang 40 juta lowongan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di tengah banyaknya kasus kerusakan lingkungan lautan, bagaimanakah awal mula terbentuknya Hari Laut Sedunia?
Lebih lanjut, hasil penelusuran juga menemukan bahwa terdapat tujuh periodesasi dalam pencetusan Hari Laut Sedunia. Apabila ditarik sejarahnya, gerakan ini telah muncul sejak tahun 1992.
Pada waktu tersebut, Earth Summit atau yang dikenal sebagai Konferensi PBB tentang Lingkungan dan Pembangunan (UNCED) yang diadakan di Rio de Janeiro, Brasil dari 3 Juni sampai 14 Juni 1992 mendapat usulan oleh Kanada dalam pengajuan Hari Laut Sedunia.
Namun konferensi tersebut belum membuahkan hasil yang memuaskan. Maka pada 2002, The Ocean Project, organisasi yang berfokus kepada permasalahan lautan, membuka keran kampanye skala global untuk Hari Laut Sedunia.
Hasil kampanye tersebut kemudian menciptakan sebuah situs yang fokus terhadap pelestarian lautan dengan nama World Ocean Day. Situs tersebut didirikan pada 2003 dengan program kerja sebanyak 25 yang dilakukan di 15 negara.
Upaya kampanye besar-besaran tersebut membuat Majelis Umum PBB, pada Desember 2008, mengesahkan peringatan Hari Laut Didunia ditetapkan pada 8 Juni.
Atas pengesahan itulah akhirnya pada 2016 Dewan Penasihat Pemuda Hari Laut Sedunia kemudian terbentuk. Diskursus dalam pencegahan populasi plastik digalakkan selama beberapa tahun.
Dalam gerilya sosial media, peringatan untuk menjaga ekosistem lautan juga sangat marak disuarakan dengan tagar #TogetherWeCan. Pergerakan yang dilakukan pada 2019 tersebut menciptakan berjalannya 2000 program di 140 negara.
Setelah akhirnya kampanye dari segi lingkungan dan sosial media mendapatkan banyak perhatian, pada 2020 dibuatlah situs dan ogo baru untuk Hari Laut Sedunia. Kemudian tercetuslah beberapa program yang lebih spesifik dalam menjaga ekosistem lautan seperti melindungi 30 persen area tanah dan lautan pada 2030.
Lantas, penjagaan ekosistem laut bukan sekadar menjaga kehidupan biota di dalamnya saja, manusia yang notabene hidup di daratan akan menjadi pihak paling dirugikan akibat hancurnya laut.
(afb/afb)