Nasional

Kisah Keluarga Batak dan Anak Pendeta yang Menjadi Ateis

Tim detikX - detikSumut
Rabu, 04 Jan 2023 05:56 WIB
Ilustrasi Foto: Getty Images/iStockphoto/NSA Digital Archive
Jakarta -

AFJ, seorang laki-laki berumur 49 tahun, AFJ memiliki latar belakang budaya Batak dengan nilai-nilai Kristen yang kuat. Sedangkan istrinya bahkan anak seorang anak pendeta. Sebelum memutuskan menjadi ateis, keduanya dibesarkan dengan nilai-nilai Protestan yang kuat. AFJ dan istrinya adalah orang yang tidak mengimani Tuhan sejak muda.

"Ada topeng 'tanggung jawab' kekristenan yang harus dipakai pada saat-saat tertentu," katanya kepada detikX pekan lalu.

AFJ dengan sadar menggunakan tanda petik tunggal pada kata tanggung jawab. Artinya, itu adalah sesuatu yang harus tak harus dilakukan. AFJ mengisahkan betapa repot dia dan istrinya karena harus menyembunyikan identitas keyakinan dari keluarga besar supaya semua baik-baik saja.

Memilih hidup sebagai ateis di Indonesia bukanlah perkara mudah, apalagi sebagai orang tua. Di negara ini, paling tidak agama masih dibutuhkan dalam urusan administrasi dan kerap menjadi hal yang penting untuk kebutuhan interaksi sosial, setidaknya bagi anak-anak mereka, di lingkungan masyarakat maupun di keluarga besar. Maka para orang tua ateis harus menyiasatinya.

Contohnya, dia mengisahkan, kemarin keluarga intinya terpaksa menjalani ibadah Natal di rumah karena kedatangan orang tuanya. Di rumahnya, ibadah Natal pun dilakukan disertai dengan perjamuan kudus.

AFJ yang berprofesi sebagai seorang fotografer menjelaskan, dalam Kristen Protestan, kegiatan perjamuan kudus hanya boleh dilakukan oleh orang yang sudah menjalani proses katekisasi. Katekisasi adalah masa seseorang mendapat bimbingan mendasar tentang kekristenan dari pemimpin agama sebelum menerima baptis.

Kedua anak AFJ, yang kini berusia 18 dan 20 tahun, belum menjalani proses itu. Dalam tradisi Batak, katekisasi biasanya dilakukan sejak remaja. "Secara prosedur, mereka belum boleh ikut perjamuan kudus," katanya.

Namun, demi menghindari pertanyaan-pertanyaan, AFJ dan istrinya sepakat untuk membohongi orang tua mereka.

"Kami bilang bahwa mereka (anak-anak) sudah layak mengikuti perjamuan kudus," katanya.

"Beruntung, mereka (anak-anak) sudah paham dan mengerti bagaimana pikiran orang tuanya, sehingga bisa diajak kerja sama, ha-ha-ha...."

Pasalnya, di rumah AFJ, sejak dulu tidak pernah ada simbol-simbol kekristenan, seperti salib ataupun gambar-gambar keagamaan, layaknya rumah-rumah orang Kristen pada umumnya.

"Pertanyaan-pertanyaan tidak pernah muncul secara eksplisit. Hanya sesekali dalam bentuk sarkasme," kata dia.

Bagaimana AFJ membesarkan anak-anaknya? Baca selanjutnya...



Simak Video "Video: Viral Anggota DPRD Sumut Dugem Berujung Dicopot dari Jabatan"

(bpa/bpa)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork