RSI Prihatin Lambatnya Pelaksanaan Program Peremajaan Sawit Rakyat

RSI Prihatin Lambatnya Pelaksanaan Program Peremajaan Sawit Rakyat

Andika Syahputra - detikSumut
Jumat, 23 Jun 2023 19:47 WIB
Ketua Umum RSI Kacuk Sumarto (Foto: Istimewa)
Ketua Umum RSI Kacuk Sumarto (Foto: Istimewa)
Medan -

Ketua Umum Rumah Sawit Indonesia (RSI) Kacuk Sumarto prihatin dengan lambatnya pelaksanaan peremajaan sawit rakyat (PSR). Padahal itu merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan petani.

Kacuk mengakui untuk percepatan dan perluasan PSR tidak sederhana. Apalagi sejak ada penataan ulang peraturan pemerintah yang mengatur PSR.

"Memang persoalannya tidak sederhana dan kita semua sudah tahu. Keprihatinan penggagas RSI atas lambatnya pelaksanaan PSR yang menjadi program utama pemerintah. Itu untuk meningkatkan produktivitas dan mutu buah dari Petani yang kemudian berujung pada kesejahteraan petani," katanya di Gedung PPKS Medan, Jumat (23/6/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pelaksanaan program PSR, menurut dia, tidak sinkron antara pelaku yang terkait sejak pengajuan proposal. Sehingga sehingga banyak hambatan sepanjang perjalanan pengajuan proposal sampai dengan pelaksanaan.

"Hal ini diperparah oleh oknum-oknum tertentu yang memanfaatkan situasi bahwa dana PSR adalah 'hibah' dan banyak juga petani yang bermata gelap," katanya.

ADVERTISEMENT

Keprihatinan lain RSI yakni banyaknya kondisi petani sawit yang tidak beranjak kesejahteraannya. Meskipun kebun sawitnya sudah harus diremajakan kembali dalam budi dayanya serta pola pengusaha, dengan begitu petani tidak lagi mudah dipermainkan harga produksinya, dan bahkan mendapatkan tambahan pendapatan dengan adanya pabrik pengolahan tersebut.

"Untuk hal ini perlu adanya industrialisasi," lanjutnya.

Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Dr Ir Musdhalifah Machmat MT mengakui banyak tantangan dalam menjalankan program PSR. Dia juga menyebut usia sawit saat ini sudah dua kali usia hidup manusia.

"Sawit kita sudah hidup dua kali siklus hidup manusia. Saat ini kita menghadapi banyak tantangan, untuk itu kita harus semakin kompak dan solid sebagai upaya memperbaiki kekurangan-kekurangan," katanya.

Dia berharap kehadiran RSI dapat benar-benar menjadi rumah untuk orang yang ingin tahu tentang sawit.

"Di sini tempatnya untuk berkomunikasi. Ajak orang-orang yang ingin membantu petani sawit dan stakeholder, kita jadikan RSI sebagai wadah berkomunikasi," sarannya.




(astj/astj)


Hide Ads