Banyak cara untuk melestarikan batik yang sudah menjadi identitas budaya Indonesia. Filosofi, nilai, dan keindahan di balik kain batik Indonesia sudah tidak perlu diragukan lagi.
Di tangan perempuan asal Jambi bernama Librendah Widri Enggal, batik ia padukan dengan gaya modern pernak-pernik dekorasi rumah, seperti sarung bantal dan taplak meja. Ia menggaungkan gaya eklektik modern yang diusung dengan paduan menggunakan batik Jambi.
Ia memadukan kain tekstil dan kain batik Jambi menjadi produk dekorasi rumah yang memanjakan mata. Idenya itu muncul ketika ia mengikuti event ekonomi kreatif di Semarang, April 2019 dengan memamerkan produk yang ia beri nama Blimey Kito. Pemilihan batik Jambi dilakukannya untuk mengembangkan potensi lokal Jambi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menceritakan awal tercetusnya ide tersebut setelah melihat tempat produksi batik di Kawasan Seberang, Kota Jambi. Di sana, kata dia, masyarakat hanya produksi kain saja belum ada yang melakukan produksi turunan dari batik tersebut. Ia kemudian memilih untuk membuat produk home decor untuk dipadukan dengan batik Jambi.
"Awalnya saya ke Seberang, Kota Jambi, saya lihat banyak perajin batik Jambi yang membuat lembaran kain batik tapi tidak dibuat produk turunan selain fashion. Saya tertarik produk home decor. Nah, lanjut dari situ produknya berkembang dan produknya itu memiliki unit selling point-nya 2 functions in 1 product," kata perempuan yang akrab disapa Brendah itu, Minggu (19/3/2023).
![]() |
Produk pertama kali yang dibuatnya ialah sarung bantal atau cushion cover. Pembuatan sarung bantal bermotif kain batik Jambi pilihan. Ia memilih batik Jambi berwarna alam dan cerah. Pemilihan motif kain sendiri berdasarkan pemaknaan dan pesan yang ingin disampaikan dalam produk tersebut.
Ada beberapa motif batik Jambi yang digunakannya di antaranya, Kapal Sanggat, Angso Duo, Kaco Piring, Tapah Malenggang, Gunung Kerinci, Incung, Tipian Cik Minah, Bungai Bernai, dan Ikan Seluang.
Proses pembuatannya sendiri membutuhkan waktu yang cukup panjang. Dimulai dari disket lebih dulu di kertas, proses pengukuran kain, pemotongan pola kain, penjahitan motif, pemasangan puring, hingga proses jahit akhir.
"Proses pembuatan sendiri awalnya kita memilih dari pengrajin untuk motif-motifnya disesuaikan dengan desain-desain Blimey Kito disatukan dengan modern tekstil yang sudah kita pilih kemudian kita lanjutkan cutting pola produk. Habis itu dilanjutkan tim produksi untuk penjahitan," jelasnya.
Baca selengkapnya di halaman berikut...
Paduan Gaya Eklektik
Brendah memilih gaya ekletik yang diyakininya bisa mendobrak pangsa pasar batik Jambi. Gaya ekletik ialah merujuk pada penggabungan lebih dari satu gaya desain dari berbagai era. Meskipun gaya tercampur, kesan yang ditampilkan pada arsitektur eklektik adalah unik dan indah serta tidak berantakan.
Produk dekorasi rumah yang dibuatnya ini menghasilkan produk yang menjawab keinginan dan kebutuhan generasi modern dengan warna-warna cerah untuk membuat suasana yang nyaman sekaligus mengangkat kearifan lokal budaya dari batik Jambi.
Pernak-pernik dekorasi rumah hasil karya UMKM Blimey Kito ini ialah, sarung bantal (cushion cover), taplak meja (table runner) placement set, travelling blanket, dan sofa blanket.
"Pada dasarnya saya suka dekorasi rumah dan saya melihat potensi batik Jambi itu saya padukan dengan gaya eklektik untuk produk dekorasi rumah yang ditemui sehari-hari," tuturnya.
Kata Brendah, setiap produk Blimey Kito membawa misi edukasi dari paduan desain dan motif kain batik Jambi yang digunakannya. Hal ini dikarenakan setiap batik Jambi punya filosofi yang kembali disampaikan lewat produk turunan hasil kerajinan tangannya.
![]() |
Suistainable Fashion
Brendah mengatakan produk Blimey Kito yang ditekuninya juga menggaungkan suistainable fasion atau berkelanjutan. Di mana sisa-sisa kain yang digunakan tidak langsung dibuang sehingga meninggalkan sampah tekstil.
Brendah mengatakan sisa kain yang digunakannya kembali dibuat produk turunan yang menghasilkan cuan.
"Kita harus mengurangi sampah tekstil, jadi ada juga produk upscaling dari sisa kain perca itu, buat kriya yang kecil-kecil, konektor masker, scarf, headband, gantungan kunci, yang kecil-kecil itu bisa kita buat produk-produk yang berdaya jual juga gitu," pungkasnya.
Produk Blimey Kito, sendiri dapat dibeli secara daring melalui akun media sosialnya. Produknya pun bahkan sering mejeng di event-event nasional dan diminati wisatawan mancanegara. Adapun harga yang ditaksir sesuai dengan tingka kesulitan masing-masing dimulai dari Rp 30 ribu hingga Rp 500 ribu.
Simak Video "Video: Guru di Jambi Minta Maaf Seusai Viralkan Jembatan Rusak "
[Gambas:Video 20detik]
(nkm/nkm)