Respons Emak-emak di Jambi Usai Jokowi Larang Impor Pakaian Bekas

Jambi

Respons Emak-emak di Jambi Usai Jokowi Larang Impor Pakaian Bekas

Ferdi Almunanda - detikSumut
Minggu, 19 Mar 2023 17:30 WIB
Warga membeli baju bekas di Jambi.
Warga membeli baju bekas di Jambi. (Foto: Ferdi Almunda/detikSumut)
Jambi -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) melarang impor pakaian bekas masuk di Indonesia di tengah tren membeli baju bekas atau thrifting yang kian marak. Para pembeli pakaian bekas, terutama emak-emak di Jambi merespons larangan itu.

"Ya kalau kita menilai untuk apa dilarang. Padahal kan sama saja, barang baru juga pun biasanya banyak dari luar negeri juga sama saja kan," kata salah seorang warga, Indah kepada detikSumut, Minggu (19/3/2023).

Dalam beberapa tahun terakhir, pedagang pakaian bekas memang menjamur di Jambi. Salah satunya di pusat penjualan pakaian bekas di kawasan Arizona, Kecamatan Kotabaru.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di kawasan ini, berbagai pakaian hingga sepatu impor dari luar negeri di jual di sana. Bahkan lokasi itu juga kerap ramai dikunjungi oleh pembeli terutama emak-emak hingga para pelajar dan mahasiswa.

Sejak diberlakukannya larangan impor ini, tentunya membuat pedagang kesulitan mendapatkan pasokan baru buat dagangan mereka. Tentunya kurangnya pasokan baju impor ini juga membuat warga kecewa.

ADVERTISEMENT

Menurut warga, jika adanya larangan impor baju bekas itu tentunya akan membuat mereka kesulitan mendapatkan pakaian berkualitas namun juga murah.

"Sekarang ini kondisi ekonomi juga sulit, jadi memilih baju bekas ini kan selain kualitas masih bagus, harga juga murah kan jadi lebih hemat," ujar Indah.

Sejauh ini, Indah memang kerap beberapa hari sesekali mencari baju-baju bekas buat digunakan kembali. Dia membeli pakaian itu untuk digunakan olehnya termasuk keluarganya.

"Bagi saya sendiri sih, baju-baju bekas ini kualitasnya bagus-bagus sih kalau pintar memilihnya dapatlah pakaian yang layak mana murah lagi," ucap Indah.

Hal serupa juga disampaikan oleh, Susan, ibu dua orang anak ini juga kerap membeli pakaian bekas buat digunakan sehari-hari oleh dirinya maupun anaknya.

Selain dinilai kondisi barang yang tahan lama, baju impor itu juga dianggap enak digunakan sehari-hari.

"Ya baju bekas ini kan tahan, terus murah jadi enak agak santai dipakainya," ujar Susan.

Meski dirinya telah mengetahui adanya kebijakan larangan impor itu dari pemerintah, tentunya membuat dirinya cukup merasa kecewa. Bagi Susan, dengan adanya pakaian bekas ini tentunya dapat membantu ekonomi kelas bawah.

"Ya kalau dilarang tidak mencarikan solusi bagi warga kan, apalagi kondisi juga lagi sulit tentunya selain buat pembeli susah apalagi pedagang nya kan," ujar Susan.

Sementara, kebijakan larangan impor pakaian bekas tersebut juga ditolak pedagang pakaian bekas di Jambi. Menurut mereka kebijakan larangan impor pakaian bekas tersebut mengakibatkan kerugian besar.

"Ya pasti rugi lah. Mana nanti ketika lebaran itu puncak keramaian penjualan tidak tahu lagi lah bagaimana nanti kedepannya nasib kami kedepannya," ujar pedagang Wati.




(dpw/dpw)


Hide Ads