Ancaman Resesi Global Kian Nyata!

Nasional

Ancaman Resesi Global Kian Nyata!

Tim detikFinance - detikSumut
Kamis, 29 Sep 2022 10:48 WIB
Infografis 15 negara dalam bayang-bayang resesi
Ilustrasi resesi global. (Foto: Infografis detikcom/Mindra Purnomo)
Medan -

Ekonomi dunia kini di abang jurang resesi. Kinerja ekonomi yang tak begitu mulus di sejumlah negara, ditambah dengan catatan inflasi yang terus meninggi menyebabkan ancaman terjadinya resesi global kian nyata.

Dilansir detikFinance dari CNN, Ned Davis Research melaporkan bahwa peluang terjadinya resesi global telah mencapai 98,1 persen. Gejolak sedikit saja langsung membuat ekonomi dunia terjerembab ke jurang resesi.

Berdasarkan model yang diuji, Ned Davis Research, model resesi setinggi ini terakhir kali terjadi pada 2020, serta pada krisis keuangan global 2008 dan 2009.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini menunjukkan bahwa risiko resesi global yang parah meningkat, untuk beberapa waktu di 2023," tulis ekonom di Ned Davis Research dikutip detikFinance dari CNN, Kamis (29/09/2022).

Pekan lalu, World Economic Forum bahkan menyebut bahwa sebagian besar ekonom dan investor di Amerika Serikat (AS) mulai gelisah saat bank sentral AS, The Fed mulai memperkuat langkah untuk mengendalikan inflasi. Itu merupakan salah satu sinyal bahwa resesi global bisa saja terjadi dalam waktu dekat.

ADVERTISEMENT

Para ekonom mengharapkan adanya penyesuaian upah terhadap inflasi dengan harapan kemungkinan resesi akan menurun sepanjang sisa tahun. Lebih lanjut, lonjakan harga pangan dan energi yang menyebabkan kenaikan biaya hidup, turut mendatangkan kekhawatiran akan terjadinya kerusuhan.

Sebanyak 79 persen ekonom yang disurvei memperkirakan kenaikan harga memicu kerusuhan sosial di negara-negara berpenghasilan rendah, dibandingkan di negara-negara berpenghasilan tinggi yang hanya 20 persen.

Para investor pun turut merasakan kegelisahan, yaitu pada Senin kemarin, Dow Jones Industrial Average tenggelam ke bear market untuk pertama kalinya sejak Maret 2020.

"Kasus utama kami adalah pendaratan keras pada akhir 2023. Saya akan terkejut jika kita tidak mengalami resesi di 2023," kata miliarder Stanley Druckenmiller.




(dpw/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads