Harga cabai merah di Sumatera Utara saat ini mengalami lonjakan. Bank Indonesia (BI) memprediksi harga cabai baru akan turun tiga bulan mendatang.
Deputi Kepala Perwakilan BI Sumut Ibrahim mengungkapkan bahwa fenomena meroketnya harga cabai merah di Sumut saat ini pernah terjadi tahun 2019 lalu.
"Kita lihat cabai merah, harga puncak yang terjadi saat ini pernah terjadi pada tahun 2019. Tetapi ketika kita melakukan gerakan bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dan satgas terkait, itu Alhamdulillah bisa turun saat September 2019 lalu," ungkap Ibrahim dalam agenda Bincang Bareng Media di Kantor BI Kpw Sumut, Senin (27/6/2022).
Ibrahim mengatakan bahwa BI Sumut memperkirakan kondisi akan kembali normal pada bulan September mendatang apabila bercermin pada tahun 2019 lalu.
"Nah kita perkirakan, apakah jangan-jangan sampai bulan September juga akan turun. Karena panennya juga sudah selesai, jadi pasokan berkurang. Ada gangguan cuaca sehingga mau tak mau kita juga harap-harap cemas karena di tempat lain juga mengalami gangguan seperti itu," ujarnya.
Terkait hal ini, Ibrahim meminta sinergitas dari tim TPID agar tetap memantau pasokan dan pergerakan harga.
"Kita harapkan dengan sinergi teman-teman Dari TPID dan berbagai Kabupaten/kota. Ini kita pastikan ketika ada lonjakan harga, kita cek pasokannya. Kalau tidak cukup, apa yang terjadi, apakah ada hambatan distribusinya," tutur Ibrahim.
Tak hanya itu, Ibrahim juga terus melakukan pemantauan dari lingkup masyarakat dan meminta masyarakat untuk tidak melakukan penimbunan dan dapat belanja dengan bijak.
"Kita tetap melakukan komunikasi kepada masyarakat untuk belanja bijak sesuai kebutuhan dan tidak ada penimbunan. Ini yang kita harapkan masih bisa disampaikan kepada masyarakat sehingga tidak menambah permasalahan," tuturnya.
BI dan Pemprov Sumut Akan Buat Aplikasi Pola Tanam. Simak Halaman Berikutnya:
Simak Video "BI Tahan BI-Rate di Level 4, 75%, Fokus pada Stabilisasi Rupiah"
(astj/astj)