Jelang sore, Dedek datang membawa karung berisi tumpukan sampah. Memilah sampah yang dibawanya dan menyerahkannya kepada pengelola Bank Sampah Berkah (BSB) di Belawan. Ibu tiga anak tersebut yakin, sampah yang dipulungnya dapat ditabung.
Hasilnya digunakan untuk menyambung hidup dan menyekolahkan anak -anaknya. Terkadang, Dedek yang merupakan ibu tiga orang anak tersebut datang diantar oleh suaminya yang sehari - hari bekerja menarik becak motor.
Apalagi jika sampah yang dikumpulkannya banyak. Maka Dedek yang saat ini berusia 40 tahun akan meminta bantuan suaminya untuk mengantar sampah yang dipulungnya ke ke BSB Belawan, di Gang 13 Kelurahan Belawan II, Medan Belawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dedek sudah menggeluti keseharian sebagai pemulung lebih dari setahun. Dia mengaku bahwa setiap pagi setelah membereskan kebutuhan anak-anaknya dia akan berjalan menelusuri kawasan Belawan.
Selain berjalan menelusuri pemukiman warga untuk mengumpulkan sampah, Dedek juga memungut sampah yang mengapung di air pasang. Karena kawasan tempat tinggalnya yang kerap terdampak air pasang laut Belawan. Banyak sampah berseliweran yang tergenang di atas air pasang.
Tepi laut, dan pinggiran pelabuhan. Pasar tradisional dan sejumlah tempat umum yang banyak didatangi warga. Banyak orang menjauh darinya karena tubuh yang kotor dan aroma yang tidak sedap.
Namun Dedek yakin, keringat saat bekerja memulung bukan hal kotor. Serta digunakan untuk menghidupi keluarga. Dedek tidak pernah merasa malu, dia mengaku bahwa kondisi ekonomi yang sulit memaksa sejumlah ibu rumah tangga miskin di Belawan untuk memulung seperti dia.
![]() |
Penghasilan suaminya sebagai penarik becak motor tidak dapat dijadikan tumpuan hidup. Karena itu kaum ibu bahkan terkadang anak - anak juga harus ikut membantu mengisi pundi-pundi penopang kebutuhan.
Saat ini, Dedek memiliki tabungan sebesar Rp 1,5 juta. Uang itu akan digunakan membayar sewa rumahnya. Sejak awal sudah meniatkan menabung sampah sebanyak-banyaknya untuk mengumpulkan uang sewa rumah.
Pemulung lainnya bernama Lely (42) warga kelurahan Belawan 2, Kecamatan Medan Belawan. Tidak jauh berbeda dengan Dedek, Lely juga memanfaatkan sampah untuk membayar sewa rumah dan membiayai pendidikan anak-anak mereka.
Project Manajer Gugah Nurani Indonesia (GNI) Medan dan Deli Serdang, Anwar Suhut mengatakan bahwa mereka menggagas BSB Belawan untuk membantu masyarakat dan menyelamatkan lingkungan.
Anwar mengatakan data Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Medan menyebut produksi sampah di Kota Medan mencapai 2.000 ton per hari. Dengan estimasi jumlah penduduk 2,3 juta jiwa, diperkirakan satu warga menghasilkan antara 0,7 - 0,9 kilogram sampah per hari di Medan.
"Kita memiliki tujuan yang banyak. Selain memberikan ruang kepada masyarakat menambah pendapatan perekonomian, mendukung kebersihan dan penyelamatan lingkungan. Kita juga berharap ini mampu mendukung keberlanjutan pendidikan anak," terangnya kepada detik.com.
Saat ini, dengan 400 nasabah BSB Belawan menampung sekitar 1 sampai 1,5 ton sampah siap daur ulang per bulan. Dan 10 persen dari laba penjualan dialokasikan menolong anak-anak putus sekolah. Untuk memaksimalkan program, GNI juga bekerja sama dengan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia (YBTCI) Cabang Sinar Mas Belawan. Termasuk dengan pemerintah kelurahan Belawan II.
(bpa/bpa)