Melihat masyarakat berbuka dengan santapan yang manis - manis sudah hal biasa. Namun pernahkah anda melihat masyarakat berbuka dengan hidangan yang pedas? Nah di Sumatera Utara (Sumut) ada tradisi masyarakat Melayu berbuka dengan bubur pedas.
Santapan yang disebut bubur pedas atau podas ini merupakan salah satu makanan yang hanya hadir saat bulan Ramadan khususnya di daerah - daerah melayu seperti di Medan dan Tanjungbalai.
Makanan ini merupakan kuliner kebanggan masyarakat Melayu. Khusus di Tanjungbalai warga mengaku puasa kurang pas tanpa menyantap bubur podas. Salah satu penjual bubur podas yang paling legendaris di Kota Tanjungbalai berada di Jalan Mangga, persis di depan bundaran PLN.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bubur podas ini, dibuat oleh H Sofyan Sambas. Usaha ini hadir setiap Ramadan datang sejak tahun 1985. Penjualnya bernama Ani. Dia menyebut resep bubur podas didapat dari neneknya. Ia sudah generasi ke tiga yang berjualan.
"Kalau orang dulu ini bilang makanan raja-raja Melayu dulu," ujarnya saat berbincang dengan detikcom.
Ia mengatakan, ada lebih dari 40 jenis bahan mulai dari bumbu rempah, gongsengan kelapa dan beras, aneka sayuran dan dedaunan hingga isian ragam makanan laut.
"Kesannya saat pertama kali memakan bubur ini rasanya hangat di tenggorokan karena campuran aneka rempahan tadi. Inilah yang mungkin dinamakan bubur pedas. Pedasnya bukan karena pedas cabai atau sambal," kata dia.
Ciri khas dalam bubur pedas ini dengan dimasukkannya rajangan sayur pakis ditambah bahan bahan seperti kentang dan wortel.
Sejak zaman kesultanan Melayu dulu, bubur pedas memang kerap dimakan saat berbuka puasa. Cita rasa pedas di tenggorokan tadi menimbulkan kehangatan tatkala makanan itu jatuh di perut serta menghasilkan energi dalam tubuh setelah seharian lemas berpuasa.
Seporsi bubur pedas H Sofyan Sambas ini dijual Ani seharga Rp 10.000. Dalam sehari, ia mengaku bisa menjual hingga 5 ribu porsi. Buka dari jam 3 sore hingga menjelang magrib.
Warga Tanjungbalai, Saufi Simangunsong menyebut menyantap bubur pedas sudah tradisi wajib bagi warga saat berbuka.
"Kalau bubur podas di sini memang sudah terkenal, paling ramai di beli. Rasanya segar di badan kalau di makan untuk buka puasa," kata dia.
Sekedar untuk di ketahui, pengurus BKM Masjid Raya Al Mahsun, Medan sebelum pandemi covid 19 membagikan bubur sejenis setiap bulan puasa. Bubur pedas sudah ada sejak zaman Kesultanan Deli.
(bpa/bpa)