Gunakan Pasta Gigi untuk Obati Luka Bakar, Mitos atau Fakta?

Medan -

Luka bakar adalah luka yang merusak jaringan tubuh. Biasanya disebabkan oleh panas, tersengat listrik, gesekan atau kontak dengan bahan kimia. Luka bakar adalah luka luar yang harus dirawat dengan baik, cepat, dan tepat agar tidak merusak sel kulit kemudian menjadi infeksi atau iritasi.

Luka bakar merupakan masalah serius yang bisa mengenai siapa pun dan dimana saja. Pentingnya memberikan penanganan yang tepat dan cepat pada masyarakat, terutama masyarakat yang masih awam terhadap penanganan luka bakar.

Efek dari penanganan luka bakar yang kurang baik dan benar akan menimbulkan kerusakan jaringan tubuh, menimbulkan kecacatan fisik seperti bekas luka secara permanen, atau terjadi iritasi bahkan infeksi pada luka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Masih banyak masyarakat yang percaya menggunakan pasta gigi sebagai pertolongan pertama saat terkena luka bakar, mereka percaya sensasi mint di dalam pasta gigi mampu meredakan sakit akibat luka bakar. Pasta gigi tidak dirancang untuk mengobati luka bakar.

Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan, di dalam pasta gigi sendiri mengandung bahan kimia abrasif seperti calcium carbonate, potassium citrate atau zat pemutih yang dapat menutupi pori-pori kulit. Zat tersebut ketika dioleskan dapat menutup luka bakar, dan memperlama proses penyembuhan.

Jadi, penggunaan pasta gigi sebagai pertolongan pertama untuk luka bakar adalah Mitos. Pasta gigi adalah produk untuk pembersih gigi, bukan untuk obat luka bakar. Dalam luka bakar, penanganan terbaik yang dapat diikuti sesuai arahan medis menggunakan air bersih mengalir.

Menggunakan air bersih yang mengalir adalah solusi yang paling aman dan efektif, karena cara tersebut dapat menghentikan penyebaran panas di jaringan kulit, dan mampu meredakan nyeri.

Itulah penjelasan fakta mengenai penggunaan pasta gigi untuk luka bakar, jangan sembarangan untuk mengobati luka yang serius. Semoga bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan, ya!

Artikel ini ditulis Alifah Rose Wiana, mahasiswa praktik kerja lapangan dari UIN Sumut di detikSumut.