Banjir yang melanda Medan dan sekitarnya beberapa hari lalu menimbulkan banyak masalah, salah satunya adalah penumpukan sampah. Biasanya, masyarakat memilih cara praktis untuk menghilangkan sampah yaitu dengan cara membakarnya.
Kebiasaan membakar sampah setelah banjir sering dianggap sepele, padahal dampaknya bisa berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Pasalnya, tindakan ini menghadirkan risiko besar.
Masalah yang Muncul saat Membakar Sampah
Dikutip dari jurnal Poltekkes Palembang, asap yang dihasilkan dan pengelolaan sampah melalui metode pembakaran akan menyebabkan berbagai permasalahan yaitu salah satunya adalah pencemaran udara. Menurut lembaga EFA, asap membakar sampah dapat melepas berbagai zat beracun ke udara seperti Nitrogen oksida, Karbon monoksida dan Partikel polusi
Menghirup asap hasil pembakaran sampah dapat menyebabkan berbagai masalah pernapasan seperti iritasi, batuk, hingga infeksi paru-paru, bronkitis, dan pneumonia. Selain masalah pernapasan, asap hasil pembakaran dapat menyebabkan gangguan sistem imun yang dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh.
Asap ini juga dapat menyebabkan penyakit jangka panjang jika masuk ke paru-paru dan memicu perkembangan sel abnormal pada paru-paru, serta meningkatkan risiko penyakit jantung. Asap juga dapat menyebabkan iritasi pada mata dan kulit
Dampak Lingkungan Akibat Pembakaran Sampah
Selain dampak bagi kesehatan, asap hasil pembakaran sampah juga memiliki berbagai dampak terhadap lingkungan, seperti polusi udara dan pemanasan global dan menyebabkan kenaikan suhu udara, serta kerusakan lapisan ozon.
Selain itu, asap ini dapat memicu pencemaran tanah dan air, sehingga mengganggu kualitas air tanah, dan merusak ekosistem perairan melalui eutrofikasi dan memicu pertumbuhan alga yang berlebihan.
Simak Video "Video: Begini Pengelolaan Sampah di Pulau Pramuka Kepulauan Seribu"
(astj/astj)