Dokter Ungkap Tes di Leher Bisa Bantu Deteksi Gagal Jantung

Dokter Ungkap Tes di Leher Bisa Bantu Deteksi Gagal Jantung

Elmy Tasya Khairally - detikSumut
Senin, 01 Des 2025 05:00 WIB
Young Asian woman suffering from flu symptoms, covered with a blanket on a sofa. Concept of illness, healthcare, and recovery. Stay indoors, stay healthy
Foto: Getty Images/laddawan punna
Medan -

Sebuah tes sederhana di leher kini disebut dokter dapat membantu mendeteksi gagal jantung lebih dini. Tes ini dinilai mudah dilakukan dan berpotensi menemukan tanda masalah jantung sebelum gejala berat muncul.

Dokter umum dan rekan klinis akademis dari National Institute of Health and Care Research (NIHR) yang memimpin penelitian dari UCL, Dr Atinuke Akinmolayan mengungkap bahwa USG karotis yang mirip dengan USG kehamilan bisa memberi peringatan dini untuk penyakit gagal jantung.

"USG karotis adalah pemeriksaan yang aman, murah, dan tidak menyakitkan. Temuan kami menunjukkan bahwa USG ini mungkin bisa memberikan anda peringatan dini untuk gagal jantung," kata Dr Atinuke, dikutip detikHealth dari laman The Sun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Atinuke menyebut pasien yang mendapat hasil USG bahwa mereka mungkin berisiko lebih tinggi mengalami gagal jantung di masa mendatang bisa berdiskusi dengan dokter tentang perubahan gaya hidup yang harus dilakukan. Hal itu bisa menurunkan risiko gagal jantung.

Pemindaian memakan waktu 15-30 menit dan dilakukan dengan menggunakan perangkat genggam kecil yang digerakkan perlahan di atas leher. Pemeriksaan ini memungkinkan dokter untuk mengecek fleksibilitas arteri karotis, pembuluh darah utama yang memasok darah ke otak, wajah, dan leher.

ADVERTISEMENT

Arteri besar dalam tubuh bersifat elastis, namun bisa menegang karena penyakit tertentu dan usia, yang menyebabkan tekanan darah tinggi, gagal jantung, serta meningkatnya risiko serangan jantung dan stroke.


Studi yang dipimpin oleh University College London (UCL) ini melibatkan 1.631 pria berusia 71-92 tahun. Seperempat dari peserta yang memiliki arteri paling tidak fleksibel, yang disertakan dalam analisis, memiliki kemungkinan 2,5 kali lebih besar mengalami gagal jantung dibandingkan dengan mereka yang memiliki arteri paling fleksibel.

Penelitian juga mengamati ketebalan arteri karotis. Para peneliti menemukan, pria dengan pembuluh darah tebal lebih mungkin terkena serangan jantung. Penelitian menunjukkan setiap peningkatan ketebalan 0,16 mm, ada peningkatan risiko serangan jantung sekitar 29 persen.

"Temuan penelitian Ini merupakan sinyal penting bahwa setiap kali kita mendeteksi perubahan tersebut pada arteri karotis, kita juga harus memikirkan potensi dampaknya terhadap jantung dan peningkatan risiko gagal jantung, yang mana kita memiliki strategi pengobatan untuk mencegahnya."

"Ini menarik dan menunjukkan bahwa pengerasan arteri dikaitkan dengan peningkatan risiko gagal jantung. Kemungkinan besar karena jantung harus bekerja lebih keras melawan resistensi yang disebabkan arteri yang lebih kaku ini," tambahnya,

Penelitian lebih lanjut diperlukan, terutama untuk melihat apakah pemeriksaan tersebut efektif untuk perempuan. Namun, hal ini bisa dipertimbangkan oleh dokter umum untuk ditawarkan kepada pasien di atas 60 tahun, jika memungkinkan atau dianggap perlu.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Tingginya Angka Kematian Penyakit Jantung Rematik, Kalahkan Malaria"
[Gambas:Video 20detik]
(astj/astj)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads