.webp)
Sakelar berfungsi untuk menyalakan dan mematikan lampu di rumah. Bagian permukaan biasanya dibuat dari bahan isolator supaya arus listrik maupun panas tidak sampai terasa. Namun, jika sakelar lampu justru terasa panas, ada beberapa penyebab yang perlu diperhatikan.
Menurut Technical Sales PT Hager Electro Indonesia, Mochammad Nurcholis, sakelar yang sering panas menandakan kapasitasnya tidak sebanding dengan daya lampu yang digunakan.
Ia menjelaskan, standar sakelar saat ini sudah meningkat. Jika dulu umumnya hanya mendukung penggunaan hingga 2.200 watt, sekarang kapasitasnya bisa mencapai 3.200 watt.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika beban listrik melampaui kemampuan sakelar, panas berlebih akan muncul dan terasa sampai ke permukaan luar.
"Secara material, konektor. Dia kan cetek, nempel. Nah nempelnya ini mungkin kurang kencang, jadi menyebabkan dia itu seperti membara. artinya resistannya tinggi, pambatannya tinggi, jadi dia lebih panas, mengakibatkan panas, dan itu bisa terbakar," kata Nurcholis saat ditemui di pameran Electric & Power Indonesia 2025 JIExpo, Kemayoran, Jakarta, dilansir detikProperti, Rabu (17/9/2025).
Jika permasalahan kapasitas dan pemasangan konektor ini diatasi, seharusnya sakelar tidak akan terasa panas. Nurcholis juga menegaskan bahwa lampu bukanlah penyebabnya. Selama sakelar memiliki kapasitas yang cukup besar untuk mengendalikan lampu dengan daya ribuan watt, panas tidak akan muncul.
"Yang harus diganti adalah sakelarnya, bukan lampunya. Dengan kapasitas yang lebih besar. Ampernya harus kita pilih yang paling besar," tegasnya.
Dengan kata lain, sakelar yang panas saat digunakan merupakan tanda adanya masalah pada kelistrikan rumah. Menggantinya dengan sakelar berkapasitas lebih besar bisa menjadi solusi agar penggunaan listrik tetap aman.
Artikel ini telah terbit di detikProperti dengan judul: Saklar Lampu Sering Panas Pertanda Ada Kerusakan, Harus Segara Diganti |
(nkm/nkm)
