8 Nama Calon Rektor USU Diumumkan, Ada Muryanto Amin

Medan -

Universitas Sumatera Utara (USU) mengumumkan delapan nama calon Rektor USU periode 2026-2031. Nama Rektor USU periode 2021-2026 Muryanto Amin kembali masuk dalam kandidat calon rektor periode berikutnya.

Ketua Panitia Penjaringan dan Pemilihan Calon Rektor USU 2026-2031 Tamrin mengungkapkan bahwa hingga penutupan masa pendaftaran terdapat 14 orang yang mengambil formulir pendaftaran.

"Setelah dilakukan seleksi administrasi berkas terhadap ke-9 calon Rektor, maka panitia menyatakan bahwa 8 orang calon telah dinyatakan lolos seleksi administrasi karena memenuhi seluruh persyaratan yang telah ditetapkan," ungkap Tamrin, Senin (15/9/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tamrin menyebutkan bahwa delapan calon rektor ini akan mengikuti tahap audisi yakni forum penyampaian Program Kerja Calon Rektor yang selaras dengan visi dan misi Universitas Sumatera Utara.

"Tahap Audisi akan dilaksanakan pada 24 September 2025 di Auditorium USU. Forum ini diharapkan menjadi forum yang sehat, terbuka, dan konstruktif, di mana setiap Calon dapat menyampaikan gagasan strategis untuk memajukan Universitas Sumatera Utara sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum yang unggul, inovatif, dan berdaya saing global," ujarnya.

Tamrin menyebutkan bahwa dalam penyampaian program kerja, setiap calon diwajibkan untuk menjunjung tinggi nilai persatuan dan kesatuan bangsa, serta menjaga suasana audisi tetap kondusif.

"Para calon tidak diperkenankan menyampaikan hal-hal yang bersifat menghasut, berbau SARA, ataupun menyudutkan calon lainnya. Para calon rektor mengikuti proses pemilihan Rektor dengan mematuhi ketentuan dan mengedepankan etika, karena universitas di posisi terdepan peradaban bangsa," kata Tamrin.

Lebih lanjut, Tamrin menyebut para calon mengutamakan visi dan misi memajukan USU, bersaing secara sehat, tidak melakukan pembunuhan karakter terhadap kompetitornya semata mencapai ambisi kekuasaan.

"Seluruh rangkaian proses pemilihan Rektor USU periode 2026-2031 dapat benar-benar menjadi ajang adu gagasan, bukan adu opini yang merugikan, sehingga mencerminkan tradisi akademik yang bermartabat," ucapnya.