.webp)
Ephorus HKBP Viktor Tinambunan merespons soal aksi unjuk rasa satu pekan terakhir di Indonesia. Viktor mengimbau agar warga menyampaikan aspirasi dengan damai saat unjuk rasa.
"Kami mengingatkan bahwa unjuk rasa adalah hak konstitusional warga negara. Namun, hak itu mesti dijalankan dengan cara-cara damai, tertib, dan penuh martabat, tanpa kekerasan, provokasi, atau ujaran kebencian," kata Viktor Tinambunan dalam keterangannya, Senin (31/8/2025).
HKBP turut berduka cita atas jatuhnya korban jiwa dalam unjuk rasa satu pekan terakhir. Viktor mengaku prihatin dan berharap gejolak ini dapat menjadi pintu untuk kehidupan berbagai yang lebih adil ke depan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"HKBP menyikapi situasi ini dengan penuh keprihatinan, sekaligus harapan agar gejolak yang terjadi dapat menjadi pintu menuju kehidupan berbangsa yang lebih adil, bermartabat, dan berkeadaban," ujarnya.
Viktor mendoakan agar pemerintah dapat mendengarkan suara rakyat dengan sungguh-sungguh. Ia juga meminta agar warga Indonesia tidak terpecah belah.
"Sebagai gereja, kita percaya bahwa Indonesia hanya akan kuat apabila dibangun di atas pilar-pilar keadilan, solidaritas, dan kasih yang inklusif. Indonesia adalah rumah bersama yang harus dirawat dengan dialog jujur, saling menghargai, dan komitmen pada jalan perdamaian," tutupnya.
Untuk diketahui, aksi unjuk rasa bergulir selama satu pekan terakhir di berbagai daerah di Indonesia. Sejumlah fasilitas umum hingga bangunan terbakar akibat aksi itu, termasuk penjarahan sejumlah rumah pejabat negara.
Aksi unjuk rasa ini menuntut agar DPR dibubarkan. Aksi unjuk rasa ini meluas setelah driver Ojol tewas ditabrak kendaraan taktis Brimob di Jakarta beberapa hari lalu.
(afb/afb)
