Pohon Pisang Harus Ditebang Setelah Berbuah, Ini Penjelasan Ilmiahnya

Pohon Pisang Harus Ditebang Setelah Berbuah, Ini Penjelasan Ilmiahnya

Fahri Zulfikar - detikSumut
Jumat, 16 Mei 2025 11:00 WIB
Makan buah pisang tidak boleh dicampur dengan beberapa makanan lain
Foto: Getty Images/iStockphoto/bhofack2
Medan -

Pisang dikenal sebagai salah satu sumber energi yang baik untuk tubuh. Selain rasanya manis pisang kaya kaya akan nutrisi seperti serat vitamin A, vitamin B, kalium dan magnesium.

Tapi pisang berbeda dengan buah-buah yang lain karena pohonnya harus ditebang setelah berbuah. Pada umumnya pohon akan tetap dibiarkan tumbuh meski telah berbuah, bahkan berkali-kali.

Lalu kenapa pohon pisang harus ditebang setelah berbuah? Berikut ini penjelasan ilmiahnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelum membahas kenapa pohon pisang harus ditebang setelah berbuah, detikers harus tahu secara anatomi, pohon pisang termasuk kelompok tanaman herba yang berbuah.

Dikutip dari detikEdu, tumbuhan sendiri dikelompokkan menjadi tiga jenis yakni pohon, semak, dan herba. Pohon memiliki ciri adanya batang kayu yang tebal, juga terbagi menjadi banyak cabang berkayu.

ADVERTISEMENT

Sementara semak tidak memiliki batang tunggal yang kokoh, meski termasuk keras dan tebal. Beda lagi dengan tanaman herba yang lebih halus, lembut, tidak memiliki substansi kayu, dan tak bisa tumbuh tahunan.

Alasan Ilmiah Pohon Pisang Harus Ditebang Setelah Berbuah

Unik! Satu Pohon Pisang di Ponorogo Punya 6 Tandan SekaligusIlustrasi pohon pisang (Foto: Charolin Pebrianti)

Meski bukan jenis pohon, tumbuhan pisang secara bahasa umum disebut sebagai pohon pisang. Tumbuhan herba raksasa ini muncul dari batang bawah tanah, atau rimpang, yang membentuk batang palsu setinggi 3-6 meter.

Batang tersebut terdiri dari bagian dasar pelepah daun dan dimahkotai dengan roset berukuran 10 hingga 20 daun lonjong hingga elips yang terkadang mencapai panjang 3-3,5 meter dan lebar 65 cm, demikian dilansir Britannica.

Paku bunga besar di dekat pelepah akan membawa banyak bunga kekuningan yang dilindungi oleh daun besar berwarna ungu-merah. Kemudian tumbuh membungkuk ke bawah menjadi tandan yang terdiri dari 50 hingga 150 buah, atau jari.

Biasanya, masing-masing buah pisang dikelompokkan dalam tandan, yang terdiri dari 10 sampai 20 buah. Setelah berbuah, tanaman pisang tersebut ditebang hingga ke tanah.

Alasannya karena setiap batang hanya menghasilkan satu tandan buah. Batang yang mati digantikan oleh batang lain dalam bentuk anakan atau tunas, yang muncul dari rimpang dengan interval kira-kira enam bulan.

Jadi, pohon pisang harus ditebang setelah berbuah karena agar bisa memunculkan tunas baru yang akan menumbuhkan tanaman baru. Pohon pisang juga hanya akan berbuah selama satu kali.

Dengan demikian, kehidupan tanaman pisang akan berlanjut selama bertahun-tahun, dengan tunas baru yang tumbuh.

Pisang Buah dari Asia Tenggara yang Mendunia

Pisang adalah buah dari genus Musa, dari keluarga Musaceae. Buah ini umum ditanam di daerah tropis dan dihargai di seluruh dunia karena rasanya, gizinya yang mengandung vitamin B6, vitamin C, Magnesium, Serat, Kalium, Karbohidrat, hingga antioksidan.

Dalam sejarahnya, pisang diperkirakan pertama kali dibudidayakan di Asia Tenggara. Konsumsi buah pisang disebut dalam tulisan-tulisan awal Yunani, Latin, dan Arab, termasuk saat Alexander Agung melihat pisang dalam ekspedisi ke India.

Tak lama setelah penemuan Amerika, pisang dibawa untuk disebarkan di wilayah lain. Pada abad ke-19 mulai bermunculan di pasar Amerika Serikat.

Sampai saat ini, jenis pisang Cavendish menjadi varietas yang paling umum diimpor oleh negara-negara nontropis. Di sisi lain, ada varietas pisang raja yang menyumbang sekitar 85 persen dari seluruh budidaya pisang di seluruh dunia.




(astj/astj)


Hide Ads