Kepulauan Riau

Tarif Impor AS Melonjak, Pengusaha Batam Nilai Akan Menyulitkan Dunia Usaha

Alamudin Hamapu - detikSumut
Jumat, 04 Apr 2025 10:40 WIB
Presiden AS Donald Trump (Foto: AFP/BRENDAN SMIALOWSKI)
Batam -

Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, baru-baru ini memberlakukan tarif sebesar 32% terhadap barang-barang dari Indonesia yang masuk ke negaranya. Kebijakan ini sontak menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelaku usaha ekspor, termasuk para eksportir di Batam.

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Batam menyatakan bahwa hingga kini pemerintah masih memetakan dampak tarif impor AS. Banyak eksportir di Batam masih bingung karena belum ada kejelasan soal jenis barang yang terdampak, padahal hampir semua produk ekspor berpotensi terkena imbas kebijakan tersebut.

"Ini tarif resiprokal. Artinya, AS mengenakan tarif karena Indonesia juga selama ini memberlakukan tarif terhadap barang-barang dari AS," kata Ketua Apindo Batam, Rafki Rasyid, Kamis (4/4/2025).

Rafki mengatakan meskipun Indonesia tidak dikenai tarif setinggi Vietnam atau Thailand, angka 32% tetap menjadi beban yang signifikan, terutama di tengah kondisi perlambatan ekonomi dan tekanan fiskal yang sedang berlangsung. Menurutnya data menunjukkan nilai tukar rupiah telah terdepresiasi sebesar 2,81% secara year-to-date (YTD), sementara pasar saham mengalami penurunan sebesar 8,04% sepanjang tahun ini.

"Bagi Indonesia pengenaan tarif ini akan terasa sangat menyulitkan karena pasar ekspor kita ke AS masih sangat bergantung pada barang-barang padat karya seperti tekstil, sepatu, dan furnitur sektor yang paling sensitif terhadap tarif," ujarnya.

Menurut Rafki jika pemerintah Indonesia tidak segera mengambil strategi baru atau pergeseran strategi maka hal itu akan berdampak pada ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK) hingga penurunan daya beli masyarakat.

"Jika tidak segera ada pergeseran strategi, ancaman PHK dan penurunan daya beli akan semakin nyata," Ujarnya.

Rafki menekankan pentingnya langkah cepat dari pemerintah Indonesia untuk merespons kebijakan Presiden Trump. Salah satu solusi yang diajukan adalah melakukan negosiasi ulang dengan pihak AS terkait produk-produk yang selama ini dikenakan tarif, dan menukarnya dengan pembebasan bea masuk untuk produk ekspor unggulan Indonesia, khususnya dari sektor padat karya.

"Pemerintah harus segera mengambil langkah-langkah antisipatif merespon kebijakan tarif Trump ini," ujarnya.

Rafki menyebut selain itu, diversifikasi pasar juga menjadi solusi jangka panjang. Beberapa pelaku usaha di Batam, sudah mulai melirik pasar alternatif seperti Afrika dan mendorong upaya peningkatan konsumsi produk lokal di dalam negeri.

"Kita ini negara besar, dengan jumlah penduduk yang besar pula. Jika kita bisa mendorong kemandirian dan memperkuat permintaan domestik, kita akan lebih tahan terhadap guncangan global seperti ini," ujarnya.

Rafki berharap pemerintah bertindak cepat dan tepat. Sebab, banyak eksportir kini berada dalam kondisi penuh ketidakpastian.

"Kita tunggu langkah konkret dari pemerintah. Yang jelas, situasi saat ini membuat banyak pelaku usaha ketar-ketir," pungkasnya.

Baca selengkapnya di halaman berikut...



Simak Video "Video: Trump Turunkan Tarif Impor RI Jadi 19%"


(afb/afb)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork