.webp)
Pengemudi yang melakukan perjalanan mudik Lebaran wajib waspada akan fenomena Microsleep. Microsleep merupakan kondisi saat seseorang tertidur dan tak sadarkan diri dalam waktu singkat dengan mata terbuka.
"Microsleep itu kondisi di mana seseorang mengalami kondisi mengantuk secara tiba-tiba dalam waktu singkat, sering kali tidak disadari pengemudi tersebut karena matanya tetap melek dan itu sangat berbahaya bagi pengemudi dan juga kendaraan yang dibawanya," kata Officer I Medical Services dr. Gama Mahardika, Senin (31/3/2025).
Untuk menghindari terjadinya Microsleep, dr. Gama membagikan tips atau langkah pencegahan. Pengemudi mesti membiarkan tubuh beristirahat cukup dan memperhatikan asupan makanan, termasuk obat yang dikonsumsi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pastikan pengemudi tersebut beristirahat cukup sebelum berkendara, pastikan makan makanan seimbang tidak terlalu tinggi karbohidrat karena dapat menyebabkan kantuk dan pastikan tidak mengonsumsi obat flu 4 jam sebelum berkendara," imbaunya.
Pengemudi yang menderita diabetes juga dianjurkan lebih berhati-hati karena sering kali penyakit itu disertai gejala mengantuk pada siang hari. Selain itu, pengendara yang hendak mengonsumsi kafein penting menetapkan batas aman.
"Pada dasarnya tidak ada larangan untuk mengkonsumsi kafein sebelum berkendara. Namun, perlu diperhatikan jumlahnya agar tidak melebihi 2 cangkir atau setara 400 mg untuk menghindari keluhan jantung berdebar-debar berlebihan saat berkendara," jelasnya.
Makanan lainnya yang perlu dihindari ketika perjalanan mudik yakni yang mengandung lemak tinggi dan bersifat merangsang atau pedas. Jika mengalami masalah kesehatan di jalan tol, pemudik bisa mengakses layanan kesehatan.
"Untuk mengakses layanan kesehatan dapat mendatangi posko kesehatan Pertamina. Pemudik juga dapat menghubungi call center Pertamina di 135 atau call center medical (Sumbagut) di 0859-10667-2222," sebutnya.
Untuk diketahui, salah satu posko kesehatan Pertamina berlokasi di Rest Area Tol Medan-Tebing Tinggi. Ada mini clinic, dokter dan tenaga medis dengan pengobatan sesuai standar jika pemudik memerlukan layanan kesehatan.
(bpa/bpa)
