Pria bernama Andreas Sianipar (44) diduga diculik dan dianiaya hingga tewas oleh oknum anggota TNI dan sejumlah rekannya yang merupakan warga sipil. Polisi mengungkap salah satu warga sipil yang sudah ditangkap mengaku menjadi pihak yang menjemput korban.
"Tersangka CJS mengakui bahwasanya telah menjemput korban dan mengantarkannya ke rumah HS," kata Kasat Reskrim Polrestabes Medan Kompol Jama Kita Purba, Sabtu (21/12) malam.
CJS yang pertama ditangkap usai polisi bersama Denpom menyelidiki persoalan ini. Dari keterangan CJS, diketahui ada dua warga sipil lainnya yang turut serta dalam kasus ini yaitu MFIH dan FA.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kedua pelaku tersebut mengakui bahwasanya ikut melakukan penganiayaan kepada korban," tuturnya.
Sementara itu, Kapolrestabes Medan Kombes Gidion Arif Setyawan mengatakan para pelaku melakukan aksinya dengan menjerat leher korban hingga tewas. Setelah tewas, korban diangkat ke dalam mobil, lalu dibuang dengan kondisi terikat.
"Iya (dijerat). Kesimpulan awalnya korban meninggal akibat kehabisan napas, akibat jeratan di leher. Lalu, pembekapan di hidung hingga tidak bernapas," kata Gidion.
Gidion mengatakan pihaknya telah melakukan autopsi kepada jasad korban. Hasilnya, ditemukan ada memar di bagian punggung, bekas lilitan tali di leher, memar di mulut serta pendarahan di kepala.
"Hasil autopsi mengalami luka pada tangan korban terikat kabel Telkom, kepala dilakban terkelupas kondisi fisiknya, mata dan hidung. Lalu, tangan dan punggung memar akibat benda tumpul, ada memar di mulut, ada bekas lilitan tali di leher korban, tulang hidung kiri retak akibat hantaman benda, pendarahan di kepala akibat benda tumpul," jelas Gidion.
Gidion mengatakan ada tiga warga sipil yang telah ditangkap karena terlibat dalam penculikan dan pembunuhan korban. Ketiga warga yang ditangkap itu adalah CJS (23), MFIH (25), dan FA (37). Sementara Serka HS yang diduga terlibat dalam kasus itu saat ini telah diamankan di Denpom.
"Pelaku yang kita amankan ada tiga, CJS, MFIH, FA. Tiganya warga sipil. Iya (ada keterlibatan oknum TNI). Nanti untuk anggota TNI langsung ditanyakan kepada yang berwajib dari pihak AD," jelasnya.
(afb/afb)