Jangan Keliru! Ini Perbedaan Utama Salat Dhuha dan Syuruq

Jangan Keliru! Ini Perbedaan Utama Salat Dhuha dan Syuruq

Aisyah Luthfi - detikSumut
Kamis, 17 Okt 2024 21:00 WIB
Muslim woman wearing prayer veil, praying in the mosque
Foto: Ilustrasi. (Getty Images/iStockphoto/CreativaImages)
Medan -

Salat Dhuha dan Salat Syuruq (juga dikenal sebagai Salat Fajar atau Isyraq) adalah dua salat sunah yang dilaksanakan pada pagi hari. Kedua salat sunah ini sering kali disamakan karena waktunya yang berdekatan, namun keduanya memiliki perbedaan signifikan dalam hal waktu pelaksanaan dan keutamaannya.

Kata "Isyraq" pada kata Syuruq memiliki arti terbit. Dari kata ini dapat diambil kesimpulan bahwa salat Syuruq adalah salat yang dilakukan saat terbitnya matahari. Dihimpun dari laman NU Online, dalam Al-Qur'an surat Shad dijelaskan sebagai berikut:

إِنَّا سَخَّرْنَا الْجِبَالَ مَعَهُ يُسَبِّحْنَ بِالْعَشِيِّ وَالْإِشْرَاقِ

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: "Sungguh kami telah menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia (Nabi Daud) pada waktu petang dan pagi." (QS. Shad: 18).

Ulama pertama yang mengenalkan istilah salat Isyraq atau salat Syuruq untuk salat setelah terbitnya matahari adalah Hujjatul Islam Al-Ghazali. Istilah ini merujuk pada hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, di mana Rasulullah SAW disebutkan melaksanakan dua rakaat salat setelah matahari terbit, kemudian melaksanakan empat rakaat lagi ketika matahari telah tinggi sekitar seperempat siang dari arah timur. Berikut haditsnya:

ADVERTISEMENT

كان إذا أشرقت وارتفعت قام وصلى ركعتين وإذا انبسطت الشمس وكانت في ربع النهار من جانب المشرق صلى أربعا.

Artinya: "Rasulullah SAW berdiri untuk shalat dua rakaat ketika matahari terbit dan ketika matahari mulai menjulang tinggi dari arah timur, yaitu saat seperempat siang, Rasulullah SAW kembali melakukan shalat empat rakaat" (HR. Tirmidzi).

Sedangkan untuk perbedaan antara Salat Dhuha dan Salat Syuruq adalah sebagai berikut.

Perbedaan Salat Dhuha dan Salat Syuruq

1. Waktu Pelaksanaan

Salat Dhuha dilaksanakan setelah matahari terbit (sekitar 15-20 menit setelah terbitnya matahari) hingga sekitar 10 menit sebelum waktu Zuhur. Waktu paling optimal untuk melaksanakan Salat Dhuha adalah saat matahari sudah mulai meninggi (sekitar jam 9 atau 10 pagi) ketika sinar matahari mulai terasa panas.

Salat Syuruq/Isyraq dilaksanakan segera setelah matahari terbit dan mencapai ketinggian sekitar satu tombak. Waktu ini biasanya berlangsung sekitar 15-30 menit setelah matahari terbit.

Waktu ini adalah momen spesifik di awal hari, dan setelahnya masih bisa dilanjutkan dengan Salat Dhuha jika diinginkan.

2. Jumlah Rakaat

Salat Dhuha bisa dilakukan dengan minimal dua rakaat hingga maksimal 12 rakaat, tergantung pada kebiasaan dan kemampuan masing-masing orang.

Salat Syuruq juga dilakukan minimal dua rakaat. Menurut beberapa pendapat, Salat Syuruq sebenarnya adalah bagian dari Salat Dhuha yang dikerjakan di awal waktu, tetapi memiliki keutamaan tersendiri jika dilakukan tepat setelah matahari terbit.

3. Keutamaan

Salat Dhuha sangat dianjurkan karena memiliki banyak keutamaan, salah satunya adalah menjadi wasilah bagi kemudahan rezeki dan pelepasan beban hidup. Rasulullah SAW juga menyebut bahwa waktu optimalnya adalah ketika matahari sudah meninggi dan terasa panas.

Salat Syuruq memiliki keutamaan yang luar biasa, yaitu memperoleh pahala yang setara dengan pahala haji dan umrah, asalkan dilaksanakan dengan khusyu' setelah Salat Subuh dan zikir hingga matahari terbit.

Kesimpulannya, perbedaan utama antara Salat Dhuha dan Salat Syuruq terletak pada waktu pelaksanaan dan keutamaannya. Meskipun keduanya merupakan bagian dari salat sunnah di pagi hari, Salat Syuruq memiliki keistimewaan lebih besar jika dikerjakan tepat setelah matahari terbit.

Sedangkan Salat Dhuha memberikan fleksibilitas waktu yang lebih panjang. Semoga bermanfaat, ya!




(mjy/mjy)


Hide Ads