Mengatur pernapasan saat lari merupakan kunci untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan menghindari kelelahan yang berlebihan.
Ketika berlari, banyak orang sering kali merasa kehabisan napas lebih cepat dari yang diharapkan, hal ini tentu mengganggu ritme dan performa lari.
Namun, dengan teknik pernapasan yang tepat, Anda bisa meningkatkan efisiensi oksigen dan memperpanjang durasi berlari tanpa merasa mudah lelah. Berikut beberapa tips yang bisa Anda terapkan agar lebih tahan lama saat berlari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari halaman resmi Siloam Hospital, Lari merupakan gerakan kaki yang bertujuan untuk mendorong tubuh maju dengan cepat. Dalam berlari diperlukan teknik pernapasan yang tepat agar tidak jadi cepat lelah atau lebih buruk seperti sesak napas.
Simak teknik pernapasan agar panjang saat berlari dalam ulasan di bawah ini:
1. Persiapkan Diri dengan Pemanasan
Sebelum mulai berlari, lakukan pemanasan selama sekitar 20 menit dengan jogging ringan. Pemanasan dapat meningkatkan detak jantung dan pernapasan secara bertahap. Setelah tubuh mulai berkeringat, kecepatan lari bisa ditingkatkan.
2. Bernapas dengan Santai dan Teratur
Untuk pemula, penting menjaga pernapasan tetap santai dan alami. Beberapa teknik yang dapat dicoba agar tidak cepat lelah saat berlari, antara lain:
· 4:4 box breathing: Tarik napas selama 4 detik, tahan selama 4 detik, lalu hembuskan selama 4 detik. Ulangi siklus ini.
· Irama 2:1: Tarik napas setiap dua langkah, lalu hembuskan pada langkah berikutnya.
· Irama 2:2: Tarik napas setiap dua langkah, lalu hembuskan setiap dua langkah.
· Irama 3:3: Tarik napas setiap tiga langkah dan hembuskan pada langkah ketiga.
· Irama 5:2: Tarik napas setiap tiga langkah, lalu hembuskan pada langkah kedua sambil berlari perlahan.
3. Pertahankan Postur Tubuh
Postur yang baik saat berlari, yaitu tubuh lurus dan tegak, bisa membantu pernapasan menjadi lebih efisien. Hindari tubuh terlalu condong ke depan karena ini membatasi pernapasan dalam saat berlari di tanjakan. Pastikan bahu rileks dan dada terbuka agar lebih mudah bernapas.
4. Pilih Jalur Lari yang Teduh dan Berudara Segar
Pastikan memilih jalur lari yang rindang dan bebas dari polusi. Hindari area dengan lalu lintas padat dan kurang penghijauan untuk menghindari polusi udara dan terik matahari, yang dapat menyebabkan dehidrasi, masalah pernapasan, dan kelelahan.
Pentingnya Mengatur Pernapasan Saat Berlari
Pernapasan yang tidak tepat saat berlari bisa menyebabkan hipoksemia, kondisi di mana kadar oksigen dalam darah menurun di bawah normal sehingga seluruh jaringan tubuh mengalami kekurangan oksigen (hipoksia). Beberapa gejala yang muncul akibat hipoksemia antara lain:
· Sesak napas.
· Detak jantung yang cepat.
· Batuk terus-menerus.
· Kebingungan.
· Sakit kepala.
· Kulit, kuku, dan bibir membiru.
· Kesulitan berbicara.
· Penurunan kesadaran.
Nah detikers dengan memahami pentingnya pengaturan pernapasan yang baik, setiap pelari, baik pemula maupun berpengalaman, dapat meningkatkan daya tahan dan efisiensi saat berlari.
Mengatur napas dengan tepat tidak hanya membantu menjaga stamina, tetapi juga mencegah risiko gangguan kesehatan seperti kram otot dan kelelahan.
Pastikan untuk selalu melakukan pemanasan, mempertahankan postur tubuh yang benar, dan memilih jalur lari yang sehat agar aktivitas lari menjadi lebih nyaman dan bermanfaat.
Artikel ini ditulis Ahmad Zacky Parinduri mahasiswa Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom
(nkm/nkm)