Keluarga Afif Maulana saat ini masih menunggu hasil autopsi pada jasad Afif yang dilakukan oleh tim dokter forensik gabungan. Direncanakan hasil autopsi itu sebelumnya akan keluar selama 2-4 pekan. Hingga kini pihak keluarga belum mendapatkan hasil autopsi tersebut.
"Dijanjikan waktu rapat sebelum dilakukan ekshumasi itu adalah 2-4 Minggu. Tapi semenjak ekshumasi hingga hari ini kami sebagai kuasa hukum dari LBH Padang belum mendapatkan pemberitahuan atau hasil dari ekshumasi tersebut," kata Diki Rafiqi saat ditemui detikSumut, Senin (16/9/2024).
Diki mengatakan seharusnya saat ini hasil ekshumasi pada jasad Afif Maulana sudah keluar. Terkait hal itu Diki menyebut pihaknya akan menyurati Perhimpunan Dokter Forensik dan Medikolegal Indonesia (PDFMI) dan penyidik terkait perkembangan ekshumasi pada jasad Afif besok.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Harusnya dengan limit waktu 2-4 Minggu hasil ekshumasi dan laporannya sudah selesai. Itu sesuai pembicaraan kami di RSUP M Djamil dengan tim dokter, bahwa hasil ekshumasi memakan waktu 2-4 Minggu untuk keluar. Nah sekarang sudah 4 Minggu sejak ekshumasi dilakukan. Belum ada pemberitahuan perkembangan perkara dan yang lainya sampai sekarang," jelasnya.
"Dengan jalur yang ada dan proses yang ada, kita akan coba menyurati PDFMI dan penyidik terkait sampai mana proses ekshumasi. Untuk suratnya sebisa mungkin besok sudah kita kirimkan. Agar kita tahu perkembangan hasil ekshumasi itu," sambungnya.
Diki menyebut pihaknya dan keluarga Afif Maulana masih menyakini tewasnya Afif Maulana akibat penganiayaan.
"Tentu kita masih menyakini meninggalnya Afif akibat penganiayaan," tegasnya.
Sebelumnya diberitakan, polisi bersama Perhimpunan Dokter Forensik dan Medikolegal Indonesia (PDFMI) membongkar makam dari jenazah Afif Maulana, pelajar yang ditemukan tewas mengambang di bawah Jembatan Kuranji, Padang, Sumatera Barat, pada Kamis (8/8/2024) lalu.
Pada ekshumasi dan autopsi itu, tim dokter forensik mengumpulkan 19 sampel dalam bentuk jaringan keras dan lunak.
Ke-19 sampel tersebut dikirimkan ke tiga laboratorium berbeda guna pemeriksaan hispatologi dan pemeriksaan diatom.
Ketua tim dokter, Ade Firmansyah Sugiharto menyebutkan, tiga laboratorium itu adalah Laboratorium Patalogi Anatomik FKUI di RSCM, Puslabfor Mabes Polri dan Laboratorium Forensik Universitas Airlangga di Surabaya.
"Untuk pemeriksaan histopatolog , kami akan kirimkan untuk diproses menjadi slide pemeriksaan di Laboratorium Patalogi Anatomik FKUI RSCM, dan untuk pemeriksaan diatom akan ada dua tempat yang akan kami kirim sampelnya, yakni Puslabfor Mabes Polri dan Laboratorium Forensik Universitas Airlangga Surabaya," jelas Ade.
(nkm/nkm)