Beruang Madu yang Tangannya Diamputasi Dilepasliarkan di TN Gunung Leuser

Beruang Madu yang Tangannya Diamputasi Dilepasliarkan di TN Gunung Leuser

Finta Rahyuni - detikSumut
Kamis, 12 Sep 2024 10:31 WIB
Teks foto: BBKSDA saat melepasliarkan Hercules. (BBKSDA Sumut)
Foto: Teks foto: BBKSDA saat melepasliarkan Hercules. (BBKSDA Sumut)
Medan -

Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumut melepasliarkan seekor beruang madu bernama Hercules di Taman Nasional Gunung Leuser. Hercules merupakan beruang yang tangannya harus diamputasi usai terkena jeratan.

Kepala Bidang Teknis BBKSDA Sumut Bresman Marpaung mengatakan pelepasliaran Hercules ini dilakukan pada Senin (9/9/2024). Pelepasliaran itu dilakukan usai kondisi kesehatan Hercules sudah cukup baik.

"Laporan tim dokter, bahwa saat ini kondisi kesehatan dan behavior Hercules cukup baik. Salah satunya ditunjukkan dengan respons siap menyerang jika melihat manusia di sekitar kandangnya. Selain itu, memiliki kemampuan bertahan hidup serta keterampilan alami liar yang baik, ditunjukkan dengan kemampuan memanjat meskipun salah satu tangannya sudah diamputasi dan kemampuan membuka benda keras, seperti kelapa atau batang kayu," kata Bresman dalam keterangannya, Kamis (12/9).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bresman menjelaskan bahwa Hercules merupakan beruang jantan berusia 20 tahun. Beruang dengan berat 68 kg itu sejak Februari 2023 dirawat di Pusat Rehabilitasi Siamang, Owa dan Beruang Madu-Sumatran Rescue Alliance (SRA) Besitang, karena terkena jeratan yang dipasang manusia.

Hercules diselamatkan dari perkebunan milik PT Mitra Sejati di Dusun Pancasila, Desa Mekar Makmur, Kecamatan Sei Lepan, Kabupaten Langkat yang berbatasan dengan kawasan Taman Nasional Gunung Leuser. Bresman mengatakan pelaku pemasangan jerat bernama Agustami telah divonis empat bulan penjara dengan denda sebesar Rp 50 juta subsider satu bulan penjara.

ADVERTISEMENT

"Saat itu, tangannya terluka parah akibat jerat sling dan atas pertimbangan dari dokter hewan terpaksa diamputasi. Tindakan tersebut dilakukan untuk menyelamatkannya dari disfungsi organ secara keseluruhan," sebutnya.

Setelah kejadian itu, petugas mengevakuasi Hercules. Bresman mengatakan Hercules menjalani rangkaian proses pengobatan hingga akhirnya bisa untuk dilepasliarkan.

"Tindakan untuk segera melepasliarkan Hercules menjadi pilihan yang diambil agar tidak terlalu lama terhabituasi dengan manusia dan kehilangan naluri alaminya. Harapannya agar satwa dapat melanjutkan hidupnya dan berkembangbiak di habitat alaminya di Taman Nasional Gunung Leuser," ujarnya.

Bresman mengatakan sebelum melepasliarkan Hercules, pihaknya telah lebih dulu melakukan survei lokasi untuk memastikan keamanan Hercules. Pihaknya juga akan memantau pergerakan Hercules selama tiga bulan setelah dilepasliarkan.

"Sebelum pelepasliaran, dilakukan survei lokasi untuk memastikan kondisi lokasi pelepasliaran, seperti akses jalan, tata letak kandang, dan kemungkinan ancaman aktivitas manusia di sekitar lokasi pelepasliaran. Pasca lepas liar dilakukan monitoring, termasuk pemasangan kamera jebak untuk memantau pergerakan daya jelajah Hercules setidaknya selama kurun waktu tiga bulan," pungkasnya.




(nkm/nkm)


Hide Ads