BPJS Keliling Mudahkan Warga Kepulauan Jangkau Layanan Kesehatan

BPJS Keliling Mudahkan Warga Kepulauan Jangkau Layanan Kesehatan

Kartika Sari - detikSumut
Rabu, 31 Jul 2024 22:25 WIB
Kek Ato saat mendatangi BPJS Keliling untuk mendaftar kepesertaan JKN
Foto: Kek Ato saat mendatangi BPJS Keliling untuk mendaftar kepesertaan JKN (Kartika/detikSumut)
Gunungsitoli -

Faoato Waruwu berjalan perlahan menuju aula Sanggar Seni Desa Maliwa'a, Kecamatan Idanogawo, Kabupaten Nias, Sumatera Utara (Sumut), Jumat (19/7/2024) pagi. Di tempat ini sedang berlangsung kegiatan BPJS Keliling dari BPJS Kesehatan Cabang Gunungsitoli. Begitu sampai di pintu masuk, ia tampak melepaskan topi hitam miliknya sambil menyeka keringat.

Kek Ato, panggilan akrabnya, datang dengan tampilan sederhana namun rapi. Ia menggunakan kemeja batik dipadukan dengan celana panjang coklat, di tangan kirinya terlihat ia menggenggam plastik kresek berisikan map coklat.

"Saya mau daftar BPJS," kata Kek Ato sambil menunjukkan map coklat kepada petugas. Petugas itu kemudian memberikan nomor antrean dan mengarahkan Kek Ato untuk untuk duduk di kursi plastik paling depan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kek Ato beberapa kali tampak memijat kaki sambil menyeka keringat di dahinya. Ia bercerita baru menempuh perjalanan kurang lebih dua kilometer dengan berjalan kaki melewati ladang penduduk. Maklum, domisili Kek Ato di Desa Maliwa'a masuk wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) di Sumut sehingga sulit mendapatkan kendaraan umum.

Pria berusia 70 tahun ini mengaku sudah mendengar BPJS Kesehatan sebelumnya. Namun, dirinya saat itu belum sempat untuk mengurus kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) lantaran terlalu sibuk bekerja mencari nafkah sebagai petani. Ia pun mengaku antusias saat mendengar BPJS Keliling menyinggahi desanya.

ADVERTISEMENT

"Sudah tahu (BPJS Kesehatan) cuma pagi sampai sore saya kerja di ladang, kendaraan tidak ada jadi ya hanya berobat biasa. Kemarin dikasih tahu kalau BPJS mau datang ke desa, saya senang sekali. Ayam-ayam (ternak) saya titipkan dulu sama tetangga," kata Kek Ato sambil tertawa.

Kek Ato memiliki penyakit asam urat dan darah tinggi yang sering kambuh di usia senjanya setiap bulan. Ia menyebut, setiap berobat perlu merogoh kocek Rp 100 ribuan untuk membeli obat-obatan. Tak jarang, ia pun harus meminjam uang kepada tetangga apabila uangnya tak cukup untuk berobat.

"Tiap bulan sering kumat, sudah tua. Kalau berobat keluar uang lagi, kalau enggak ada uang pegangan terpaksa pinjam tetangga dan diantar mereka. Semoga kalau udah ada BPJS bisa lebih tenang kalau berobat," tuturnya.

Sementara itu, Nasimah (30) juga turut memanfaatkan layanan BPJS Keliling untuk melakukan pindah faskes dan mendaftarkan Dedi, anak bungsunya masuk kepesertaan JKN hari itu. Ibu anak tiga ini sudah merasakan layanan sebagai peserta JKN saat dirinya melahirkan anak ketiganya.

"Barusan tadi ngurus BPJS anak sama pindah faskes. Tadi cepat ngurusnya cuma bawa KTP dan selesai hari ini juga. Makin mudah ada BPJS Keliling ini tidak usah ke kantornya tapi di desa kita didatangi," ujar Nasimah.

BPJS Keliling bak oase bagi masyarakat di wilayah 3T untuk mendapatkan layanan kesehatan tanpa harus menempuh perjalanan jauh. Masyarakat dapat melakukan pendaftaran kepesertaan, mengecek kepesertaan JKN, pindah faskes, ataupun membayar iuran tanpa harus keluar dari desa.

"BPJS Keliling ini salah satu program kita untuk menjangkau seluruh masyarakat yang berada di desa pedalaman ataupun desa tertinggal. Program ini ditujukan untuk masyarakat karena dilihat lokasi dan jarak tempuh dari desa ke kantor BPJS Kesehatan sangat jauh, apalagi angkutan umum itu cuma sebatas becak dan juga jarang di sini. Jadi memang harus ditempuh paling tidak sepeda motor, itupun bagi yang memiliki," ungkap Kabag Mutu Layanan Peserta BPJS Kesehatan Kantor Cabang Gunungsitoli Ristiana Dewi Harahap kepada detikSumut.

Baca selengkapnya di halaman berikut...

Ristiana menyebutkan bahwa pihaknya menjadwalkan 20 kali kunjungan dengan berkeliling ke desa-desa di Kepulauan Nias. Kegiatan ini biasanya dilakukan mulai pukul 09.00-12.00 WIB di tiap desa.

"Untuk kunjungan biasanya kita infokan dahulu kepada pihak desa apakah mereka bersedia. Biasanya pihak desa sangat terbuka untuk kegiatan ini dan mereka juga mendukung untuk fasilitas tempat dan juga jaringan internet jika mereka punya," tuturnya.

Berdasarkan data dari BPJS Kesehatan Kantor Gunungsitoli, BPJS Keliling memperoleh 1.064 transaksi pada periode Januari-Juni 2024. Lebih rinci, data pengaduan sebanyak 961 transaksi, mutasi data sebanyak 81 transaksi, dan data pendaftaran peserta sebanyak 17 transaksi.

Ristiana menyebutkan bahwa banyak warga desa yang mendatangi BPJS Keliling untuk mengecek status kepesertaan dan sistematika alur pengobatan apabila sudah terdaftar sebagai peserta JKN aktif.

"Pertama kami tanya kebutuhan, rata-rata mereka ingin melihat status kepesertaannya aktif atau tidak aktif. Dan kemudian kedua, mereka ingin melihat apakah sudah terdaftar atau belum. Banyak masyarakat yang sudah terdaftar bisa jadi belum terinformasi, banyak juga yang sudah diusulkan dari SIKS-NG tapi enggak tahu kartunya dimana. Kemudian banyak mereka bertanya alur untuk berobat itu seperti apa," lanjutnya.

Berkeliling dari desa ke desa, Ristiana bercerita banyak tantangan yang ia dan tim alami saat melakukan pelayanan BPJS Keliling. Di antaranya keterbatasan pemahaman bahasa dan ketergantungan terhadap jaringan internet yang harus diwanti, terutama di desa yang masih sulit terhadap jaringan.

"Kendala BPJS Keliling ini ada dua yaitu kearifan lokal seperti bahasa. Kadang kalau kita mau sosialisasi, kita tanya dulu berapa persen yang bisa bahasa daerah dengan Bahasa Indonesia. kalau kita mau ngomong Bahasa Indonesia tapi mereka tidak mengerti kan enggak mudah tersampaikan nanti. Makanya kita juga punya tim dari kantor yang paham bahasa lokal dan juga pihak desa biasanya akan membantu," kata Ristiana.

"Tantangan lainnya ada juga terkendala jaringan apabila mati lampu, tidak semua desa punya genset. kalau mati lampu, selesai lah (tidak berlanjut). Biasanya kami tunggu. Cuma kalau lihat masyarakat yang ramai harus kita selesaikan karena mereka juga butuh harapan," sambungnya.

Baca selengkapnya di halaman berikut...

Kepesertaan JKN di Kepulauan Nias Naik

Kepala BPJS Cabang Gunungsitoli Nancy Agitha mengungkapkan bahwa persentase kepesertaan JKN di Kepulauan Nias pada tahun 2023 meningkat menjadi 92,95% dengan rincian 838.018 penduduk yang terdaftar JKN dari total 901.596 penduduk.

"Angka ini meningkat apabila dibandingkan pada tahun 2022 dengan persentase kepesertaan JKN sebesar 91,25%, dengan rincian 821.373 penduduk yang sudah terdaftar JKN dari total keseluruhan 900.179 penduduk," ungkap Nancy.

Sementara itu, hingga 1 Juli 2024, rata-rata kabupaten/kota di Gunungsitoli sudah berstatus Universal Health Coverage (UHC) yang ditargetkan pada tahun 2024 ini sebesar 98%.

"Saat ini, empat kabupaten di Kepulauan Nias sudah berstatus UHC, yakni ada persentase UHC di Kabupaten Nias dengan 95,89%, Kabupaten Nias Barat sebesar 99,07%, Kabupaten Nias Utara dengan persentase 100%, dan ada Kota Gunungsitoli dengan persentase 99,58%. Sementara itu, Kabupaten Nias Selatan belum masuk kategori UHC dengan persentase hanya 84,15%," ujarnya.

Dalam percepatan kepesertaan JKN di Kepulauan Nias, program BPJS Keliling di Kepulauan Nias juga turut mengikutsertakan pihak aparat desa untuk berkolaborasi. Kepala Desa Maliwa'a Sadarman Zega menyebutkan bahwa pihak desa mendukung penuh dengan mendorong warga mendaftarkan diri.

"Kami merasa bangga, berbahagia, dan menyambut baik kegiatan BPJS Keliling. Kontribusi kita di Desa Maliwa'a tentang BPJS Keliling ini, kami sosialisasikan dan ajak warga untuk mendaftarkan diri. Memang masih banyak warga yang belum paham dan di sinilah tugas kami untuk mensosialisasikan agar jumlah kepesertaan JKN dapat terus meningkat," pungkas Sadarman.



Simak Video "Video: Soal Narasi BPJS Kesehatan Bangkrut dan Gagal Bayar di 2025"
[Gambas:Video 20detik]


Hide Ads