Idul Adha merupakan hari raya umat Islam yang diperingati setiap tanggal 10 Zulhijah. Terdapat tiga hari penting yang dikenal sebagai hari Tasyrik setelah Idul Adha. Pada hari Tasyrik, terdapat beberapa larangan serta amalan yang harus diketahui oleh umat Muslim
Apakah detikers sudah mengetahui apa saja larangan serta amalannya? Jika belum, yuk simak penjelasannya berikut ini!
Larangan di Hari Tasyrik
Dilansir dari laman MUI, pada hari Tasyrik, setiap muslim diperkenankan untuk melakukan berbagai ibadah, kecuali berpuasa. Larangan berpuasa pada hari Tasyrik disebabkan karena pada waktu tersebut sangat dianjurkan untuk menikmati berbagai hidangan dan makanan dari daging kurban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam sebuah hadits, Rasulullah pernah menyampaikan tentang larangan ini sebagai berikut:
عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ قَالَا لَمْ يُرَخَّصْ فِي أَيَّامِ التَّشْرِيقِ أَنْ يُصَمْنَ إِلَّا لِمَنْ لَمْ يَجِدْ الْهَدْيَ
Artinya: "Dari Ibnu 'Umar ra, Keduanya menyatakan: "Puasa tidak diperbolehkan pada hari Tasyrik kecuali bagi mereka yang tidak mampu mendapatkan hewan kurban saat menunaikan ibadah haji." (HR. Bukhari, no. 1859)
Pada kesempatan lain, hari Tasyrik dikenal juga sebagai hari untuk makan dan minum. Rasulullah bersabda:
عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ يَوْمَ عَرَفَةَ وَيَوْمَ النَّحْرِ وَأَيَّامَ التَّشْرِيقِ عِيدُنَا أَهْلَ الْإِسْلَامِ وَهِيَ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ
Dari Uqbah bin Amir, Rasulullah SAW bersabda: "Hari Arafah, Idul Adha, dan hari-hari Tasyrik adalah hari-hari raya kita sebagai umat Islam, yang juga merupakan hari untuk makan dan minum." (HR. An-Nasa'i, no. 2954).
Amalan di Hari Tasyrik
Terdapat banyak amalan yang dapat dikerjakan oleh umat Muslim di hari Tasyrik. Dikutip dari laman NU Online, berikut adalah amalan-amalannya.
1. Memperbanyak Takbir
Imam Bukhari meriwayatkan sebuah hadits tentang amalan-amalan pada Hari Tasyrik. Ia mengutip pendapat Ibnu Abbas ra. mengenai perintah untuk berzikir pada hari-hari tertentu yang diidentifikasi sebagai Hari Tasyrik, sebagaimana disebutkan dalam Surat Al-Baqarah ayat 203.
وقال ابنُ عَبَّاسٍ وَاذْكُرُواْ اللَّهَ فِي أَيَّامٍ مَّعْدُودَاتٍ أَيَّامُ العَشْرِ والأَيَّامُ المَعْدُوْدَاتُ أَيَّامُ التَّشْرِيْقِ وكَانَ ابنُ عُمَرُ وأَبُو هُرَيْرَةَ كَانَا يَخْرُجَانِ إِلَى السُّوقِ فِي أيَّامِ العَشْرِ يُكبِّرَانِ، ويُكَبِّرُ النَّاسُ بِتَكْبِيْرِهِمَا وكَبَّرَ مُحَمَّدٌ بْنُ عَلِيٍّ خَلْفَ النَافِلَةِ
Artinya: Ibnu Abbas RA berkata, "Dan berzikirlah (sebutlah nama Allah) pada hari-hari yang terbatas (ma'ududat), yaitu hari-hari sepuluh (hari Tasyrik)." Sahabat Ibnu Umar dan Abu Hurairah RA. biasa keluar ke pasar pada hari-hari sepuluh sambil bertakbir, dan orang-orang pun mengikuti dengan takbir mereka. Muhammad bin Ali juga bertakbir setelah menunaikan salat sunah (HR Bukhari).
Imam Bukhari meriwayatkan bahwa sahabat Ibnu Umar dan Abu Hurairah melakukan takbir pada hari Tasyrik. Selain itu, ia juga mengutip riwayat dari Muhammad bin Ali yang melakukan takbir setelah melaksanakan salat sunah.
Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani juga mengemukakan pandangan serupa, sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari mengenai anjuran takbir setelah salat. Dalam konteks yang berbeda, Imam Abu Hanifah menekankan pandangan beliau mengenai pembacaan takbir setelah salat pada hari Tasyrik.
وكان أبو حنيفة يذهب بالتشريق في هذا إلى التكبير في دبر الصلاة
Artinya: "Abu Hanifah berpendapat bahwa dalam hal ini, pelaksanaan Tasyrik termasuk melakukan takbir setelah menyelesaikan salat."
Ibnu Bathal juga mensyarahkan Shahih Bukhari, merujuk pada pendapat Mahlab. Ia mengatakan bahwa amalan terpenting pada Hari Tasyrik adalah mengucapkan takbir sesuai dengan lafal yang dianjurkan. Lebih lanjut, menurutnya, zikir takbir pada Hari Tasyrik dianggap lebih utama daripada melaksanakan salat sunah.
وقال المهلب العمل فى أيام التشريق هو التكبير المسنون، وهو أفضل من صلاة النافلة
Artinya: "Menurut Al-Muhallib, amal yang disunahkan pada hari Tasyrik adalah melakukan takbir. Takbir tersebut lebih diutamakan daripada melaksanakan salat sunah."
2. Perbanyak Zikir
Pada akhir pembahasan amal pada Hari Tasyrik, Ibnu Hajar Al-Asqalani mengutip riwayat hadits yang menyarankan umat Islam untuk melakukan tahlil, tahmid, dan takbir.
وقد وقع في رواية بن عمر من الزيادة في آخره فَأَكْثِرُوْا فِيْهِنَّ مِنَ التَّهْلِيْلِ وَالتَّحْمِيْدِ وَالتَّكْبِيْرِ
Artinya: "Dalam riwayat Ibnu Umar, disebutkan pada tambahan kalimat di akhir, "Disarankan untuk meningkatkan tahlil, tahmid, dan takbir pada Hari Tasyrik." (Al-Asqalani, 2004 M/1424 H: II/529).
3. Jenis Amal Ibadah
Al-Asqalani mengutip pendapat Ibnu Abi Jamrah bahwa dalam Islam tidak ada penentuan amal atau zikir khusus pada Hari Tasyrik. Baginya, setiap amal yang dilakukan pada Hari Tasyrik tetap lebih utama daripada melakukan amal yang sama di luar Hari Tasyrik.
وقال بن أبي جمرة الحديث دال على أن العمل في أيام التشريق أفضل من العمل في غيره
Artinya: "Menurut Ibnu Abi Jamrah, 'Hadits ini menunjukkan bahwa amal yang dilakukan pada Hari Tasyrik memiliki keutamaan yang lebih dibandingkan dengan amal yang sama dilakukan di luar Hari Tasyrik.'" (Al-Asqalani, 2004 M/1424 H: II/527).
Hari Tasyrik adalah waktu yang sangat penting untuk beribadah, sehingga pahala dari setiap amal ibadah yang dilakukan pada waktu-waktu istimewa seperti itu juga menjadi istimewa.
Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari menegaskan bahwa Allah memuliakan waktu-waktu khusus, sebagaimana Dia memuliakan tempat-tempat khusus.
وأن الغاية القصوى فيه بذل النفس لله وفيه تفضيل بعض الأزمنة على بعض كالأمكنة
Artinya: "Penghambaan diri sepenuhnya kepada Allah adalah tujuan utama dari hadits ini, yang juga menegaskan pentingnya memberi keutamaan pada waktu-waktu tertentu dalam ibadah, sebagaimana tempat-tempat istimewa juga diberikan keistimewaan." (Al-Asqalani, 2004 M/1424 H: II/528).
Demikianlah penjelasan mengenai beberapa larangan serta amalan di hari Tasyrik. Semoga bermanfaat bagi detikers, ya!
Artikel ini ditulis Siti Alya Zikriena Poetri, peserta magang bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(nkm/nkm)