.webp)
Staycation atau menginap di hotel belakangan kian tren oleh masyarakat perkotaan. Ada beragam fasilitas yang biasa digemari saat menginap di hotel seperti kolam renang, gym centre, hingga spa.
Nah, tak hanya hotel modern saja, namun di Kota Medan memiliki beberapa hotel tua yang masih tetap eksis namun beberapa tumbang di tengah gempuran hotel mewah berbintang lima.
Berikut deretan hotel tua di Kota Medan, di antaranya:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hotel Madani
Hotel Madani menjadi hotel pertama yang mengusung standar syariah di Kota Medan. Hotel ini mulai dibangun pada tahun 2003 dan akhirnya beroperasi pada tahun 2009 yang diresmikan oleh Wakil Presiden Yusuf Kalla, saat itu.
Hotel Madani terletak di Jalan Sisingamangaraja Medan, tepatnya di seberang Yuki Simpang Raya. Arsitektur hotel ini memberikan kesan tempo dulu dengan gaya Islami. Hal ini dapat dilihat dari pilar-pilar yang berbentuk kubah masjid. Hotel ini memiliki 7 lantai dengan total 174 kamar.
Awalnya, hotel ini bernama Gelora International Hotel namun karena hotel ini ingin mengedepankan nilai islami maka diganti menjadi Hotel Madani.
Walaupun terkesan jadul, Hotel Madani Medan juga tampaknya masih menjadi pilihan masyarakat untuk staycation. Ada beberapa tipe kamar hotel ini mulai dari Superior dan Deluxe dengan harga mulai Rp 300 ribuan.
Hotel Grand Inna Medan
Hotel Grand Inna Medan berada di Jalan Balai Kota, tepatnya di seberang Kantor Pos Medan dan di sebelah Gedung Bank Indonesia. Nuansa tempo dulu begitu terasa saat memasuki lobi hotel. Desain interior maupun lampu hias gantung dapat membuat detikers merasakan nuansa era kolonial Belanda.
Hotel Grand Inna Medan dibangun pada tahun 1898, hotel ini dulunya penggabungan dua unit hotel yaitu Hotel Wisma Deli dan Hotel Dharma Bakti. Hotel ini dibangun oelh pengusaha bernama Aeint Herman de Boer. Hotel ini beberapa kali mengalami pergantian nama, awalnya hotel ini bernama NV.Hotel Mijn de Boer namun lebih dikenal dengan nama Hotel De Boer.
Hotel De Boer pada zaman kolonial pernah dihuni oleh tamu-tamu kehormatan pemerintah Belanda dan artis-artis Barat yang terkenal, di antaranya Raja Léopold II dari Belgia dan mata-mata yang terkenal yaitu Mata Hari.
Bangunan Hotel yang merupakan warisan Belanda ini sama sekali tidak ada perubahan dalam bentuk arsitektur bangunan namun hanya pengecatan dan penggantian keramik lantai yang mulai rusak, akan tetapi kesan bangunan tempo dulu masih dipertahankan dengan baik.
Pardede International Hotel
Pardede International Hotel dibangun pada tahun 1971 oleh TD Pardede di Medan. Hotel berbintang tiga ini terletak di Jalan Ir H Juanda No 14 Medan.
Hotel ini memiliki 117 kamar yang tersedia untuk tamu. Walaupun bangunan lama, namun hotel ini cukup terawat dengan memberikan kesan modern.
Pardede International Hotel juga terletak cukup strategis yang berdekatan dengan pusat wisata seperti Istana Maimun, Pajak Ikan Medan, Masjid Raya Medan maupun Thamrin Plaza.
Garuda Plaza Hotel
Garuda Plaza Hotel yang dibangun tahun 1958 ini dulunya begitu terkenal di Kota Medan, terlebih di kalangan pebisnis. Hotel ini terletak di Jalan Sisingamangaraja No. 18 Medan.
Hotel ini dulu bernama Losmen Garuda yang didirikan oleh Muhammad Arbie. Dalam kurun beberapa tahun, losmen ini terus berkembang dengan menambah jumlah kamar hingga akhirnya masuk sebagai hotel bintang tiga.Hotel ini tak pernah sepi acara, khususnya tiap akhir pekan.
Namun, Garuda Plaza Hotel gulung tikar pada tahun pada pandemi COVID-19 lalu. Kini, sudah tidak ada lagi aktivitas di hotel tersebut. Masih dalam satu grup, Garuda Citra Hotel juga ikut tumbang tahun ini. Sebuah papan melintang berinfokan bahwa Hotel Garuda Citra Hotel per 1 April 2023 resmi berhenti beroperasi.
Berdasarkan pantauan, atap teras hotel sudah mulai jebol dan tak terawat. Namun, di samping hotel ini tampak ada dua kantor yang masih menggunakan bagian dari bangunan hotel tersebut.
(afb/afb)
