Penjelasan PT ANJA soal Karyawan Bentrok hingga 12 Orang Luka

Penjelasan PT ANJA soal Karyawan Bentrok hingga 12 Orang Luka

Finta Rahyuni - detikSumut
Rabu, 22 Mei 2024 14:58 WIB
Karyawan perusahaan yang bentrok saat dimediasi oleh pihak kepolisian. (Foto: Dok. Polres Palas)
Foto: dok Polres Palas
Padang Lawas -

Ratusan karyawan PT Austindo Nusantara Jaya Agri (ANJA) bentrok dengan PT Sumatera Sylva Lestari (SSL) di Kabupaten Padang Lawas (Palas), Sumatera Utara (Sumut), hingga menyebabkan 12 orang luka-luka. PT ANJA mengklaim jika PT SSL melanggar hasil mediasi yang telah disepakati.

Government Relation dan External Affairs Manager PT Austindo Nusantara Jaya Tbk, Nurwachid Jaenudin menjelaskan bahwa PT ANJA merupakan anak perusahaan mereka. Dia mengatakan hasil mediasi yang sebelumnya dilakukan bersama pihak pemerintah dilanggar oleh PT SSL.

"Kesepakatan mediasi tersebut dilanggar oleh SSL dengan kembali memasuki areal perkebunan kelapa sawit ANJA," kata Nurwachid dalam keterangannya, Rabu (22/5/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nurwachid turut menjelaskan kronologi konflik itu. Dia mengatakan PT SSL masuk secara paksa ke areal yang dikelola PT ANJA pada Kamis (9/5). Saat itu, kata Nurwachid, SSL merusak sekitar 23 hektare lahan sawit PT ANJA.

"SSL masuk secara paksa pertama kali pada Kamis, 9 Mei 2024 dan merusak sekitar 23 hektare dan menumbangkan lebih dari 2.600 pokok sawit dengan menggunakan alat berat di sebagian area perkebunan sawit yang dikelola ANJA," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Lalu, pada 13 Mei 2024, Pj Bupati Palas Edy Junaedi Harahap mempertemukan kedua belah pihak untuk dimediasi. Mediasi itu juga turut dihadiri oleh perwakilan Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) Wilayah I Sumut dan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Sumut.

Kemudian, mediasi kembali dilakukan pada 17 Mei 2024 di Kementrian Investasi/BPKM. Mediasi itu dihadiri oleh kedua belah pihak, Pj Bupati Palas dan dihadiri secara daring oleh perwakilan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Sumut, perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Polres Padang Lawas.

"Dalam pertemuan mediasi kedua, pemerintah meminta kedua belah pihak untuk saling menahan diri, dan menghindari konflik fisik, hingga ada keputusan lebih lanjut tentang isu lahan tersebut," sebutnya.

Namun, kata Nurwachid, kesepakatan itu dilanggar oleh PT SSL. Pada Minggu (19/5), SSL masuk ke areal kebun sawit PT ANJA hingga mengakibatkan terjadinya bentrok.

"Kesepakatan mediasi tersebut dilanggar oleh SSL dengan kembali memasuki areal perkebunan kelapa sawit ANJA secara paksa pada Minggu, 19 Mei 2024. SSL merusak sekitar 43 hektare dan menumbangkan 5.800 pokok sawit dengan menggunakan alat berat yang mengakibatkan bentrok antara pihak ANJA dan SSL," pungkasnya.

Baca selengkapnya di halaman berikut...

Sebelumnya diberitakan, ratusan karyawan PT ANJA dan PT SSL bentrok. Ada sekitar 12 orang yang luka-luka dalam kejadian itu.

Dalam video yang beredar terlihat ada sejumlah orang yang berada di areal perkebunan sawit. Mereka tampak memegang kayu di tangannya masing-masing. Ada juga yang membawa senjata tajam.

Selain itu, orang-orang tersebut terlihat melempari batu ke arah sejumlah orang. Terlihat ada juga alat berat yang sengaja dibakar. Terdengar suara keributan di lokasi.

"Ratusan massa dari PT ANJ dan PT SSL bentrok, Minggu (19/5) sekira pukul 11.45 WIB," demikian narasi unggahan itu.

Kapolres Palas AKBP Diari Astetika membenarkan informasi kejadian itu. Dia menyebut peristiwa itu tejadi di Desa Tobing Jae, Kecamatan Huristak, Minggu sekira pukul 10.00 WIB.

"Bentroknya sekitar jam 10.00 WIB-an itu. Kalau lokasinya itu di Desa Tobing Jae, Huristak," kata Diari saat dikonfirmasi detikSumut, Senin (20/5).

Diari mengatakan ada ratusan orang yang terlibat bentrok itu. Saat bentrok tersebut, para pekerja kedua perusahaan itu membawa sejumlah kayu dan senjata tajam.

Dalam peristiwa itu, kata Diari, ada sekitar 12 orang yang mengalami luka-luka. Selain itu, ada juga tiga alat berat milik PT SSL yang dibakar.

"Masing-masing ratusan, 400 lawan 300. Alat berat tiga terbakar. Korban jiwa enggak ada, luka ada, luka-luka kurang lebih 12-13 orang dari kedua belah pihak ada yang terkena kayu atau sajam," sebutnya.

Perwira menengah Polri itu menyebut pihaknya langsung menuju lokasi untuk meredam bentrok tersebut. Namun, banyaknya massa membuat pihak kepolisian cukup kesulitan untuk mengatasinya.

Baca selengkapnya di halaman berikut...

Bahkan, kata Diari, dirinya juga sempat turun langsung ke lokasi untuk melerai bentrok itu. Setelah beberapa jam, kedua massa membubarkan diri.

"Ada wakapolres, anggota saya menghalau, ya enggak mampu lawan 400 orang. Kita juga enggak mau mengambil upaya tegas, nanti malah ada korban jiwa. Akhirnya saya datang meredam, kemarin turun ke lokasi, jam 15.00 WIB," kata Diari.

Diari mengatakan bentrok itu dipicu karena permasalahan lahan. Pihaknya bersama pemerintah setempat sudah beberapa kali mencoba memediasi kasus tersebut.

Menurutnya, saat ini, permalasahan saling klaim lahan antara PT SSL dan PT ANJA itu tengah berproses di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Namun, sebelum solusi permasalahan itu dikeluarkan oleh KLHK, pihak PT SSL beroperasi di lahan tersebut hingga memicu amarah dari PT ANJA.

"Sudah berjalan dari tanggal 9 Mei, ini kan SSL mau mengerjakan rencana kerja tahunan mereka di lahan areal konsesi SSL. Itu mereka ada izinnya dari 2021. Rupanya di lokasi tersebut sudah terdapat kebun sawit milik PT ANJA. Terus dari PT ANJA melakukan keberatan, menyiapkan juga karyawan. PT ANJA menyatakan mereka sudah mengajukan keberlanjutan kebun sawit dalam areal hutan ke KLHK," ujarnya.

"Jadi, karena ada keberatan tersebut, kami panggil lah ke polres. Kami rapatkan di polres, dimediasi. Sebelumnya ada juga rapat zoom meeting yang dipimpin oleh Pj Bupati untuk menengahi ini. Itulah jadi lanjut lagi mereka (SSL) hari Minggu, buka jalan lagi, ada perlawanan dari karyawan PT ANJA, itulah bentrok," pungkasnya.

Halaman 2 dari 3


Simak Video "Misteri Candi Si Djoreng Belangah di Palas"
[Gambas:Video 20detik]
(afb/afb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads