Mengenal Andaliman, Biji Pedas dari Tanah Batak

Sumut In-History

Mengenal Andaliman, Biji Pedas dari Tanah Batak

Nizar Aldi - detikSumut
Minggu, 28 Apr 2024 17:30 WIB
Biji andaliman (Dok. Indonesia.go.id)
Biji andaliman (Dok. Indonesia.go.id)
Medan -

Andaliman merupakan rempah khas tanah Batak di Sumatera Utara dengan nama latin Zanthoxylum acanthopodium DC. Andilam berbentuk biji-bijian mirip dengan buah lada atau merica.

Sehingga andaliman kerap disebut sebagai merica Batak. Andaliman memiliki rasa seperti jeruk lemon dengan sensasi pedas hingga getir di lidah.

"Cita rasa andaliman seperti jeruk lemon segar namun meninggalkan sensasi khas yang kuat dan pedas. Ada rasa getir, kelu, dan akan memberikan efek mati rasa atau kebas pada indera pengecap lidah. Rasa kelu di lidah itu disebabkan adanya kandungan hydroxy-alpha-sanshool di dalam rempah yang dikenal juga sebagai sichuan pepper atau Indonesian lemon pepper oleh bangsa Eropa," demikian tertulis di website Indonesia.go.id yang dikutip, Minggu (28/4/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Andaliman biasanya dihaluskan untuk dijadikan bumbu agar menyatu dengan rampah lainnya. Andaliman digunakan sebagai salah satu bumbu untuk masakan khas Batak seperti ikan arsik, dekke na niura, mi gomak, saksang, serta beragam jenis sambal.

Di Sumut, andaliman banyak tumbuh secara liar di hutan penuh semak wilayah Kabupaten Toba Samosir, Tapanuli Utara, dan Dairi. Pohon andaliman dengan batang ditumbuhi duri ini dapat tumbuh subur pada suhu 15 hingga 18 derajat Celcius di ketinggian antara 1.200-1.500 meter di atas permukaan laut dan pohonnya bisa tumbuh hingga ketinggian 5 meter.

ADVERTISEMENT

Secara morfologi, daun andaliman tersebar, bertangkai, majemuk menyirip beranak daun gasal, serta mengandung kelenjar minyak. Daun yang muda berwarna hijau di bagian atas dan agak kemerahan di bagian bawah.

Tanaman andaliman dapat dipanen ketika berumur 1,5 tahun. Jika tanaman tumbuh dengan baik dan bunga tidak terganggu oleh kondisi cuaca, maka pada satu batang dapat menghasilkan 5 kilogram hingga 7 kilogram dan bisa berbuah hingga umur 10-15 tahun.

Andaliman masih sulit untuk dibudidayakan dan tumbuh dengan liar di berbagai lokasi di Sumut. Andaliman merupakan tanaman liar sehingga tidak memerlukan perawatan ekstra dan pemberian pupuk kimia maupun organik justru menjadikan umur tanaman lebih singkat, sehingga sebaiknya dibiarkan tumbuh alami.

Menurut Rienoviar, peneliti dari Balai Besar Industri Agro Kementerian Perindustrian di Bogor, Jawa Barat, andaliman mengandung zat antioksidan berupa alkaloid, glikosidia, tannin, fenol, flavoid yang berpotensi sebagai pengawet alami dan mampu menggantikan fungsi pengawet buatan yang lebih berbahaya bagi tubuh. Selain itu, serbuk buah andaliman juga berfungsi sebagai antimikroba yang mampu menghambat perkembangan bakteri Eschericia coli, Salmonella typhimurium, Bacillus cereus, Staphylococcus aureus dan Pseudomonas fluorescens.

Rempah ini juga dapat diolah menjadi minyak atsiri yang mengandung senyawa terpen bersifat antioksidan, seperti geraniol, linalool dan limonen. Dalam sektor pertanian dan perkebunan, buah andaliman juga dapat digunakan untuk insektisida dan menghambat pertumbuhan hama bubuk jagung dari serangga dan buahnya juga berfungsi sebagai vitamin C dan E alami untuk menjaga daya tahan tubuh.

Selain itu, andaliman juga mampu menghilangkan bau amis pada ikan mentah sekalipun. Andaliman bukan hanya bumbu masakan, tapi juga kekayaan alam dan aset tanah Batak di Sumut.




(dhm/dhm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads